Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Malaysia akan menjual kapal pesiar mewah Equanimity milik pengusaha Malaysia yang buron, Low Taek Jho atau Jho Low, dalam tiga hingga empat bulan mendatang.
"Kami berharap proses (menjual kapal pesiar) akan selesai dalam waktu tiga hingga empat bulan menunggu tidak ada yang menentang kepemilikan yacht di pengadilan kami," kata Tommy Thomas, seperti dilaporkan Channel News Asia, 15 Agustus 2018.
"Uang yang kami dapatkan (dari penjualan) akan ditransfer ke rekening bank tetap yang akan diberikan kepada pihak manapun yang berhasil menetapkan kepemilikan kapal pesiar dalam gugatan perdata," kata Thomas.
Baca: Setelah Equanimity, Mahathir Incar Pesawat Jet Pribadi Jho Low
Superyacht senilai US$ 250 juta atau setara Rp 3,6 triliun tiba di Malaysia pada 7 Agustus setelah diserahkan oleh pihak berwenang Indonesia.
The Equanimity ditangkap di lepas pantai Bali oleh kepolisian Indonesia pada Februari atas permintaan pihak berwenang AS sebagai bagian dari penyelidikan korupsi multimiliar dolar AS yang diluncurkan oleh Departemen Kehakiman atas penyelidikan 1MDB.
Pada April, pengadilan Indonesia memutuskan bahwa penyitaan itu ilegal dan kapal itu harus dikembalikan kepada pemiliknya.
Baca: Najib Razak Minta Jho Low Bertanggung Jawab Soal Equanimity?
Seperti dilansir Straits Times pada 28 Februari 2018, ada 34 awak yang berada di atas kapal pesiar mewah bernama Equanimity yang sandar di Teluk Benoa. AP
Namun pihak berwenang Indonesia kembali menyita kapal pesiar pada bulan Juli menyusul permintaan resmi untuk bantuan hukum dari AS. Indonesia kemudian sepakat akan menyerahkan superyacht ke Malaysia.
Sementara Mahathir Mohamad mengatakan Equanimity akan dijual ke penawar tertinggi untuk mengembalikan uang yang dicuri guna membeli Equanimity, seperti dilansir dari Stars.
Menghabiskan satu jam berkeliling kapal, Perdana Menteri Mahathir Mohamad, yang tidak asing dengan kapal pesiar, terpesona oleh kemewahannya Equanimity.
"Sangat mewah. Saya telah berada di yacht sebelumnya tetapi tidak ada yang seperti ini. Semuanya luar biasa, dan dibeli dengan uang yang dicuri, oleh penjahat. Kami akan mendapatkan penjahatnya," kata Mahathir setelah memeriksa kapal pesiar, yang berlabuh di Boustead Cruise Centre di Pulau Indah.
Baca: Sedang Buron, Tersangka Kasus 1MDB Mengecam PM Mahathir
Mahathir mengatakan Departemen Kehakiman AS (DoJ) telah meyakinkan Malaysia bahwa kapal pesiar itu milik pengusaha buruan Low Taek Jho atau Jho Low, dibeli menggunakan uang yang dicuri dari 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
"Mereka (DoJ) juga mengatakan jika kami mau, kami berhak untuk menjaga kapal pesiar ini karena ini milik kami, dibeli dengan uang Malaysia curian. Akhirnya, jika kami memutuskan untuk menjualnya, kami akan berhak atas hasil penjualan," tambah Mahathir.
Kapal pesiar Equanimity dengan Jaksa Agung Malaysia, Tommy Thomas, di pojok kanan atas. Bernama via New Straits Times.
Mahathir mengatakan tidak ada kerangka waktu yang diberikan kepada Low untuk membuktikan kepada pihak berwenang Malaysia bahwa itu tidak dibeli dengan uang yang dicuri dari Malaysia. Dia mengatakan Low perlu melakukan ini jika dia ingin mengklaim kapal mewah.
"Tapi perawatan saja harganya RM 2 juta sebulan (Rp 7 miliar), jadi kami ingin menjualnya sesegera mungkin," kata Mahathir.
Baca: Equanimity Kembali ke Malaysia, Kapten Kapal Mengaku Senang
"Ini bukan kapal pesiar. Ini adalah kapal besar yang memiliki segalanya: gimnasium, sauna, semua yang Anda pikir seharusnya ada, ada di sana," ujar Mahathir.
Perdana Menteri mengatakan beberapa orang menaksir harga Equanimity lebih dari US$ 100 juta atau Rp 1,4 triliun, sementara yang lain mengatakan bahwa Equanimity setara dengan US$ 250 juta atau Rp 3,6 triliun. Mahathir mengatakan kapal itu tidak akan dilelang. Namun, pemerintah akan menerima tawaran tertinggi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini