Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Laporan Untuk Masa Ketiga

Pidato pertanggungjawaban presiden soeharto selaku mandataris MPR '78/'83. (nas)

5 Maret 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PRESIDEN Soeharto telah menyampaikan pertanggungjawabannya kepada MPR dengan mengemukakan hasil-hasil yang dicapai pemerintahannya selama lima tahun terakhir ini, serta berbagai masalah yang masih dihadapi. Berikut, inti san laporannya setebal 54 halaman: Politik: - Pancasila tidak mengenal lembaga oposisi, tapi fungsi pengawasan dalam demokrasi Pancasila tidak boleh kurang efektif daripada sistem politik yang lain. Pemilu bulan Mei 1982 diikuti oleh 91% dari jumlah warga negara yang berhak memilih, "jauh lebih besar dari angka-angka di kebanyakan negara demokratis lainnya ...." - Karena pegawai negeri dan ABRI merupakan aparat pelaksana pemerintahan, maka mereka harus lebih dahulu menjiwai Pancasila. Sekarang, semua eselon I dan duta besar RI sudah mengikuti penataran P4 atau BP-7. 1,8 juta pegawai negeri dan sekitar 150.000 anggota ABRI telah mengikuti penataran itu. "Kita belum menemukan tolok ukur yang obyektif untuk menilai dampak dari penataran ini. Namun cukup tanda-tanda bahwa secara umum sekarang ini Pancasila telah mengakar lebih luas ...." Pertahanan: - Tradisi kemanunggalan ABRI-Rakyat terus ditingkatkan. Kesejahteraan prajurit, peralatan dan kesenjataannya terus diperbaiki mutunya. "Kita telah mulai merintis pembangunan industri pertahanan." Jajaran Kepolisian RI dibenahi, tugas ketertiban masyarakat dilimpahkan lebih besar kepada kepolisian. KUHAP baru dimaksudkan untuk memberantas kejahatan menurut hukum. "Telah banyak yang klta capai, namun keJahatan yang harus kita cegah dan tanggulangi tumbuh lebih cepat dari kemampuan yang kita bina." Luar negeri: - Kerjasama di bidang ekonomi dan kebudayaan di kalangan negara ASEAN telah membawa manfaat. Usaha untuk memantapkan stabilitas di kawasan Asia Tenggara melalui hubungan dengan negara-negara Indocina, khususnya dengan Vietnam, dihambat oleh soal Kampuchea. Rakyat Kampuchea dan Afghanistan harus diberi hak untuk menentukan nasib mereka sendiri. Indonesia terus menerus mendukung perjuangan bangsa-bangsa Arab untuk memperoleh kembali wilayahnya yang diduduki Israel. Kemerdekaan rakyat Palestina di tanah airnya sendiri adalah kunci penyelesaian Timur Tengah. Kedudukan kota suci Yerusalem harus dipulihkan. Indonesia menyerukan kepada kedua sahabatnya, Iran dan Iraq supaya mengakhiri pertikaian mereka. - Kita harapkan konperensi di New Delhi bulan ini "dapat memberi jawaban sejarah yang tepat bagi perbaikan dunia." - Indonesia menilai penting peran negara besar RRC dalam percaturan dunia. Tapi selama Cina "belum meyakinkan kita bahwa ia tidak akan membantu sisasisa Partai Komunis yang ada di negaranegara Asia Tenggara, belum waktunya normalisasi hubungan diplomatik dengan RRC sekarang ini." Ekonomi - Kebijaksanaan terpadu yang dijalankan pemerintahan Kabinet Pembangunan ITI selama 5 tahun terakhir ini berhasil mengendalikan tingkat inflasi hingga rata-rata 10% setahun. Ini relatif cukup baik, karena inflasi sedang melanda dunia. Pertumbuhan ekonomi Indonesia selama masa itu rata-rata sekitar 7% setahun. Ini cukup membesarkan hati, karena di beberapa negara maju sendiri, pertumbuhan ekonomi mereka kurang dari 2% setahun. - Produksi beras Indonesia mencapai 23 juta ton pada 1982, dan ini jauh melebihi sasaran terakhir Repelita III yang besarnya 20,5 juta ton. Ini "merupakan salah satu sukses nasional kita". Artinya, pertumbuhan di bidang produksi beras naik dengan rata rata 7,9O setahun, dibanding dengan sektor pertanian lainnya yang non-beras, yang besarnya 4,4%. - Sektor industri meningkat rata-rata 15% setahun selama 5 tahun terakhir ini, dan melampaui sasaran yang ditetapkan Repelita III. - Untuk mendapatkan harga yang wajar bagi minyaknya, Indonesia selalu menjaga persatuan dan solidaritas di antara sesama negara bekembang pengekspor minyak bumi, khususnya yang tergabung dalam OPEC. Terutama pula karena organisasi ini "merupakan alat perjuangan negara-negara Dunia Ketiga untuk memperbaiki tatanan ekonomi duma . - Untuk kebutuhan bahan bakar dalam negeri, Indonesia telah mendirikan kilangkilang minyak baru dengan kapasitas produksi yang cukup besar. "Dengan itu diharapkan mulai tahun depan kita akan dapat memenuhi kebutuhan BBM dari hasil kilang minyak dalam negeri." - Dalam jangka panjang, hasil-hasil tambang Indonesia diarahkan untuk menjadi dasar bagi industri dalam negeri. Produksi timah, misalnya, sebagian dapat diolah menjadi pelat timah untuk kebutuhan di dalam negeri. Devisa: - Tekanan pada neraca pembayaran Indonesia makin terasa selama tahuntahun terakhir ini. Tahun 1980 kita surplus devisa, tapi pada 1981 malah defisit dalam neraca pembayaran. Sekarang Indonesla mempunyai cadangan devisa yang cukup karena dalam tahun-tahun sebelumnya berusaha keras menumpuk cadangan devisa yang cukup tinggi. "Jika akhir-akhir ini Indonesia berusaha untuk memperoleh yinjaman luar negeri atas dasar komersial, maka langkah itu adalah sikap waspada untuk berjaga-jaga, sedia payung sebelum hujan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus