Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Khawatir jerman jadi hijau

Rakyat jerman barat 6 maret 1983 akan mengadakan pemilu, kanselir helmut kohl (cdu) bersaing dengan hans-jochen vogel (spd), gerakan hijau (petra kelly) dikuatirkan jadi partai ketiga. (ln)

5 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESUDAH Helmut Schmidt terguling dalam pertarungan di Bundestag (parlemen federal Jerman Barat) di Oktober lalu, kanselir baru memutuskan untuk mempercepat pemilihan umum. Kanselir Helmut Kohl tidak mau menundanya sampai akhir masa jabatannya tahun . depan.Waktu itu Partai Sosialis Demokrat (SPD) yang dipimpin Schmidt dalam poll pendapat umum sedang merosot sampai titik 27%, dibandingkan dengan popularitas Partai Kristen Demokrat (CDU) yang mencapai 54%. Menjelang pemilu besok, 6 Maret, poll masih menunjukkan SPD berada di bawah CDU. Tapi popularitas CDU menurun ke 47%, sedang SPD menanjak ke 43%. Tidak begitu banyak lagi selisihnya. Maka konfrontasi kedua partai utama itu dalam pemilu Jerman Barat sekali ini menimbulkan kekhawatiran pihak masine-masing. Walau Kanselir Helmut Koh berhasil nanti memenangkan CDU, menurut banyak ramalan, partainya akan sukar sekalimemperoleh mayoritas di Bundestag. Sejumlah 519 kursi yang diperebutkan. Kohl bersaing denan Hans-Jochen Vogel, calon kanselir dari SPD. Vogel telah mengambil-alih bendera partai dari tangan Schmidt, dan berusaha mengubah cltra SPD. Sebab sesudah 13 tahun berkuasa, SPD ternyata menjadi partai yang lesu. Golongan kiri, termasuk Vogel, dalam SPD tidak sependapat dengan politik pertahanan Schmidt yang terlalu pro-NATO terutama dalam rencana penempatan peluru kendali, senjata nuklir seperti PersingII. Vogel dalam kampanye pemilu ini sering menyuarakan antimissiles itu. Dia telah berkunjung ke Washington dan Moskow untuk menganjurkan persetujuan persenjataan di antara kedua super poer. Tujuannya ialah agar Pershing-II tidak ditempatkan di Jerman Barat, sementara Kohl masih mengikuti politik Amerika dalam hal persenjataan ini. Kampanye Vogel ternyata sejalan dengan Gerakan Hijau ang selama ini mengecam politik promissiles. Seperti Gerakan Hijau, Vogel pun mau menggalakkan kelestarian linkungan hidup. Bahkan tokoh SPD dan bekas kanselir Willy Brandt ikut merayu kalangan muda yang semula diduga akan memberikan suara untuk Gerakan Hijau. Perubahan taktik SPD tampaknya berhasil menyedot simpatisan Hijau itu. Menurut poll, popularitas Hijau hanya tingal 5%, turun dari 9% dalam September laTu. Namun Hijau itu masih diramalkan akan menjadi kekuatan ketiga, dan menggeser posisi Partai Liberal (FDP). Adalah FDP yang Oktober lalu meninggalkan koalisi dengan SPD hingga Kanselir Schmidt jatuh. SPD selama kampanye tak lupa mengingatkan pemilih betapa penkhianatan FDP. Kini FDP, yang berkoalisi dengan CDU, disangsikan dkn mencapai syart minimum 5% suara untuk memasuki Buldestag. Justru Gerakn Hijaupunya kemungkinan lebih besar untuk mencapai syarat 5% itu. Spekulasi umum di Jerman Barat pe a lalu ialah Vogel mungkin saja mengajak Petra Kelly, pemimpin Hijau, berkoa isi Kohl pasti tidak akan mau berkoalisi dengan aktivis Kelly, karena pandangan keduanya sangat berbeda dalam hal Pershing-II. Tapi baik SPD maupun CD konon cemas sekali melihat kemungkinan Hijau menjadi kekuatan ketiga. Yang jelas ialah orang Jerman melihat Hijau itu suatu gerakan alternatif. Selain antimissiles, Hijau itu juga melawan kapitalisme, dan agak kekiri-kirian dalam caranya berpikir. Gerakan ini mendapat pasaran sejak 1979, bahkan sempat mengalahkan FDP dalam beberapa pemilu tingkat negara bagian. Pengaruh Hijau mulai menurun sejak kaum Sosial Demokrat dengan Vogel berorientasi kiri pula. Kaum modal Jerman umumnya cenderung mendukung Kohl. Kanselir ini menganut haluan ekonomi yang konservatif. Memang jumlah penganggur bertambah (dari 1,8 juta Oktober lalu naik ke 2,2 uta kini), dan perusahaan yang bangkrut semakin banyak, namun kebijaksanaan fiskal Kohl dalam mengatasi resesi ekonomi cukup meyakinkan. Dia merangsang investasi sektor swasta. Bahkan suatu proyek kanal, yang terhenti pelaksanaannya di zaman pemerintahan Schmidt, dilanjutkan lagi oleh Kohl awal Februari. Jika selesai, kanal itu membuka hubungan Laut Hitam ke Rotterdam. Sisa pembangunannya (33 mil lagi) akan menelan biaya US$ 550 juta, tapi membuka lapangan kerja di Bavaria, tempat CSU (pimpinan Franz Josef Strauss) yang bersekutu dengan CDU. Keputusan itu tentu diharapkannya menarik surat suara dalam pemilu 6 Maret. Vogel menawarkan pengurangan jam kerja seminggu dari 42 ke 35 jam supaya berkurang pengangguran. Kalangan bisnis menolaknya karena itu mungkin membuat produk industri Jerman jadi mahal hingga tak bisa bersaing di pasaran dunia. Sebagai keseluruhan Vogel memang kalah pamor di bidang ekonomi, tapi Kohl tampaknya tersudut oleh Vogel dalam hal antinuklir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus