Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Negara sekaligus utusan khusus Kementerian Luar Negeri Jerman bidang Aksi Iklim Internasional, Jennifer Morgan, menyarankan agar G20 tetap maju dengan misi iklimnya kendati dihadapkan pada tantangan ketidakpastian global. Diantara tantangan itu adalah dampak invasi Rusia ke Ukraina.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Morgan, Presiden Rusia Vladimir Putin harus segera mengakhiri perang di Ukraina. Sebab, keseimbangan iklim sangat sejajar dengan perdamaian.
"Secara multilateral kita harus tetap mengawasi gol 1.5 derajat dan bekerja dengan mitra lain mendorong agar tercipta kemajuan. Tidak memungkinkan aktor tunggal (Vladimir Putin) menghentikan kita," kata Morgan dalam sebuah acara diskusi online bersama Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Senin, 9 Mei 2022.
Presidensi G20 tahun ini dipegang oleh Indonesia dan salah satu isu di G20 adalah komitmen setiap negara pada Kesepakatan Paris (Paris Agreement). Kesepakatan ini menyasar upaya negara di dunia mengatasi segala permasalahan iklim.
Jerman adalah pemegang amanat presidensi G7 pada 2022. Dalam forum G20 terjadi dinamika, dengan mayoritas anggota G7 meminta Rusia untuk dikeluarkan akibat invasi ke Ukraina.
Morgan menilai, masa-masa sulit ini tetap harus dilalui. Dia berpendapat semua pihak harus tetap berkomitmen untuk mendorong ekonomi nol karbon dan pergeseran menuju bahan bakar non-fosil.
"Saya pikir, itulah yang harus kita lakukan sekarang (mendorong ekonomi nol karbon dan pergeseran menuju bahan bakar non-fosil)," katanya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, dan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau kompak tak mau satu meja dengan Putin di forum G20 nanti. Usai KTT Luar Biasa NATO pada akhir Maret lalu, Biden meminta Indonesia untuk tak mengundang Rusia ke puncak acara G20 di Bali, November 2022.
Kepanitiaan G20 sejauh ini tetap mengundang seluruh anggota forum, termasuk Rusia. Preseden prosedural G20 yang berlaku, jadi alasan keputusan Indonesia tersebut.
Presiden RI Joko Widodo sudah bertelepon dengan Putin soal G20 dan pemimpin Negeri Beruang Merah itu bersedia datang. Sekitar seminggu lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga mengaku telah mendapat undangan ke KTT Bali, namun belum mengkonfirmasi kehadirannya.
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.