AMERIKA Serikat mulai melancarkan kampanye untuk menempatkan
peluru kendali (rudal) di Eropa Barat, walaupun Uni Soviet sudah
berjanji akan mengurangi kekuatan militernya di Eropa Timur.
Antara lain sejumlah 20.000 orang tentara dan 1000 buah tank
akan ditariknya dari Jerman Timur selama 12 bulan mendatang.
Dalam suatu pertemuan di Washington dengan 500 tokoh masyarakat
dari 15 negara anggota NATO (Pakta Perjanjian Atlantik Utara),
Zbigniew Brzezinski, penasehat Presiden Carter urusan Keamanan
Nasional pekan lalu mendesak supaya rudal ditempatkan di Eropa
Barat. Menurut Brzezinski, bila sekutu Barat menolaknya, itu
berarti membiarkan Soviet melakukan intimidasi politik.
Pemerintah Carter tampaknya membujuk negara NATO agar tidak
cepat percaya dengan janji Soviet. Pemimpin Soviet, Leonid
Brezhnev, terlebih dulu menyatakan bersedia mengurangi jumlah
rudal jarak menengah yang ada di Pakta Warsawa, "bila negara
NATO tidak menempatkan senjata nuklir baru." Sebagian anggota
NATO rupanya terpengaruh oleh pernyataan pemimpin Soviet itu.
Keinginan AS untuk menempatkan senjata nuklirnya bersama NATO di
kawasan itU memang cukup beralasan. Sampai sekarang Soviet
memiliki 400 ribu tentara dan 10.500 tank yang ditempatkan di
negara-negara Pakta Warsawa. Bahkan, menurut sunber NATO,
Soviet memiliki lebih dari 100 buah rudal nuklir di kawasan
Eropa Timur. edang di kalangan NATO baru Inggeris dan Perancis
yang sudah memiliki senjata nuklir.
"Pengekangan diri terhadap kekuatan nuklir yang ditampilkan
sekutu NATO sclama 2 dekade ini ternyata tidak ditanggapi Soviet
sebagai mana layaknya," kata Wakil Presiden AS Walter Mondale
dalam pertemuan diWashinton tadi. Pemerintah Carter rupanya
sudah belajar dari kegagalan masa lalu ketika AS berusaha
mendesak sekutunya di Eropa Barat untuk menempatkan bom neutron.
Pendapat umum di AS maupun di Eropa waktu itu tak bisa menerima
hal tersebut.
Tapi kali ini mungkin berbeda. Suatu persetujuan awal tentang
penempatan senjata nuklir (mencapai 572 buah) telah dicapai AS
dan sekutunya di Eropa Barat. Termasuk dalam rencana itu
Pershing II, rudal balistik jarak sedang yang akan dimulai tahun
1983. Senjata ini mempunyai kemampuan jarak tembak sejauh 3200
km. Sidang para Menlu NATO Desember mendatang diduga akan
menetapkannya secara resmi.
Rencana,itu tentu saja mengundang reaksi Moskow. "AS dan Eropa
Barat telah melakukan permainan yang berbahaya," kata Brezhnev
dan Erich Honecker, Presiden Jerman Timur dalam suatu komunike
bersama pekan lalu. Diperingatkannya tentang kemllngkinan
terjadinya perlombaan persenjataan, yang pada akhirnya akan
menimbulkan tindakan balasan dari Pakta Warsawa. "Belum terlalu
terlambat untuk menghentikan penyebab bahaya itu," kata komunike
itu.
Perkembangan baru ini justru waktu SALT II masih menantikan
ratifikasi Senat AS. Semangat detente akan disangsikan lagi
rupanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini