Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Jepang menjadi lokasi kunjungan pertama Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dalam tur diplomasinya. Dalam pertemuan tersebut, potensi ancaman dari Cina di kawasan Indo-Pasifik menjadi topik bahasan utama Amerika dan Jepang.
Dikutip dari Channel News Asia, Amerika dan Jepang sama-sama mengkhawatirkan aktivitas Cina di kawasan Indo-Pasifik. Sebab, di mata mereka, Cina semakin agresif melakukan ekspansi di kawasan tersebut. Salah satu yang paling dikhawatirkan adalah bagaimana Cina kerap mengklaim wilayah milik negara lain sebagai bagiannya. Jika aktivitas itu dibiarkan, Amerika dan Jepang khawatir Cina akan kian kelewatan.
"Perilaku Cina, yang inkonsisten dengan hukum internasional, menghadirkan ancaman politik, ekonomi, militer, dan teknologi. Kami berkomitmen untuk melawan perilaku-perilaku (Cina) yang koersif dan menimbulkan ketidakstabilan regional," ujar pernyataan bersama Amerika dan Jepang, Selasa, 16 Maret 2021.
Untuk memastikan aktivitas koersif dari Cina bisa ditangkal, Amerika dan Jepang sepakat akan membalas jika Cina mencoba mencari gara-gara di kawasan Indo-Pasifik. Mereka berkata, Amerika dan Jepang sudah memilki kesepahaman pemikiran soal bagaimana kawasan Indo-Pasifik harus tetap bebas dan terbuka.
Beberapa tahun terakhir, Cina memang aktif mengklaim berbagai hal di kawasan Indo-Pasifik. Di Asia Tenggara, misalnya, Cina mengklaim Laut Cina Selatan (Nine Dash Line) sebagai miliknya sehingga tidak boleh ada negara lain yang beraktivitas di sana secara bebas.
Klaim Cina tersebut sempat menimbulkan berbagai masalah. Misalnya, April lalu, Cina sempat menenggelamkan kapal Vietnam yang ia anggap menerobos wilayahnya di Kepulauan Paracel, Laut Cina Selatan. Selain itu, Cina juga pernah menganggu aktivitas pengeboran lepas laut kapal West Capella dari Malaysia. Laut China Selatan dan dan Sembilan Garis Putus-putus
Dengan Jepang, Cina berurusan soal Kepulauan Senkaku, Laut Cina Timur. Setelah melakukan eksplorasi di sana akhir 60an, Cina mengklaim Senkaku sebagai miliknya. Padahal, sebelumnya, Cina tidak pernah menyatakan apapun soal pulau tersebut.Perkembangan terbaru, Cina mengesahkan kebijakan yang memungkinkan armada angkatan lautnya untuk menindak kapal-kapal di wilayah yang ia klaim.
Duta Besar Jepang di Indonesia, Kanasugi Kenji, mengakui bahwa masalah soal klaim Senkaku itu pelik. Sebab, sengketa sudah berlangsung cukup lama dan Cina tidak ada niatan untuk mematuhi hukum internasional terkait status Kepulauan Senkaku. Di sisi lain, Cina juga agresif dalam hal memperkuat angkatan lautnya sehingga mereka tidak bisa dipandang remeh.
"Tidak mudah untuk membalas aktivitas Cina selain membentuk aliansi dengan negara-negara yang sepemikiran dengan kami. Salah satunya adalah Indonesia. Penting bekerjasama dengan negara yang menginginkan Indo-Pasifik bebas dan terbuka," ujar Kenji yang menyatakan Cina menginginkan Senkaku karena cadangan minyak dan gasnya.
Kenji menegaskan bahwa pembentukan blok militer bukanlah opsi atas masalah Indo-Pasifik. Menurut dia, tekanan ke Cina bisa diberikan lewat jalur diplomasi selama negara-negara yang bermasalah dengan aktivitas Cina di Indo-Pasifik solid.
"Hal tersebut juga mengingat bahwa banyak negara tetap memiliki hubungan penting dengan Cina," ujar Kenji diplomatis soal problem Cina di kawasan Indo-Pasifik.
Baca juga: Ikuti Korea Selatan, Jepang Siapkan Respon Terhadap Kudeta Myanmar
ISTMAN MP | CHANNEL NEWS ASIA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini