Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dari Brussels, Belgia, Dol-kun Isa hanya bisa terenyuh mengetahui nasib keluarganya di Xinjiang yang diterungku pemerintah Cina. Sejak dua tahun lalu, pria yang memimpin komunitas Uighur di pengasingan ini tidak mendengar lagi kabar keberadaan ayahnya, Isa Memet, dan dua saudara lelakinya. Ibunya, Ayhan Memet, meninggal di salah satu kamp reedukasi untuk warga Uighur pada 17 Mei 2018 setelah setahun ditahan. “Saya baru mendapat kabar sebulan sesudah kematiannya,” kata Dolkun.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo