Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Kairo -- Jenazah mantan Presiden Mesir, Mohamed Morsi, dikuburkan dalam upacara keluarga sederhana, yang digelar pada Selasa, 18 Juni 2019, waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Morsi Wafat, Presiden Turki Salahkan Mesir
Morsi, 67 tahun, meninggal setelah mengalami serangan jantung saat bersaksi di pengadilan di Kairo, Mesir.
Dia meninggal setelah menjalani masa tahanan selama enam tahun usai ditangkap pasukan kudeta militer, yang dipimpin Jenderal Abdel Fattah al-Sisi, pada 2013. Sisi sekarang menjabat sebagai Presiden Mesir.
“Kami mendoakannya di rumah sakit penjara,” kata Ahmed Morsi, salah satu putera Morsi, lewat akun Facebook seperti dilansir Reuters pada Selasa, 18 Juni 2019.
Morsi dikuburkan bersebelahan dengan tokoh lainnya dari Ikhwanul Muslimin, yang merupakan organisasi yang membesarkannya.
Ratusan warga dari Provinsi Sharqiya, yang merupakan daerah asal Morsi, melakukan salat dan mendoakannya di tengah penjagaan ketat petugas. Mereka juga meneriakkan slogan “Kekuasaan militer jatuh”. Petugas lalu menangkap sejumlah warga.
Pengurus Ikhwanul menyebut kematian Morsi sebagai sebuah pembunuhan oleh rezim Sisi dan menyerukan warga berkumpul. Pejabat Mesir membantah tudingan telah mengabaikan perawatan medis untuk Morsi, yang mengalami penurunan kesehatan setelah ditangkap.
Kabar meninggalnya Morsi saat sedang berlangsung proses persidangan tidak mendapatkan banyak pemberitaan dari media massa di Mesir, yang dikontrol pemerintah. Hanya satu media yang memberitakan kematian Morsi yaitu Al-Masry Al-Youm di halaman depan.
Pemerintah Mesir telah melarang organisasi Ikhwanul Muslim. Sebagian pendukung organisasi ini menggelar unjuk rasa di sejumlah lokasi di Ankara, dan Istanbul, Turki. Mereka menyalahkan kematian Morsi kepada otoritas Mesir.
Seperti diberitakan Reuters, Morsi sempat memberikan penjelasan selama 15 menit sebelum jatuh pingsan dan meninggal di ruang persidangan di pengadilan Kairo. Dia memprotes penahanan atas dirinya dan menyebut dirinya tidak bersalah. Dia juga mengeluhkan aturan mengenai rahasia negara di Mesir, yang membuatnya tidak bisa membela diri selama proses persidangan.
“Saya tidak bersalah atas tuduhan-tuduhan ini di hadapan Tuhan dan di hadapan pengadilan. Dan saat ini, saya seperti sedang berjalan di kegelapan dengan mata tertutup,” kata Morsi.
Morsi terpilih sebagai Presiden Mesir lewat proses pemilu pasca jatuhnya diktator Mesir Hosni Mubarak. Dia dianggap sebagai Presiden hasil proses demokrasi pertama di Mesir. Morsi muncul setelah gelombang demokrasi Kebangkitan Arab melanda kawasan Timur Tengah, yang dimulai di Tunisia pada 2011.