Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kemenkes Tak Berencana Pakai Obat HIV untuk Virus Corona

Pemerintah Indonesia memilih untuk fokus ke pencegahan terjangkitnya WNI oleh virus Corona.

27 Januari 2020 | 19.22 WIB

Semua virus corona, termasuk virus Corona 2019-nCoV, belum ada obatnya. Lalu apakah virus corona dapat disembuhkan? ANTARA
Perbesar
Semua virus corona, termasuk virus Corona 2019-nCoV, belum ada obatnya. Lalu apakah virus corona dapat disembuhkan? ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia tidak berencana menggunakan obat HIV untuk virus Corona. Sebab, menurut dia, hal tersebut belum teruji dan bisa berujung pada buang-buang uang.

"Sampai saat ini saja WHO belum bisa memastikan karakter virus Corona, sehingga kami tidak bisa memperlakukannya sama dengan penyakit lainnya. Takutnya mahal dan tidak efektif. Kami tidak merekomendasikan (obat HIV)," ujar Achmad usai jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Senin, 27 Januari 2020.

Sebelumnya, produsen obat AbbVie menyampaikan bahwa Tiongkok tengah menguji obat HIV sebagai obat sementara virus Corona. Obat itu bernama Aluvia, kombinasi dari lopinavir dan ritonavir. Adapun pemerintah Tiongkok mencoba memakai Aluvia, dikenal juga sebagai Kaletra, dikarenakan belum ada obat yang efektif menangani virus Corona yang ada sekarang.

Virus Corona yang ramai dibicarakan kali ini pun sebenarnya adalah varian atau strain baru yang kemudian dinamakan Novel Corona. Sebelumnya, strain Corona yang terkenal memakan banyak korban adalah Sars Corona dan Mers Corona.

Dikarenakan WNI tidak ada yang terjangkit Corona, Achmad mengatakan bahwa pihak Kemenkes akan lebih fokus ke upaya pencegahan dahulu. Dengan begitu, harapannya, tidak akan ada WNI yang sampai positif terjangkiti Novel Corona.

"(Sejauh ini) tidak ada obat untuk Novel Corona. Dia memiliki karakter yang berbeda. Nah, itu yang sedang diteliti," ujar Achmad.

Ditanyai apa yang bisa dilakukan masyarakat untuk menghindari virus Corona, Achmad menyarankan masyarakat untuk memakai masker dan manjaga kebersihan, terutama ketika hendak makan. Sebab, kata Achmad, virus Corona bisa masuk lewat mulut dan hidung, sementara dalam sehari manusia minimal menyentuh mulut dan hidung sebanyak dua kali.

"Untuk masker, masker apapun bisa, gak ada masalah. Yang harus dijaga adalah daya tahan tubuh. Begitu daya tahan tubuh rendah, ya resikonya naik. Gak semua orang yang terpapar virus itu langsung sakit," ujar Achmad. Achmad juga menyampaikan bahwa kebanyakan orang yang meninggal akibat Corona tercatat memiliki background sakit kronis.

ISTMAN MP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus