Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Harga minyak bisa naik ke lebih dari 300 dolar AS per barel jika Amerika Serikat dan Uni Eropa melarang impor minyak dari Rusia, kata Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak, Senin, 7 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Sangat jelas bahwa penolakan terhadap minyak Rusia akan menyebabkan konsekuensi bencana bagi pasar global," kata Novak dalam sebuah pernyataan video yang disiarkan televisi pemerintah Rusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Kenaikan harga minyak dunia tidak bisa diprediksi. Itu akan menjadi 300 dolar per barel jika tidak lebih.” Saat ini, harga minyak sudah mencapai 139 dolar AS per barel dampak dari agresi Rusia ke Ukraina.
Namun ancaman itu tidak membuat Amerika Serikat surut. Bahkan Washington siap melanjutkan larangan impor minyak Rusia tanpa partisipasi sekutu di Eropa, kata dua sumber yang akrab dengan masalah tersebut kepada Reuters.
Presiden Joe Biden mengadakan panggilan konferensi video dengan para pemimpin Prancis, Jerman dan Inggris pada Senin ketika pemerintahannya terus mencari dukungan mereka untuk larangan impor minyak Rusia.
Gedung Putih juga sedang bernegosiasi dengan para pemimpin kongres AS yang sedang mengerjakan undang-undang yang akan melarang impor dari Rusia, sebuah langkah yang memaksa pemerintah untuk bekerja pada garis waktu dipercepat, kata seorang sumber kepada Reuters.
Seorang pejabat senior AS, yang juga berbicara dengan syarat anonim, mengatakan kepada Reuters bahwa keputusan akhir belum dibuat tetapi "kemungkinan hanya AS jika itu terjadi."
Jerman, pembeli terbesar minyak mentah Rusia, menolak rencana untuk melarang impor energi. Jerman mempercepat rencananya untuk memperluas penggunaan sumber energi alternatif tetapi tidak dapat menghentikan impor energi Rusia dalam semalam, kata Kanselir Jerman Olaf Scholz, Senin.
Harga minyak telah melonjak ke level tertinggi sejak 2008 karena penundaan potensi kembalinya minyak mentah Iran ke pasar global dan karena Amerika Serikat dan sekutu Eropa mempertimbangkan untuk melarang impor dari Rusia.
Eropa bergantung pada Rusia untuk minyak mentah dan gas alam tetapi menjadi lebih terbuka terhadap gagasan untuk melarang produk Rusia.
Amerika Serikat tidak terlalu bergantung pada minyak mentah dan produk Rusia, tetapi larangan akan membantu mendorong harga naik dan berdampak pada konsumen AS yang sudah melihat kenaikan harga di pompa bensin.
"Kami mengimpor minyak dengan persentase yang lebih kecil dari Rusia daripada yang dilakukan Eropa ... ini adalah keadaan yang sangat berbeda," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki.