Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kbl retak di dalam

Pihak oposisi corazon aquino-laurel semakin kuat. kubu marcos, kbl, berantakan. dua gubernur & seorang pejabat tinggi deplu menyatakan dukungan mereka kepada corazon dalam pemilu nanti.

11 Januari 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

RAMALAN tentang perpecahan kandidat oposisi Corazon Aquino Salvador Laurel tidak kunjung menjadi kenyataan. Tapi, justru kubu Marcos yang mulai berantakan. Sejak akhir 1985, berturut-turut meninggalkan partai pemerintah KBL (Gerakan Masyarakat Baru), Gubernur Provinsi Laguna Felicimo T. San Luis dan Gubernur Provinsi Bukidnon Carlos O. Fortich. Mereka terang-terangan menyeberang ke pihak oposisi. Tapi pembelotan paling bersejarah terjadi Ahad lalu. Letecia Shahani, seorang pejabat tinggi Deplu, sengaja mengundurkan diri dari jabatannya, sesuai dengan "ajaran agama dan tradisi dunia diplomatik." Tanpa ragu-ragu, Shahani, yang kemanakan Marcos itu, menyatakan dukungannya pada Corazon Aquino. Surat peringatan Menlu Pacifico Castro tidak diindahkannya satu keberanian yang tidak mungkin ditemukan di masa jaya-jayanya Marcos. Apa yang dicari Shahani, Fortich, dan San Luis? "Saya tidak mungkin mengabaikan keinginan rakyat yang menghendaki perubahan," ujar Fortich. Disesalkannya bagaimana "masyarakat dan pemerintahan Marcos sudah semakin jauh terpisah." Melihat gejala "pemberontakan" ini, ada pengamat yang sampai pada kesimpulan bahwa sesudah melewati masa 20 tahun pemerintahan Marcos, bangsa Filipina akhirnya bisa memastikan bahwa saatnya sudah tiba untuk suatu perubahan. Apalagi penyeberangan Fortich dan Shahani kemudian banyak ditiru orang. Lalu, apakah partai pemerintah KBL akan ditinggalkan beramai-ramai oleh ribuan anggotanya? Belum bisa dipastikan, apalagi kalau diingat bahwa mekanisme pemilu tetap dikuasai Marcos. Tapi, dalam satu kesempatan di Pulau Cebu, seorang pengamat telah melontarkan komentar kocak. "Para politisi meloncat dengan cepatnya dari satu kubu ke kubu lain. Mereka tak ubahnya jago-jago akrobat di dalam sirkus." Tidak heran jika pemilu kilat Februari depan diramalkan akan berlangsung dalam suasana riuh rendah. Tidak saja karena akan terjadi duel seru antara politisi profesional Marcos dan kandidat amatir Aquino, tapi juga karena berbagai spekulasi dan intrik yang semakin tak terkendali. karena intrik, misalnya, kubu Marcos diam-diam percaya bahwa pihak AS membantu kelompok Aquino. Tapi keluar, Marcos justru menuduh oposisi bekerja sama dengan NPA (Tentara Rakyat Baru) sayap militer dari Partai Komunis Filipina. Dan kerja sama itu, menurut Marcos, dijalin dengan senjata api, ancaman, dan pembunuhan. Lebih jauh, sang presiden menuduh Aquino "terlalu lemah" untuk bisa mengatasi tipu muslihat orang-orang Komunis dan kesulitan ekonomi. Dia khawatir janda Almarhum Benigno Aquino itu kelak tidak bisa mencegah kudeta yang sewaktu-waktu bisa dilancarkan pihak Komunis. "Pertarungan sekarang ini justru terjadi antara Demokrasi dan Komunisme," tutur Marcos dalam satu rapat di kawasan Rizal, pinggiran Manila. Menghadapi ketajaman lidah Marcos, Aquino rupanya tidak kehabisan akal. "Saya muak dan letih mendengar adanya 50 penasihat saya yang merah dan merah jambu. Saya mau tahu siapa mereka itu .... Jadi, Tuan Marcos, silakan beberkan nama-nama mereka atau kalau tidak tutup mulut Anda!" Tantangan ini dilontarkan kandidat amatir itu dalam satu kampanye. Dan khalayak ramai ternyata bertepuk tangan untuknya. Dengan metode yang sama, Aquino menunjukkan pada rakyat betapa lihainya Marcos memutar balik kenyataan. Dia, misalnya, tidak pernah mengancam bahwa Marcos akan dipenjarakan, kalau terpilih nanti. "Saya hanya menegaskan bahwa saya akan mencari keadilan untuk kasus pembunuhan Ninoy " Tentang utang luar negeri Filipina, ia bukannya tidak punya rencana seperti dituduhkan Marcos. Sebaliknya, ia akan memprioritaskan perundingan tentang penjadwalan kembali utang itu dan memperjuangkan persyaratan yang lebih layak dari pihak kreditor. Janda yang berasal dari keluarga Cojuangco yang kaya raya itu mengingatkan perlunya penghematan ketat seraya menekankan pentingnya sektor swasta sebagai penggerak roda ekonomi demi tercapainya penyehatan nasional. Cory sangat bersahaja dan mungkin di situlah sumber daya tariknya. Bersama Laurel ia sudah berkeliling ke 25 provinsi, sementara Marcos, karena kondisi kesehatannya, hanya sanggup terjun ke daerah pinggiran Kota Manila. Diperkirakan untuk merebut suara 27 juta pemilih Filipina, pasangan Aquino--Laurel kini punya peluang lebih besar, terutama karena mereka jadi lebih kuat berkat adanya "penyeberangan". Tapi di samping itu, penampilan Cory yang serba keibuan justru bertentangan sekali dengan gaya "Kupu-kupu Besi" Imelda Marcos yang serba gemerlapan. Corazon bagaikan langit dan bumi dibandingkan Imelda, dan karena itu orang datang berduyun-duyun untuk melihatnya. Bahkan di daerah kelahiran Imelda, di Leyte, Corazon di luar dugaan beroleh sambutan hangat. Masih ada waktu satu bulan sebelum pemilu berlangsung, 7 Februari depan. Dan dalam tempo sesingkat itu masih banyak yang bisa terjadi. Yang pasti, kini oposisi punya peluang untuk menang, tapi menghadapi kemungkinan itu Presiden Marcos tentu tidak akan berdiam diri. Lagi pula, bagaimana dengan pihak militer, apakah mereka Juga akan mendukung Cory bila Ia ternyata menang? Ketidakpastian inilah yang dirisaukan rakyat walaupun mereka tahu bahwa perubahan sudah tidak mungkin dielakkan lagi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus