Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kelompok Kuil Setan di Salem, Massachusetts, Amerika Serikat mengajukan keluhan resmi kepada Komisi Massachusetts Melawan Diskriminasi terhadap Dewan Kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyebabnya, menurut pendiri Kuil Setan di Salem, Lucien Greaves, Dewan Kota tidak memberi kesempatan untuk berdoa pada pembukaan pertemuan Dewan Kota.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dewan Kota Massachusetts menolak permohonan Kuil Setan karena orang yang berdoa pada pembukaan pertemuan sudah dijadwalkan lewat undangan. Dan, Dewan Kota dapat memilih siapa yang menurut mereka sesuai.
"Ide mengenai kebijakan hanya undangan bukan diskriminasi adalah tidak masuk akal. Ini definisi yang sangat diskriminatif," kata Greaves, seperti dikutip dari The Boston Herald.com, 14 Februari 2019.
Konselor Annisa Essaibi George melalui juru bicara mengatakan dirinya tidak pernah mengatakan anggota Kuil Setan tidak dibolehkan menyampaikan doa di pertemuan.
"Dia hanya mengundang rohaniwan berdasarkan hubungan personal yang dia miliki dengan mereka atau jika mereka secara langsung terkait dengan pekerjaan yang dia lakukan," kata Malaika Lucien, juru bicara George.
Kuil Setan berpendapat bahwa praktek membuka pertemuan publik dengan doa dianggap sah oleh Mahkamah Agung pada tahun 2014. Peraturan ini membuat jelas bahwa pemerintah kota terbelenggu dengan cara pandang diskriminasi dalam menentukan agama yang boleh berdoa atau mereka bebas memilih agama yang mereka lebih suka.
Kuil Setan didirikan pada tahun 2013. Kelompok ini menggambarkan dirinya sebagai tidak percaya Tuhan, organisasi religius yang memandang setan sebagai pemberontak abadi, penyelidik tercerahkan dan kebebasan pribadi daripada dewa atau makhluk supernatural.
Kuil Setan memiliki misi untuk mendorong kebajikan dan empati di antara semua manusia, menolak tirani otoritas, menganjurkan akal sehat praktis dan keadilan, dan diarahkan oleh hati nurani manusia untuk melakukan pengejaran mulai yang dibimbing oleh kehendak pribadi.