Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Reynhard Sinaga menyedot perhatian publik Inggris pada 2017 lalu. Ia disebut pemerkosa berantai dengan jumlah korban terbanyak. Kisahnya diangkat menjadi film dokumenter BBC berjudul Catching a Predator.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Reynhard Sinaga telah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada 2020. Dia dinyatakan bersalah telah melakukan pelecehan seksual terhadap 159 pria.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam film Catching a Predator itu disebutkan bahwa ia adalah pemerkosa berantai yang dinyatakan bersalah karena memikat pria dari luar klub malam Manchester ke flatnya. Reynhard Sinaga memangsa pria muda yang mabuk sendirian di sekitar klub malam di dekat flatnya di Manchester. Ia menyamar sebagai orang baik hati yang menawari mereka tumpangan untuk tidur. Banyak dari korbannya tidak ingat dengan detil peristiwa penyerangan tersebut.
Mahasiswa PhD Indonesia itu divonis bersalah atas 136 dakwaan pemerkosaan, 8 dakwaan percobaan pemerkosaan, 14 dakwaan penyerangan seksual, dan 1 dakwaan penyerangan dengan penetrasi. Pihak berwenang percaya mungkin ada lebih dari 190 laki-laki yang telah menjadi korbannya.
Ian Rushton, wakil kepala jaksa penuntut untuk North West England, menyebut Sinaga sebagai pemerkosa paling produktif dalam sejarah hukum Inggris. Ia menambahkan bahwa Sinaga bersenang-senang dengan memangsa pria heteroseksual. Hakim Suzanne Goddard QC menggambarkannya sebagai monster.
Dia dijatuhi hukuman seumur hidup di Pengadilan Mahkota Manchester pada Januari 2020. Dia harus dan menjalani setidaknya 30 tahun penjara sebelum dipertimbangkan untuk pembebasan bersyarat. Hukumannya ditingkatkan menjadi 40 tahun.
Film dokumenter Catching a Predator menunjukkan kisah dalam penyelidikan Sinaga, bagaimana dia ditangkap hingga akhirnya dihukum.
Daniel, salah satu pria Inggris yang diperkosa Reynhard Sinaga pertama kalinya berbicara secara terbuka tentang peristiwa yang menimpanya. Dia tidak mengetahui bahwa ia telah diserang sampai saat Polisi Greater Manchester menunjukkan foto-fotonya.
AFIFA RIZKIA AMANI | INEWS | BBC