Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kecaman buat mahkamah

Ada perbedaan diantara para ayatullah di iran mengenai hukuman mati. dekrit khomeini untuk pembatasan hukuman mati tidak dipatuhi. shah iran & keluarganya serta pm. shapur bakhtiar tetap dihukum mati. (ln)

26 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI antara semua ayatullah, Khomeini masih unggul. Tetapi kritnya untuk membatasi pelaksanaan hukuman mati tidak selalu dipatuhi. Antara lain Ayatullah Sadegh Khalkali, Ketua Mahkamah Revolusioner Pusat di Teheran nyatanya tetap galak dengan hukuman mati. Agaknya Khomeini mulai memperhatikan kritik yang dilancarkan kelompok moderat seperti Ayatullah Kazem Shariatmadari. Ia senada dengan Perdana Menteri Bazargan yang telah lama menyatakan kecemasannya terhadap pertumpahan darah di Iran. Namun apapun perbedaan pendapat antara para ayatullah, agaknya tidak ada keberatan mereka terhadap keputusan Khalkali yang menghukum mati Shah, isterinya serta beberapa anggota keluarganya terdekat. Khalkali menyatakan bahwa siapapun yang berhasil membunuh Shah dan keluarganya harus dianggap sebagai utusan Mahkamah Iran dan tidak bisa ditangkap oleh pemerintah manapun sebagai teroris. Tidak jadi soal, katanya, apakah yang membunuh itu orang Islam atau bukan. "Kita tidak percaya kepada hukum Barat." Pengadilan revolusionernya tidak mengizinkan pembela bagi tertuduh. Dalam satu perdebatan pekan lalu mengenai rancangan konstitusi baru di Iran, ahli hukum Abdul Karim Lahaji menekankan keperluan mutlak akan tersedianya penasehat hukum bagi seorang terdakwa. Lahaji menafsirkan dekrit Khomeini sebagai kecaman bagi mahkamah revolusioner yang menafsirkan hukum Islam "secara membabi buta." Ia mengemukakan bahwa prinsip utama Islam sebenarnya sama dengan prinsip Piagam Hak Asasi Manusia. Sementara itu buron utama pemerintah revolusioner Iran, Shah Reza Pahlevi serta keluarganya tenang saja di kepulauan Bahama. Kediaman mereka di pulau Paradise, Nassau selama 24 jam dijaga oleh polisi dan intel. Pemerintah setempat tidak bersedia memperpanjang visa mereka setelah akhir bulan ini. Belum pasti ke mana mereka akan pergi. Tapi di pantai Acapulco, Meksiko, telah dibangun sebuah istana mewah bagaikan dipetik dari cerita 1001 Malam. Istana ini akan selesai menjelang akhir bulan ini. Arsitek Meksiko terkenal, Aurelio Munoz Castillo memimpin pelaksanaan pembangunannya. Atas tegoran pemerintah Iran yang melarang Shah memasuki negeri itu, pemerintah Meksiko menjawab bahwa visa Meksiko dikeluarkan "di Meksiko dan bukan di Teheran." Meksiko rupanya tidak menanggapi keputusan hukuman mati atas Shah dan keluarganya. Robert Byrd, pemimpin golongan Partai Demokrat di Senat Amerika Serikat menyebutkan keputusan mahkamah Iran itu sebagai "keterlaluan," sedang jurubicara Deplu Amerika Serikat, Hodding Carter mengatakan: "Kita mengecam setiap ajakan kekerasan semacam itu." Seorang pejabat Deplu lainnya menyatakan keputusan hukuman mati itu sebagai alasan tambahan untuk tidak mengizinkan Shah dan keluarganya memasuki Amerika Serikat. Non-Blok Seorang buron lagi yang dijatuhi hukuman mati adalah bekas Perdana Menteri Shapur Bakhtiar. Ia dikabarkan telah berada di Jenewa, Swiss tetapi hal ini dibantah keras oleh Departemen Kehakiman dan Kepolisian negeri itu. Menurut pernyataan terakhir Ayatullah Khomeini di depan sekelompok mahasiswa, Perdana Menteri Mahdi Bazargan akan mengundurkan diri setelah konstitusi baru telah disahkan dan pemilihan umum untuk membentuk parlemen baru telah dilaksanakan. Ayatullah itu menekankan sifat keterbatasan pemerintah sementara Bazargan, dan ia menjelaskan bahwa tugas utama selama masa peralihan setelah revolusi adalah untuk memelihara kesatuan dan mencegah terjadinya kericuhan. Dalam kesempatan itu Khomeini juga mengritik sikap Barat yang menurutnya "bcrmain-main dengan hak azasi manusia. " Mereka melancarkan kritik dan protes terhadap pelaksanaan hukuman mati atas "para pengkhianat dan penjahat" tetapi diam tidak bersuara ketika terjadi pembunuhan terhadap anggota Dewan Revolusioner Iran, Ayatullah Morteza Mottahari, kata pemimpin utama sekte Sjiah itu. Sementara Menteri Luar Negeri Iran, Ibrahim Yazdi menyatakan hari Rabu lalu bahwa Iran akan tetap berada dalam Gerakan Non-Blok dan berkemungkinan besar akan mengambil bagian dalam pertemuan puncak negara non-blok yang direncanakan di ibukota Kuba, Havana, Agustus mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus