SIARAN langsung televisi Bradford Inggris Utara, Sabtu petang lalu, tiba-tiba menyuguhkan "drama neraka". Api mengamuk di stadion kota industri yang kumuh dan penuh pengangguran itu, tempat 12 ribu penonton sedang menyaksikan pertandingan antara kesebelasan Kota Bradford dan Kota Lincoln dalam final Divisi III Liga Sepak Bola Inggris. Hingga awal pekan ini, 53 penonton dinyatakan tewas, dan 17 dari 200 yang dirawat masih tinggal di rumah sakit. Di antara korban jiwa, baru satu yang bisa dikenali. Menurut saksi mata, api bermula menyala di bagian belakang tribun, tempat 3.000 penonton berkumpul, 40 menit setelah pertandingan dibuka, dan skor masih 0-0. Dan hanya dalam waktu empat menit, tribun kayu yang berumur 69 tahun itu berubah menjadi arang. Sebagian penonton tewas langsung di bangku, lainnya terinjak-injak dalam upaya meloloskan diri. Korban terutama adalah anak-anak, wanita, dan orang tua, yang kebanyakan tak lagi dikenali wajahnya. Sehingga usaha mengidentifikasikan korban jiwa terpaksa dilakukan melalui sisa gigi, dan barang milik yang masih bisa dikenali. Dalam 14 terakhir, inilah kecelakaan terburuk di stadion olah raga Inggris. Pada 1971, 66 penonton tewas ketika sebuah tangga ambruk di tengah pertandingan sepak bola di Ibrox Park Glasgow. "Citra kota kami binasa oleh malapetaka ini," ujar wali kota Bradford, Olive Messers. "Rencana merayakan kemenangan berubah menjadi tragedi yang mengerikan," kata Uskup Roy Williamson, di depan lebih dari seribu jemaah yang memenuhi katedral Bradford dalam kebaktian berkabung untuk para korban. Menurut komandan pemadam api setempat, yang mengerahkan 12 mobil kebakaran pada kecelakaan itu, ia pernah mengingatkan kesebelasan Bradford akan rawannya kondisi stadion. Tetapi, Stafford Heginbotham, ketua klub, membantah keterangan ini. Yang jelas, faktor keamanan arena olah raga Inggris kini hangat dipertanyakan. Tidak kurang dari PM Margaret Thatcher yang menaruh perhatian besar pada musibah ini. "Saya sudah memerintahkan menteri dalam negeri melakukan pengusutan tuntas," katanya melalui siaran televisi, Ahad malam. Asal muasal api memang belum jelas betul. Tetapi, menurut seorang perwira polisi, ada penonton yang bermain korek api. Konon, di bawah bangku banyak bertumpuk kertas dan sampah kering. Kebetulan, angin bertiup kencang, pintu keluar digembok, dan stadion diisi dua kali melebihi kapasitas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini