Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah kapal penyelamat milik lembaga nirlaba Doctors Without Borders (MSF) menemukan jenazah 11 migran yang terkatung-katung di lepas pantai Libya pada Jumat, 7 Juni 2024. Sebelumnya, kapal penyelamat itu menyelamatkan lebih dari 160 orang dari beberapa perahu yang dekat dengan negara di Afrika utara itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MSF mengatakan kapal pencari dan penyelamat Geo Barents menyelamatkan 146 migran dalam dua kali operasi. Mereka lalu menemukan 20 orang lainnya dari sebuah perahu berbeda dan ‘mengambil’ sekitar 11 jenazah yang terlihat oleh sebuah pesawat pengintai yang mengapung di laut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kami tidak tahu penyebab pasti tragedi ini, namun kami yakin korban tewas terus bertambah dalam upaya menuju tempat yang lebih aman. Pembantaian ini harus dihentikan,” demikian keterangan MSF di media sosial X.
MSF menceritakan pesawat pengintai mereka melihat ada beberapa jasad, lalu mereka mencoba menghubungi pasukan penjaga pantai Libya untuk ‘mengambil’ jenazah tersebut. Namun MSF tidak mendapatkan jawaban.
“Inilah yang terjadi di laut mediterania, bahkan ketika tak ada seorang pun yang melihat itu,” demikian keterangan MSF.
Catatan PBB mengungkap sudah lebih dari 20 ribu kematian dan korban hilang di wilayah tengah Laut Mediterania sejak 2014. Kejadian ini menjadikan Laut Mediterania tengah sebagai tempat paling berbahaya bagi migran untuk pindah ke negara lain.
Italia sudah mendesak Tunisia dan Libya agar melakukan lebih banyak upaya menghentikan migran menempatkan hidup mereka dalam risiko bahaya di laut setelah Negeri Pizza itu membatasi operasi kapal-kapal penyelamatan dengan alasan keberadaan kapal-kapal itu malah dianggap mendorong orang-orang untuk hijrah ke Eropa. Namun tuduhan MSF membatah tuduhan Italia itu.
Italia pada Jumat, 7 Juni 2024, mengatakan telah meminta kapal Geo Barents agar membawa migran-migran yang diselamat ke pelabuhan utara Genova yang terletak lebih dari 650 mil dari posisi mereka atau lebih jauh dari pelabuhan nyaman di dekat Sicily.
“Ini akan secara signifikan memperlambat bantuan bagi korban selamat yang sudah menanggung banyak beban penderitaan,” demikian keterangan MSF.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Belgia, Denmark, dan Spanyol Sambut Resolusi Keanggotaan Palestina di PBB
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini