Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Angka kematian terus meningkat, melebihi 30 orang, seiring dengan berlangsungnya kebakaran hutan di Pesisir Barat Amerika Serikat. Saking parahnya, Dinas Cuaca Nasional Amerika Serikat kini memberi “peringatan bendera merah” tanda bahaya. Hal itu mengacu pada angin kencang yang masih berhembus di lokasi kebakaran.
"Kondisi tersebut berpotensi memperluas kobaran api yang ada," ujar otoritas setempat, dikutip dari kantor berita Al Jazeera, Senin, 14 September 2020.
Hingga berita ini ditulis, korban meninggal akibat kebakaran terkait mencapai 33 orang. Sebanyak 10 di antaranya berada di negara bagian Oregon. Adapun angka terbesar disumbangkan negara bagian California, 22 korban, yang tercatat sejak Agustus lalu. Sisanya berasal dari Washington.
Pada hari Minggu kemarin, tim SAR dengan anjing-anjing pelacak telah dikerahkan ke lokasi kebakaran yang telah menghitam seperti Oregon. Mereka mencari korban-korban yang belum berhasil ditemukan.
“Setidaknya ada 35 titik api terbakar di negara bagian itu (Oregon) karena kondisi kering, suhu ekstrim, dan angin kencang yang bisa membuat kobaran api terus membesar,” ujar Gubernur Kate Brown, Ahad kemarin.
Otoritas terkait serta pemadam kebakaran berharap cuaca di Oregon dan California membaik untuk beberapa hari ke depan. Sebab, kata mereka, kondisi yang lebih sejuk dan lembab akan membantu kru dalam mengatasi kobaran si jago merah.
Hal itu salah satunya dinyatakan Departemen Kehutanan dan Perlindungan Kebakaran California (Cal Fire) yang mengerahkan hampir 17.000 petugas pemadam kebakaran untuk memerangi 29 kebakaran hutan. Kondisi cuaca yang membaik, kata mereka, telah membantu menahan sebagian besar kobaran api.
Mereka mengatakan bahwa lebih dari 4.000 rumah dan bangunan lainnya pada lahan seluas tiga juta acre (sekitar 1,2 juta hektar) hangus terbakar selama tiga minggu terakhir.
FERDINAND ANDRE | ALJAZEERA
https://www.aljazeera.com/news/2020/09/death-toll-rises-wildfires-ravage-west-coast-200913200952786.html
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini