Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Mohamed Faraj al-Mazrouei mengingatkan transparansi adalah prioritas dalam kerja sama antara UEA dan Indonesia jika kedua negara ingin mendorong kemitraan dan kerja sama kedua negara mencapai target.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Masalah apa pun, kita perlu membicarakannya. Saya dan Menteri Luar Negeri Sugiono ada di sini untuk mendukung Anda untuk memastikan bahwa kami menyelesaikan kesalahpahaman dan masalah apa pun,” kata al-Mazrouei saat menghadiri The 3rd UAE-Indonesia Roundtable Discussion di Raffles Hotel, Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis, 30 Januari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Utusan Khusus Wakil Perdana Menteri UEA itu juga mengatakan Indonesia dan UAE perlu bernegosiasi dan menyelesaikan masalah dengan cepat sehingga bisa meningkatkan kemitraan yang pengerjaan proyek yang jauh lebih besar di Indonesia.
"Kami siap berinvestasi jika diberi kesempatan. Namun, pada saat yang sama, perusahaan (dari UEA) juga ditawari peluang investasi di lokasi lain - di negara lain, dan kami perlu menyadari bahwa mengajukan proyek yang mustahil bagi mereka (perusahaan dari UEA) tidak akan cukup menarik," ujarnya.
Lebih lanjut, al-Mazrouei menyatakan Indonesia dan UAE perlu menarik investasi asing langsung sebanyak mungkin untuk dibawa ke Indonesia. Namun akan sulit meyakinkan investor untuk datang jika tidak ada transparansi dan kemudahan berbisnis serta perlindungan investasi di masa depan.
Meski begitu, al-Mazrouei tetap yakin banyak investor dari seluruh dunia yang tertarik untuk berinvestasi di Indonesia. Sebab, ada kemajuan signifikan dalam penghapusan birokrasi serta adanya kemudahan berbisnis.
Al-Mazrouei mengungkap dalam kunjungan kali ini dia membawa 48 orang delegasi dari berbagai bidang, seperti energi, industri, pendidikan, teknologi, infrastruktur, dan transportasi.
“Kami datang untuk membahas proyek masa depan di Indonesia,” tuturnya.
Sebelumnya peneliti dari Yonsei University Ko YoungKyung pernah menyindir iklim investasi di Indonesia. Ko mengatakan ada beberapa tantangan yang dialami pemerintah asing, ketika hendak berinvestasi di Indonesia. Salah satu yang menghambat adalah soal aturan yang tidak tentu. Regulasi dan kebijakan yang tidak pasti bisa membuat para pengusaha menjadi tidak yakin untuk menanam investasi dalam jumlah besar dan jangka panjang ke Tanah Air.
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini