Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Miguel Angel Ibarra, seorang laki-laki asal Kolombia selama 18 tahun hidup berpura-pura sebagai pastor Katolik. Ibarra mendengarkan jamaah yang memberikan pengakuan dosa hingga menjadi saksi pernikahan. Namun kebohongannya terbongkar persis sehari sebelum perayaan Natal atau pada Senin, 24 Desember 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari asiaone.com, Selasa, 25 Desember 2018, keuskupan Cadiz dan Ceuta menyatakan pernikahan dan proses baptis yang dilakukan oleh Ibarra, tetap sah. Namun tidak halnya dengan pengakuan dosa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ibarra adalah warga negara Kolombia yang pindah ke Spanyol pada Oktober 2017. Dia menjadi penanggung jawab sebuah gereja di desa Medina Sidonia, di wilayah selatan kawasan Andalusia, Spanyol, yang berpenduduk sekitar 11 ribu jiwa.
Kepada pihak berwenang, Ibarra mengaku telah pastor Katolik palsu selama 18 tahun. Ibarra kedapatan telah memalsukan dokumen penasbihannya yang terbongkar lewat sebuah investigasi yang menyeluruh. Gereja Kolombia menyimpulkan mereka belum pernah mentasbihkan Ibarra sebagai pastor Katolik.
Baca: Pastor Tawarkan Miras dan Keripik Gratis ke Umat agar ke Gereja
Dengan terbongkarnya kebohongan Ibarra ini, maka dia diminta untuk kembali ke keuskupan agung di Kolombia. Keuskupan Cadiz dan Ceuta menyesalkan peristiwa seperti ini karena dapat mencoreng kepercayaan pada para imam yang benar-benar telah ditahbiskan dan melayani Gereja setiap hari dengan cara yang patut.
Seperti di negara-negara Eropa lainnya, Spanyol kesulitan dalam merekrut para calon imam atau pastor Katolik baru dalam beberapa tahun terakhir. Walhasil, Negara Matador itu harus 'mengimpor' para pastor Katolik atau para imam, yang umumnya didatangkan dari negara-negara Amerika Latin bekas jajahan Spanyol.