Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Ya, Presiden Terlibat Kasus Bulog

Separuh responden percaya Presiden Abdurrahman Wahid memerintahkan Soewondo mengambil dana Yayasan Bina Kesejahteraan Bulog lewat Sapuan.

29 Oktober 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

IBARAT kucing dan tikus, perseteruan antara Presiden Abdurrahman Wahid dan anggota DPR berlanjut terus. Setelah lolos dari jerat interpelasi berkaitan dengan pencopotan Menteri Laksamana Sukardi dan Jusuf Kalla, Presiden kini harus menghadapi hak angket DPR dalam kasus dugaan penyelewengan dana Yayasan Bina Kesejahteraan (Yanatera) Badan Urusan Logistik (Bulog). Hak angket itu muncul setelah ada sinyalemen Gus Dur telah menyalahgunakan kekuasaannya dan menekan pejabat Bulog agar mengeluarkan Rp 35 miliar. Kemudian, dana itu bocor ke mana-mana.

Adapun kasus yang bermula pada Januari 2000 itu sekarang kian ramai setelah salah satu tersangka utamanya, Soewondo, tertangkap polisi di kawasan Puncak, Jawa Barat, tiga pekan silam. Aparat berhasil menciduk teman dekat Presiden Abdurrahman ini setelah sempat kehilangan jejaknya beberapa bulan. Penangkapan Soewondo diharapkan akan memperjelas teka-teki tentang apa yang sebenarnya terjadi di balik kasus yang dijuluki Buloggate itu.

Walaupun demikian, sejauh ini kasus Bulog itu belum menunjukkan titik terang. Dalam pemeriksaan polisi, Soewondo mengaku tak mengenal atau tak pernah bertemu dengan Presiden Abdurrahman. Pernyataan ini jelas sesuatu yang aneh mengingat banyak orang mengetahui Soewondo itu ”tukang pijat” Presiden.

Selain itu, ada banyak pertanyaan yang belum terjawab, misalnya apakah Presiden Abdurrahman benar-benar memerintahkan Soewondo mengambil dana itu lewat Sapuan (Wakil Kepala Bulog waktu itu). Bila ya, mengapa Presiden tak bersedia memenuhi permintaan Sapuan untuk membuat keputusan presiden (keppres) pengeluaran dana? Benarkah Alwi Shihab pernah menelepon Jusuf Kalla (Kepala Bulog waktu itu) dan menanyakan soal dana Bulog? Bila ya, apa maksudnya? Lalu, mengapa dan bagaimana pula dana itu bisa mampir ke rekening orang seperti pengusaha Siti Farikha dan anggota DPR Suko Sudarso?

Tak aneh bila kasus yang kontroversial dan masih samar-samar ini membuat sikap responden jajak pendapat TEMPO terbelah hampir sama besar. Jumlah responden yang percaya Presiden Abdurrahman Wahid memerintahkan Soewondo mengambil dana Yanatera Bulog lewat Sapuan hanya sedikit di atas yang tak percaya. Hasil ini bisa dimaklumi. Sebab, setiap kontroversi yang belum jelas duduk perkaranya secara psikologis memang selalu membelah pendapat orang hampir sama besar.

Demikian juga sikap responden yang percaya Presiden Abdurrahman terlibat dalam kasus dugaan korupsi itu. Mereka yang yakin menunjukkan beberapa indikasi keterlibatan Abdurrahman. ”Bukankan Soewondo itu tukang pijat Gus Dur?” demikian komentar Citra Andini, warga Kebonnanas, Jakarta. Di mata Citra, bila Soewondo benar-benar ada di balik kasus Bulog, besar kemungkinan Presiden setidaknya mengetahui penyelewengan itu.

Sebaliknya, responden yang tak percaya berpendapat belum ada bukti langsung yang menunjukkan Abdurrahman terlibat dalam kasus Bulog. Indikasinya, menurut mereka, Presiden tak pernah menerima kucuran dana itu. Mereka lebih percaya bahwa Presiden hanya menanyakan soal keberadaan dana nonbujeter di Bulog dan tak memintanya.

Kendati demikian, mayoritas responden sepakat Presiden Abdurrahman Wahid harus mengundurkan diri seandainya benar-benar terlibat dalam penyelewengan dana Yanatera. Tapi tentu saja jalan untuk memaksa Gus Dur mundur belum terbuka lebar. Ketua Panitia Khusus Bulog DPR, Bachtiar Chamsyah, bahkan mengatakan kemungkinan penyelidikan mengarah ke Sidang Istimewa MPR masih jauh. ”Kami harus mengumpulkan keterangan saksi dulu. Nanti, kalau ada perkembangan, saya kabari,” katanya.

Wicaksono


Apakah Anda percaya bahwa Presiden Abdurrahman Wahid memerintahkan Soewondo mengambil dana Yanatera Bulog lewat Sapuan?
Ya54%
Tidak46%
Apakah Anda percaya Presiden Abdurrahman Wahid terlibat dalam kasus dugaan korupsi di Bulog?
Ya52%
Tidak48%
 
Apakah Presiden harus mengundurkan diri seandainya benar-benar terlibat dalam kasus Bulog?
Ya84%
Tidak16%
 
Bila ya, apa fakta pendukung yang menunjukkan keterlibatan itu?
Soewondo orang terdekat Presiden Abdurrahman Wahid75%
Penolakan Presiden Abdurrahman membuat keppres pengeluaran dana18%
Alwi Shihab pernah bertanya kepada Jusuf Kalla soal dana Yanatera14%
Dana Bulog mengalir ke Siti Farikha14%
Ada instruksi dari Presiden5%
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 
Bila tidak, apa dasar pernyataan Anda?
Belum ada bukti langsung yang menunjukkan Presiden Abdurrahman Wahid terlibat64%
Presiden Abdurrahman tak pernah menerima uang Bulog22%
Presiden hanya menanyakan soal dana Bulog, dan bukan memintanya8%
Ada unsur politik yang ingin menjatuhkan Presiden Abdurrahman1%
* Responden boleh memberikan lebih dari satu jawaban
 

Metodologi jajak pendapat :

  • Jajak pendapat ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 500 responden di lima wilayah DKI Jakarta pada 23-26 Oktober 2000. Dengan jumlah responden tersebut, tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) diperkirakan 5 persen. Penarikan sampel dikerjakan melalui metode acak bertingkat (multi-stages random sampling) dengan unit kelurahan, RT, dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan lewat kombinasi antara wawancara tatap muka dan melalui telepon.

    MONITOR juga ditayangkan dalam SEPUTAR INDONESIA setiap hari Minggu pukul 18.30 WIB

    Independent Market Research
    Tel: 5711740-41, 5703844-45 Fax: 5704974

  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus