Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta -Enam mantan polisi Inggris dijatuhi pidana penjara pada Kamis, 7 Desember 2023 karena berbagi pesan ofensif dan rasis di WhatsApp tentang anggota keluarga Kerajaan Inggris. Dalam pesan itu termasuk pula menyinggung Meghan Markle, mantan aktris Amerika Serikat yang sekarang menjadi Adipati Sussex.
Lima dari mereka, yang berusia sekitar 60-an tahun, mengaku bersalah karena telah mengirim pesan-pesan tersebut pada September lalu. Mereka dijatuhi hukuman antara enam dan 14 minggu penjara, ditangguhkan selama 12 bulan.
Komandan James Harman, yang memimpin Komando Anti-Korupsi dan Penyalahgunaan Kepolisian Metropolitan, mengatakan dalam sebuah pernyataan setelah sidang hukuman bahwa pesan yang dikirimkan berisi rasis dan diskriminatif. "Pesan-pesan ini benar-benar mengerikan. Mengingat para terdakwa pernah menjabat sebagai polisi, kami menyadari bahwa kasus ini dapat semakin merusak kepercayaan terhadap kepolisian,” kata dia.
Keenam polisi pensiunan tersebut didakwa setelah program Newsnight BBC melakukan investigasi yang menemukan bahwa mereka mengirim pesan-pesan ofensif itu antara Agustus 2018 hingga September 2022. Saat itu mereka semua pensiun dari kepolisian.
Tiga pesan di antaranya menampilkan komentar rasis tentang Meghan, istri putra bungsu Raja Charles III, Pangeran Harry. Meghan lahir dari pasangan warga negara Amerika — ibunya, Doria Ragland merupakan keturunan Afrika dan ayahnya, Thomas Markle merupakan keturunan Jerman, Inggris, dan Irlandia.
Selain Meghan, salah satu pesan yang dikirimkan juga menyertakan foto mendiang Ratu Elizabeth dan suaminya Pangeran Philip. Sementara pesan lainnya merujuk pada putra sulung dan pewaris Charles, Pangeran William dan istrinya Kate, serta Perdana Menteri Rishi Sunak.
Kelima orang yang mengaku bersalah pernah bekerja di berbagai departemen di kepolisian, namun semuanya pernah bertugas di Kelompok Perlindungan Diplomatik. Selama dua tahun terakhir, anggota divisi tersebut ada yang dihukum karena pembunuhan dan pemerkosaan, dan satu orang lagi dipenjara karena melakukan 24 pemerkosaan dan kekerasan seksual lainnya selama kurun dua dekade.
Satu orang yaitu Michael Chadwell, 62 tahun, mengaku tidak bersalah atas satu tuduhan mengirim pesan ofensif. Namun dia dinyatakan bersalah setelah diadili di Pengadilan Magistrat Kota London bulan lalu. Chadwell dijatuhi hukuman 10 minggu penjara, ditangguhkan selama 12 bulan.
Polisi Metropolitan London, kepolisian terbesar di Inggris, telah dilanda berbagai skandal dalam beberapa tahun terakhir. Tinjauan independen terhadap kepolisian tersebut pada Maret menyimpulkan bahwa mereka secara institusional bersifat rasis, misoginis, dan homofobik. Mark Rowley, yang memimpin kepolisian itu, telah berjanji untuk memecat orang-orang yang tidak layak di antara lebih dari 43 ribu polisi dan stafnya.
REUTERS
Pilihan editor: Kim Jong Un Menangis Minta Wanita Korut Melahirkan Banyak Anak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini