Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

29 Oktober 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Filipina
Estrada Terpojok Peso

PRESIDEN Filipina Joseph Estrada kian terpojok menyusul ancaman krisis ekonomi akibat jatuhnya mata uang peso. Jumat pekan lalu, nilai valuta asing peso jatuh pada titik terendah: 51 peso terhadap satu dolar AS.

Padahal, sehari sebelumnya, Estrada sesumbar hanya akan mundur jika ada bukti kuat dia terlibat dalam skandal judi liar jueteng. "Kalau ada yang bisa membuktikan saya menerima satu sen saja uang judi ilegal atau mencuri uang negara, detik ini juga saya mundur," ujarnya di Kidapawan, Filipina Selatan. Lebih lanjut, Estrada menuduh kubu oposisi sengaja menciptakan citra buruk bagi dirinya.

Hampir bersamaan, di San Pablo, dekat Manila, Wakil Presiden Gloria Arroyo, pengganti konstitusional Estrada, mendesak lagi agar Estrada angkat kaki dari Malacanang. "Solusi ekonomi tidak cukup. Beberapa kalangan masyarakat percaya pemerintahan ini telah kehilangan moral," ujar Arroyo berapi-api.

Mayoritas pengusaha top Filipina (Klub Bisnis Makati) kini telah bergabung dengan para pemuka agama, politisi oposisi, dua bekas presiden, dan ribuan orang Filipina yang mendesak Estrada mundur. Merosotnya peso diperkirakan akan segera mengguncang ekonomi Filipina. "Jatuhnya peso adalah indikator besar turunnya kepercayaan ekonomi Filipina," ujar Simon Flint dari Bank of America cabang Singapura.

Pantai Gading
Pertemuan Redakan Rusuh Pemilu

PERTEMUAN presiden terpilih Pantai Gading, Laurent Gbagbo, dan pemimpin oposisi Alassane Dramane Ouattara, pekan silam, digelar untuk meredakan kerusuhan brutal selama tiga hari. Sebelumnya, Ketua Komisi Pemilihan Umum Pantai Gading, Honore Guie, Kamis pekan lalu, mengumumkan bahwa Laurent Gbagbo memenangi pemilu presiden. Gbagbo memperoleh 59,36 persen suara, sementara pesaingnya, mantan pemimpin junta militer Jenderal Robert Guei, mendapat 32,72 persen suara. Pemilu itu hanya diikuti 37,42 persen warga Pantai Gading yang memiliki hak suara.

Pengumuman itu diselenggarakan di tengah kecamuk kerusuhan berbau primordial di Ibu Kota Abijan. Kerusuhan yang sudah berlangsung sejak Selasa itu menewaskan 70 orang, termasuk seorang anak dan seorang demonstran yang tewas dibakar hidup-hidup pada hari ketiga kerusuhan.

Bentrokan meletus antara pendukung Gbagbo dan pendukung mantan Perdana Menteri Ouattara, berkaitan dengan tuntutan pemilu ulang. Alhasil, pertemuan antara Gbagbo dan Ouattara yang digelar Jumat lalu di kediaman presiden menjadi penting. Mereka berdiskusi membahas kabinet baru. Di hadapan kilatan kamera foto, mereka berjabat tangan erat dan mengumbar senyum. "Masuk pemerintahan bukanlah prioritas," kata Ouattara. Dia mengatakan, partainya (Rally of the Republicans Party) akan berfokus pada pemilihan parlemen.

Georgia
Investigasi Jatuhnya Pesawat Militer

BELUM hilang ingatan atas tenggelamnya kapal selam Kursk, 12 Agustus lalu, Rusia kembali berduka. Sebuah pesawat angkut militer dari era Uni Soviet, Ilyushin-18 (Il-18), yang mengangkut 86 penumpang, termasuk delapan orang anak, jatuh setelah menabrak Gunung Mtirala. Pesawat berkapasitas 120 penumpang itu berusaha mendarat dalam cuaca buruk di Republik Georgia, Rabu malam pekan lalu.

Regu penolong yang mendaki ke lokasi reruntuhan pesawat di ketinggian 1.300 meter, di wilayah Adzhara, 25 kilometer sebelah timur Kota Batumi, tidak menemukan tanda-tanda kehidupan. "Hujan deras, pesawat berkeping-keping, dan semuanya terbakar," ujar Kakha Beridze, penolong dari Kementerian Situasi Darurat Georgia. Atas tragedi itu, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan agar Sergei Ivanov, pejabat Dewan Keamanan, terbang ke Batumi dan membentuk komisi investigasi.

Jepang
PM Mori di Ujung Tanduk

SKANDAL kembali mengguncang kabinet Jepang. Menteri Sekretaris Kabinet, Hidenao Nakagawa, mundur Jumat pekan silam karena dugaan skandal seks dan obat terlarang serta terlibat hubungan dengan kelompok kejahatan berhaluan ekstrem kanan. Sebagai penggantinya, Perdana Menteri Yoshiro Mori mengangkat Yasuo Fukuda, anak mantan perdana menteri Takeo Fukuda. Yasuo termasuk tokoh faksi Mori pada partai berkuasa, LDP.

Melalui sebuah tabloid mingguan, Nakagawa menyangkal keterlibatan dengan kelompok berhaluan ekstrem kanan dan penggunaan obat terlarang. Tapi Nakagawa tampak tak bisa mengelak dugaan skandal seks dengan seorang wanita berusia 20 tahun yang berprofesi sebagai pelayan bar di kawasan bisnis Ginza, Tokyo. Kesulitannya mengelak itu karena sebuah majalah—pada pekan yang sama—menyiarkan foto wanita muda tersebut duduk di ranjang yang disebut-sebut berada di kamar tidur Nakagawa.

Skandal itu makin terkuak setelah pihak oposisi mengklaim memiliki kaset rekaman perkataan Nakagawa kepada pacar gelapnya itu bahwa polisi kemungkinan hendak menyelidikinya untuk penggunaan obat-obatan terlarang.

Dalam politik di Negeri Matahari Terbit, posisi Nakagawa cukup terhormat karena ia bertugas menjadi juru bicara utama pemerintahan Perdana Menteri Mori. Mundurnya Nakagawa, apalagi akibat skandal wanita simpanan, sungguh menggoyahkan prestise pemerintahan Mori. Sebelumnya, tiga bulan lalu, Menteri Keuangan Kimitaka Kuze mundur gara-gara tuduhan menerima suap.

Dwi Arjanto (AFP, Reuters, AP)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus