Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Laki-laki Asal Kolombia, 18 Tahun Jadi Pastor Katolik Palsu

Seorang laki-laki dari Kolombia berpura-pura menjadi pastor Katolik selama 18 tahun. Kedoknya terbongkar saat dilakukan investigasi.

26 Desember 2018 | 07.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pastur memberkati seekor kura-kura di luar Gereja San Anton di Madrid, Spanyol, 17 Januari 2016. Ratusan pemilik hewan peliharaan membawa hewan mereka untuk diberkati setiap tahun pada hari San Anton, santo pelindung hewan Spanyol. AP Photo/Francisco Seco

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Miguel Angel Ibarra, seorang laki-laki asal Kolombia selama 18 tahun hidup berpura-pura sebagai pastor Katolik. Ibarra mendengarkan jamaah yang memberikan pengakuan dosa hingga menjadi saksi pernikahan. Namun kebohongannya terbongkar persis sehari sebelum perayaan Natal atau pada Senin, 24 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dikutip dari asiaone.com, Selasa, 25 Desember 2018, keuskupan Cadiz dan Ceuta menyatakan pernikahan dan proses baptis yang dilakukan oleh Ibarra, tetap sah. Namun tidak halnya dengan pengakuan dosa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ibarra adalah warga negara Kolombia yang pindah ke Spanyol pada Oktober 2017. Dia menjadi penanggung jawab sebuah gereja di desa Medina Sidonia, di wilayah selatan kawasan Andalusia, Spanyol, yang berpenduduk sekitar 11 ribu jiwa.

Kepada pihak berwenang, Ibarra mengaku telah pastor Katolik palsu selama 18 tahun. Ibarra kedapatan telah memalsukan dokumen penasbihannya yang terbongkar lewat sebuah investigasi yang menyeluruh. Gereja Kolombia menyimpulkan mereka belum pernah mentasbihkan Ibarra sebagai pastor Katolik.

Baca: Pastor Tawarkan Miras dan Keripik Gratis ke Umat agar ke Gereja  

Dengan terbongkarnya kebohongan Ibarra ini, maka dia diminta untuk kembali ke keuskupan agung di Kolombia. Keuskupan Cadiz dan Ceuta menyesalkan peristiwa seperti ini karena dapat mencoreng kepercayaan pada para imam yang benar-benar telah ditahbiskan dan melayani Gereja setiap hari dengan cara yang patut.

Seperti di negara-negara Eropa lainnya, Spanyol kesulitan dalam merekrut para calon imam atau pastor Katolik baru dalam beberapa tahun terakhir. Walhasil, Negara Matador itu harus 'mengimpor' para pastor Katolik atau para imam, yang umumnya didatangkan dari negara-negara Amerika Latin bekas jajahan Spanyol.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus