Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Palestina Panas di Jalur Gaza
Ketegangan Hamas-Fa-tah sudah makan korban. Di Kota Gaza, dua polisi Pa-lestina luka-luka setelah bentrok, saling tembak dengan pasukan keamanan Hamas, Kamis pekan lalu. Peristiwa- itu terjadi ketika pasukan keamanan kedua pihak saling unjuk kekuatan, menenteng AK-47, di jalan-jalan kota.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah memerintahkan penempatan ribuan po-lisi di jalan-jalan. ”Saya min-ta pasukan keamanan -me-nolak perintah dari otori-tas- lain selain saya,” pesan Pre-siden Abbas kepada pa-suk-an keamanan. Tapi, untuk- me-re-dam pertentangan an-tara- kedua faksi itu, Presi-den yang berasal dari Fatah itu bertemu dengan Saeed Se-yam, Menteri Dalam Negeri dari kelompok Hamas.
Sejauh ini, Hamas te-tap mem-pertahankan pasuk-an-nya.- Perdana Menteri terpi-lih- Ismail Haniya bilang: ”Pa-sukan yang dibentuk itu adalah pasukan pendukung, dan sudah sesuai hukum dan konstitusi.”
Iran Tolak Tawaran Uni Eropa
”Iran tidak akan mene-ri-ma setiap penundaan atau diakhirinya aktivitas peng-a-yaan uranium,” kata Presi-den Iran Ahmadinejad di de-pan ratusan ribu massa pen-dukungnya di Teheran, Kamis pekan lalu.
Sehari sebelumnya, Uni E-ropa, Inggris,- Jer-man dan Prancis, telah me-nawarkan- diri untuk me-nu-kar reaktor nuklir dengan ener-gi air jika Iran membe-ku-kan program pengayaan nu-klirnya. Pimpinan Uni Ero-pa sendiri mengancam tak akan membela Iran jika Dewan Keamanan PBB menja-tuhkan sanksi kelak. Dan itu akan berubah bila Iran menerima tawaran.
Tapi jalan diplomatik belum tertutup. Pekan lalu, ke-tua negosiasi nuklir Iran Ali Larijani bertemu Direktur Jen-deral Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Moham-mad el-Baradei pekan lalu. un-tuk mencari jalan keluar dari perselisihan ini.
Australia Perusahaan Australia Menyuap Saddam
Komisi penyelidik bentuk-an pemerintah Australia si-buk- membongkar kasus penyuapan sebesar US$ 220 ju-ta. Penyuapan yang dila-kukan perusahaan gandum Australia (Australian Wheat Board) kepada Saddam- Hussein. Uang sogok diberikan- per-usahaan itu untuk men-dapatkan kontrak peng-adaan gandum senilai US$ 2,3 mi-liar.
Terbongkarnya penyuap-an- itu atas laporan mantan pejabat bank sentral Amerika- Serikat, Paul Volcker. Bank sen-tral itu menemukan buk-tibukti perusahaan Australia itu merupakan pelanggar terbesar dari 2.000 perusaha-an di dunia yang terkait de-ngan program oil for food-nya Saddam Hussein. Saat itu Irak di bawah rezim Saddam tengah mengalami embargo ekonomi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Selain laporan Volcker, be-kas Direktur Pelaksana per-usahaan gandum Australia,- Andrew Lindberg, juga meng-akui kesalahan menyuap itu. ”Kami bersungguh-sungguh- minta maaf dan menyesal ka-rena juga menodai repu-ta-si- perdagangan Australia, pe-merintah, dan PBB,” ujar Lindberg.
Lindberg juga menyebutkan adanya otorisasi dari pe-merintah Australia dan PBB dalam pembuatan dan pe-laksanaan kontrak yang diperoleh perusahaan yang dipimpinnya itu. Juru bica-ra oposisi Australia, Kevin Rudd, mengecam cara-cara itu dan meminta Perdana Men-teri John Howard dan Men-teri Luar Negeri Alexander Downer diperiksa. ”Ini be-n-ar-benar memalukan, me-reka mengkhianati negeri ini,” katanya.
Jepang Novel Baru Saddam
Jumat pekan lalu, novel terbaru bekas diktator Irak Saddam Hussein, Devil’s Dance, terbit di Tokyo. Novel yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang itu bercerita tentang suku yang hi-dup di sepanjang Sungai Eufrat 1.500 tahun yang lalu.
Menurut salah seorang anak perempuan Saddam Hus-sein, novel itu diselesai-kan ayah-nya sehari sebe-lum pasukan Ame-rika Seri-kat menggu-ling-kannya. Tahun lalu novel- tersebut dilarang oleh terbit di Yordania-. Sebelumnya, Saddam juga me-ner-bitkan novel berjudul Za-bi-bah and the King. Novel- yang bercerita tentang pe-ngor-ban-an seorang pemimpin. Saat ini Saddam tengah me-nunggu putusan hukuman yang akan dijatuhkan pengadilan atas kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya selama memerintah Irak.
Ahmad Taufik (AFP, Reuters, ABC)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo