Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kemelut perang saudara

Seusai penarikan tentara israel tahap ke-2, pertempuran terjadi di beirut antara muslim dan kristen maronit yang dipimpin boneka israel, samir geagea. druze berhasil membentuk kanton. (ln)

18 Mei 1985 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BALAS dendam dan pertumpahan darah tampaknya sudah membudaya di Libanon. Dua pekan sesudah penarikan tentara Israel tahap kedua, kubu Islam mulai beraksi. Dari Sidon di selatan, medan pertempuran berpindah ke Beirut. Selasa pekan silam, terjadi duel artileri selama 12 jam. Gempuran orang-orang Muslim bisa begitu gencar karena, kabarnya, mereka dibantu tentara Syria. Pada saat yang sama, pihak Kristen justru terancam perpecahan. Seperti dua tahun lampau, Kota Beirut terpecah menjadi timur dan barat, dipisahkan oleh garis hijau yang tersohor itu. Pada hari ke-9 pertempuran, Presiden Amin Gemayel mengusulkan dibentuknya wilayah netral di pusat kota seluas 5 km . Tapi gagasan itu tenggelam ditelan keganasan perang. Sampai awal pekan ini, tidak kurang dari 80 orang tewas, 424 luka-luka. Roda pemerintahan sama sekali terhenti, sedangkan gencatan senjata - yang tiap kali dilanggar - sudah mencapai 30 kali. Libanon tampaknya sukar diselamatkan dari perang saudara. Kerusuhan bermula bulan Maret berselang, ketika orang-orang Kristen Maronit kelompok garis keras menghajar Kota Sidon di selatan. Dipimpin oleh Samir Geagea, milisi yang sering disebut Pasukan Libanon itu bermaksud menentang kebijaksanaan politik Presiden Amin-Gemayel yang sangat pro-Syria. Manakala Geagea menarik pasukannya dari Sidon ke Beirut, 28 April lalu, kelompok bersenjata Muslim segera menyerbu ke sana. Masyarakat Kristen di Sidon porak-peranda, tanpa perlindungan apa pun juga. Sementara itu, orang-orang Druze tidak pula tinggal diam. Dari wilayah mereka di pebukitan Shouf, anak buah Walid Jumblatt itu menggusur penduduk Kristen di sekitarnya. Gebrakan ini sukses, hingga Druze kini menguasai wilayah yang terbentang dari Shouf ke tepi pantai, persis di selatan Beirut. Menggunakan kesempatan yang ada, mereka akhirnya berhasil membentuk kanton Druze, yang sudah lama diidam-idamkan Walid Jumblatt. Para pengamat menyatakan, krisis Libanon sekarang sudah memerlukan kehadiran pihak ketiga. Dan Syria, yang sejak dulu berperan sebagai pihak ketiga, kali ini belum dapat berbuat banyak. Tokoh Suni PM Rashid Karami sempat terbang ke Damaskus untuk membahas suatu penyelesaian politik. Sepulangnya dari sana, pertempuran masih saja berlangsung, dan baru pada Kamis pekan lalu Samir Geagea bisa disingkirkan. Geagea adalah "boneka" Israel yang tidak senang melihat kerja sama Amin Gemayel dengan presiden Syria Hafez Assad. Berkat tekanan Syria, Elie Hobeika ditunjuk menggantikannya. Pernah dituduh Israel terlibat dalam pembantaian masal Sabra dan Shatila Hobeika tanpa ragu mengimbau supaya Islam dan Kristen berdamai. Tapi orang Muslim tidak tergugah. Di mata mereka Geagea dan Hobeika tak ubahnya dua sisi dari mata uang yang sama. Akan ke mana Libanon ? Assad mau negeri itu bersih dari gerilyawan Palestina dan Amin Gemayel tetap sebagai presiden betapapun lemahnya dia. Sebaliknya, golongan Syiah militan menjalin kerja sama dengan gerilyawan Palestina dan cukup berkuasa di selatan. Mengingat kepentingan Syria dan Palestina sukar dipertemukan, perang saudara Libanon tampaknya akan berlanjut terus sedangkan rujuk nasional kian tak jelas sosoknya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus