Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Kepolisian Haiti Baku Tembak dengan Terduga Pembunuh Presiden Jovenel Moise

Kepolisian Haiti terjebak dalam baku tembak dengan terduga kelompok pembunuh Presiden Jovenel Moise sejak hari Rabu kemarin.

8 Juli 2021 | 09.48 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang anggota pasukan keamanan melepaskan tembakan gas air mata selama protes untuk menuntut pengunduran diri presiden Haiti Jovenel Moise, di jalan-jalan Port-au-Prince, Haiti 11 Oktober 2019. Di ibu kota, polisi menembakkan gas air mata, peluru karet, dan tembakan langsung di udara untuk membubarkan ribuan pengunjuk rasa yang berkumpul di salah satu lapangan utama Port-au-Prince. REUTERS/Andres Martinez Casares

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Haiti terjebak dalam baku tembak dengan terduga kelompok pembunuh Presiden Jovenel Moise sejak hari Rabu kemarin, 7 Juli 2021. Menurut laporan Reuters, Kepolisian Haiti telah membunuh empat dan menangkap dua anggota kelompok bersenjata itu.

Direktur Jenderal Kepolisian Haiti, Leon Charles, menyatakan pihaknya tidak akan berhenti menyerang hingga kelompok bersenjata tersebut berhasil dihentikan. Semua jalur kabur, kata ia, juga sudah ditutup sehingga kelompok bersenjata itu tidak akan bisa berkelit ke manapun.

"Kami langsung memblokir jalur ketika mereka kabur dari lokasi kejadian. Sejak saat itu, kami terus bertarung dengan mereka. Kami akan menghentikan mereka, hidup atau mati," ujar Charles, Kamis, 8 Juli 2021.

Diberitakan sebelumnya, Moise dibunuh pada Rabu dini hari waktu setempat di kediamannya, Port-au-prince. Ia ditembak bersama istrinya, Martine Moise. Per berita ini ditulis, Martine masih berjuang untuk bertahan hidup di rumah sakit.

Jovonel Moise, Presiden Haiti. Sumber: Reuter

Latar belakang pembunuh Moise belum terungkap detil. Beberapa keterangan yang sudah diketahui adalah mereka bisa berbicara bahasa Spanyol dan menyamar sebagai anggota Badan Pemberantasan Narkotika Amerika (DEA). Penyamaran tersebut membuat mereka bisa masuk ke kediaman Moise dengan leluasa.

Pelaksana Tugas Perdana Menteri Haiti, Claude Joseph, langsung menerapkan status darurat nasional di Haiti tak lama setelah Moise dibunuh. Status itu akan berlaku selama dua pekan untuk mempermudah pengejaran kelompok bersenjata pembunuh Moise.

"Saya meminta semua untuk tetap tenang. Situasinya terkendali. Aksi barbar tersebut tidak akan lolos tanpa hukuman," ujar Joseph mencoba menenangkan warga pasca pembunuhan Presiden Haiti.

Haiti, beberapa tahun terakhir, dilanda krisis. Penyebabnya mulai dari maraknya korupsi, buruknya perekonomian negara, hingga berkurangnya cadangan bahan pokok untuk warga. Hal itu menyebabkan kerusuhan terjadi di berbagai kota dan upaya kudeta terhadap Presiden Jovenel Moise.

Baca juga: Misteri Penembak Presiden Haiti Terungkap: Berbahasa Inggris dan Spanyol

ISTMAN MP | REUTERS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus