Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Keseimbangan Iklim Bisa Terganggu, Vladimir Putin Diminta Akhiri Perang

Keseimbangan iklim sangat sejajar dengan perdamaian. Dengan begitu, Presiden Vladimir Putin diminta untuk segera menghentikan perang di Ukraina.

9 Mei 2022 | 21.45 WIB

Demonstran melakukan aksi teatrikal saat berunjuk rasa untuk memprotes pertemuan KTT G20 di Roma, Italia, 30 Oktober 2021. Selain itu, mereka juga memprotes perubahan iklim. REUTERS/Yara Nardi
Perbesar
Demonstran melakukan aksi teatrikal saat berunjuk rasa untuk memprotes pertemuan KTT G20 di Roma, Italia, 30 Oktober 2021. Selain itu, mereka juga memprotes perubahan iklim. REUTERS/Yara Nardi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Negara sekaligus utusan khusus Kementerian Luar Negeri Jerman bidang Aksi Iklim Internasional, Jennifer Morgan, menyarankan agar G20  tetap maju dengan misi iklimnya kendati dihadapkan pada tantangan ketidakpastian global. Diantara tantangan itu adalah dampak invasi Rusia ke Ukraina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Menurut Morgan, Presiden Rusia Vladimir Putin harus segera mengakhiri perang di Ukraina. Sebab, keseimbangan iklim sangat sejajar dengan perdamaian.



"Secara multilateral kita harus tetap mengawasi gol 1.5 derajat dan bekerja dengan mitra lain mendorong agar tercipta kemajuan. Tidak memungkinkan aktor tunggal (Vladimir Putin) menghentikan kita," kata Morgan dalam sebuah acara diskusi online bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Senin, 9 Mei 2022.


Presidensi G20 tahun ini dipegang oleh Indonesia dan salah satu isu di G20 adalah komitmen setiap negara pada Kesepakatan Paris (Paris Agreement). Kesepakatan ini menyasar upaya negara di dunia mengatasi segala permasalahan iklim.  


Jerman adalah pemegang amanat presidensi G7 pada 2022. Dalam forum G20 terjadi dinamika, dengan mayoritas anggota G7 meminta Rusia untuk dikeluarkan akibat invasi ke Ukraina.


Morgan menilai, masa-masa sulit ini tetap harus dilalui. Dia berpendapat semua pihak harus tetap berkomitmen untuk mendorong ekonomi nol karbon dan pergeseran menuju bahan bakar non-fosil.


"Saya pikir, itulah yang harus kita lakukan sekarang (mendorong ekonomi nol karbon dan pergeseran menuju bahan bakar non-fosil)," katanya.



Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kompak tak mau satu meja dengan Putin di forum G20 nanti. Usai KTT Luar Biasa NATO pada akhir Maret lalu, Biden meminta Indonesia untuk tak mengundang Rusia ke puncak acara G20 di Bali, November 2022.


Kepanitiaan G20 sejauh ini tetap mengundang seluruh anggota forum, termasuk Rusia. Preseden prosedural G20 yang berlaku, jadi alasan keputusan Indonesia tersebut.


Presiden RI Joko Widodo sudah bertelepon dengan Putin soal G20 dan pemimpin Negeri Beruang Merah itu bersedia datang. Sekitar seminggu lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengaku telah mendapat undangan ke KTT Bali, namun belum mengkonfirmasi kehadirannya. 

 

 

 

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.  



Daniel Ahmad Fajri

Daniel Ahmad Fajri

Bergabung dengan Tempo pada 2021. Kini reporter di kanal Nasional untuk meliput politik dan kebijakan pemerintah. Bertugas di Istana Kepresidenan pada 2023-2024. Meminati isu hubungan internasional, gaya hidup, dan musik. Anggota Aliansi Jurnalis Independen.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus