Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara yang bersenjata nuklir melakukan uji coba menembakkan dua rudal jelajah strategis dari kapal selam, Minggu, 12 Maret 2023, kata kantor berita negara KCNA, Senin, tepat ketika latihan militer AS-Korea Selatan akan dimulai.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Strategis" biasanya digunakan untuk menggambarkan senjata yang memiliki kemampuan nuklir.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KCNA mengatakan peluncuran tersebut mengkonfirmasi keandalan sistem dan menguji operasi ofensif bawah laut dari unit kapal selam yang merupakan bagian dari penangkal nuklir Korea Utara.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan militernya berada dalam siaga tinggi dan badan intelijen negara itu bekerja sama dengan mitranya dari AS untuk menganalisis secara spesifik peluncuran tersebut.
Pada Senin, pasukan Korea Selatan dan Amerika dijadwalkan untuk memulai latihan bersama selama 11 hari, yang dijuluki "Perisai Kebebasan 23", yang akan diadakan dalam skala yang belum pernah dilihat sejak 2017.
Latihan-latihan ini akan memperkuat postur pertahanan kombinasi sekutu, kata dua militer ini, dan akan mencakup latihan-latihan lapangan termasuk pendaratan amfibi.
Korea Utara telah lama marah karena latihan yang dianggapnya sebagai latihan untuk invasi. Mereka telah melakukan sejumlah uji coba rudal dan latihan dalam satu tahun terakhir dalam apa yang dikatakannya sebagai upaya untuk meningkatkan penangkal nuklirnya dan membuat lebih banyak senjata beroperasi penuh.
"Sangat disesalkan Korea Utara menggunakan latihan pertahanan reguler kami sebagai dalih untuk provokasi,” kata Koo Byoung-sam, juru bicara kementerian unifikasi Korea Selatan yang menangani hubungan dengan Utara. "Saya berharap Korea Utara menyadari bahwa tidak ada yang bisa mereka peroleh dari meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.”
Peluncuran kapal selam itu ditujukan untuk menunjukkan determinasi Korea Utara untuk mengendalikan situasi yang di dalamnya, kata KCNA, “penjajah AS dan pasukan boneka Korea selatan semakin tidak terselubung dalam manuver militer anti-DPRK mereka."
DPRK singkatan untuk Democratic People's Republic of Korea.
KCNA mengatakan rudal-rudal jelajah strategis itu ditembakkan dari kapal selam "8.24 Yongung” di perairan lepas pantai Korea, Minggu dini hari.
Rudal-rudal itu menjelajah sekitar 1.500 km sebelum mengenai sebuah target di laut, kata KCNA.
Seorang juru bicara JCS mengatakan tidak semua yang diklaim Korea Utara akurat, tetapi dia tidak memberikan detail lebih lanjut.
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno mengatakan tidak ada informasi bahwa rudal tersebut terbang menuju perairan Jepang atau menyebabkan kerusakan.
“Jika pengumuman Korea Utara bahwa rudal itu memiliki jangkauan lebih dari 1.500 kilometer itu benar, itu akan menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas kawasan – kami khawatir,” kata Matsuno.
Kekurangan Pangan
Leif-Eric Easley, seorang dosen di Ewha University, Seoul, mengatakan Korea Utara bisa saja melebih-lebihkan kemampuannya untuk mempersenjatai rudal-rudal semacam itu dengan hulu ledak nuklir.
"Rezim Kim ingin menunjukkan bahwa mereka dapat menyaingi atau melebihi kemampuan militer yang dipamerkan dalam latihan pertahanan AS-Korsel. Namun, kenyataannya prajurit Korea Utara kurang makan dan diperintahkan untuk membantu para petani mengatasi kekurangan pangan di negara itu,” kata Easley said.
Korea Utara memiliki armada kapal selam yang besar tetapi 8.24 Yongung (Pahlawan 24 Agustus) adalah satu-satunya kapal selam rudal balistik eksperimental yang diketahui. Analis mengatakan kapal tersebut memainkan peran penting dalam pengembangan rudal, teknologi kapal selam dan prosedur operasional, serta pelatihan langsung kapal selam baru.
Korea Utara mengatakan mereka sedang membangun sebuah kapal selam rudal balistik operasional. Saat menyaksikan peluncuran rudal balistik jarak pendek, Kamis, pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un memerintahkan militer untuk mengintensifkan latihan-latihan untuk menangkal dan menanggapi “perang sesungguhnya” jika perlu.
Pada Minggu, media pemerintah melaporkan bahwa Kim memimpin pertemuan partai yang berkuasa untuk membahas dan memutuskan "langkah-langkah penting dan praktis" untuk meningkatkan pencegahan perang negara di tengah peningkatan tindakan oleh Amerika Serikat dan Korea Selatan. Laporan itu tidak memberikan rincian tentang langkah-langkah tersebut.
REUTERS