Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Selamat Datang di Amerika

Politikus, pengarang, penulis skenario film Belanda Ayaan Hirsi Ali terbukti berbohong. Dideportasi Negeri Kincir Angin, ditampung Amerika Serikat.

22 Mei 2006 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Namanya Ayaan Hir-si Ali, 36 tahun. Ia se-orang bintang, muda, berotak encer, dan belakangan ini dikenal pintar mengarang cerita. Kabar ter-akhirnya: ia diusir dari Belan-da, disambut hangat di Amerika. Septem-ber tahun ini ia diterima menjadi pemi-kir di American Enterprise Institute, sebuah lembaga konservatif.

”Ia perempuan yang sangat berani- dan menga-gumkan. Silakan datang ke Amerika Serikat,” kata Wa-kil Menteri Luar Nege-ri Robert Zoellick, Kamis lalu.

Hirsi memang hebat. Selalu ada drama memukau di dalam cerita-ceritanya- tentang dirinya. Pada 1992, Hirsi kabur dari Somalia ke Belanda. Keluarga-nya telah mengatur sebuah perkawin-an dengan sepupu jauhnya, dan Ayaan yang cemerlang lagi pintar bergaul itu menolak.

Hirsi mengetuk dan Belanda membuka pintunya- lebar-lebar. Ia mendapat sua-ka dan memulai hidup barunya dari anak tangga terendah. Pekerjaannya waktu itu membersihkan ruangan dan menyortir surat. Sambil bekerja ia kursus bahasa Belanda, kemudian belajar ilmu politik di Universitas Leiden. Ia lulus dengan nilai mengesankan pada 2000.

Hirsi melangkah jauh. Ia menyelesai-kan master- il-mu politiknya, lantas bergabung dengan Wiardi- Beck-man Insti-tute, sebuah lem-baga yang punya koneksi dengan- partai sosial demokrat PvdA. Sampai di si-ni, Hirsi menyan-dang satu ciri khas: kritis terhadap Islam. Bahkan ia lalu terta-rik dengan manifesto ateisnya filosof Lei-den, Herman Philipse, dan mengumumkan keluar dari Islam. Pada saat itulah- buku pertamanya, De Zoontjesfabriek- (Pabrik Anak), terbit. Di situ, Hirsi mengkritik tradisi mengkhitan anak perempuannya dan sejak itu ia pertama kali menerima ancaman dari kelompok Islam radikal.

Pada 2002, Hirsi pindah ke partai konservatif VVD, ia mengkritik PvdA yang terlalu memandang negatif terhadap- -i-mi-gran dari negara-negara Islam. Hirsi Ali- menjadi asisten partai VVD di parle-men, sampai awal 2003. Saat itu ancam-an terha-dap dirinya makin kuat. Hirsi- mulai menerima perlindungan tetap dari polisi.

Ia terpilih menjadi anggota parle-men- dengan mendapat suara pemilih- yang cukup banyak. Se-mentara- itu, kritiknya ter-hadap Islam dan Nabi Mu-hammad- se-makin kencang. Ia berke-yakinan Nabi Muhammad- membawa Islam- dengan- jalan kekerasan dan me-ngekang kebebasan wanita. Tapi yang paling menghebohkan saat Hirsi menulis skenario untuk film pendek Submission. Dalam film diperlihatkan empat perempu-an yang mengenakan burqa transparan dengan- tulisan ayat Al-Quran di tubuhnya.- Sutradara film tersebut, Theo- van Gogh, cicit- pelu-kis terkenal Vincent van Gogh, 2 November 2004, ditembak- mati di te-ngah jalan di Ams-terdam. Pelakunya Muham-mad Bouyeri, asal Maroko, dihukum seumur hidup.

Tapi pukulan terberat- ti-dak datang dari Islam ra-di-kal. Televisi Belanda-, Zem-bla, menayangkan ke-bo-hongan data-data yang diberikan Hirsi Ali saat memperoleh suaka. Nama-nya bu-kan Aya-an Hirsi Ali, melainkan Aya-an Hirsi- Magan. Ke-pada dinas imi-grasi Be-lan-da, ia mengaku lahir pa-da 1969, padahal 1967. Ia me-ngatakan terbang ke Belanda dari sebuah tempat yang dilanda perang di Somalia. Pada-hal, ia berangkat dengan- kereta- dari Jerman, mengikuti suaminya, warga negara Kanada. Hirsi juga pernah lama tinggal di Kenya. Ia hanya hidup selama tujuh tahun di Somalia sewaktu masih kecil.

Karena kebohongannya- itu Hirsi kehilangan pas-por Belandanya. Padahal-, Menteri Imigrasi Rita Verdonk ada-lah teman separtainya.- Kebohongan seperti itu, me-nurut Menteri Verdonk, berdasarkan undang-undang imi-grasi setempat tak bisa diterima dan paspor segera bisa dicabut. Namun, se-pe-r-ti nama awalnya, Ayaan, yang dalam bahasa Somalia berarti beruntung-. Walau-pun ditendang dari Belanda, ia bisa diterima di Amerika Serikat. Bahkan- dengan lembaga yang dikenal ber-hubungan dengan Presiden Amerika Serikat George Walker Bush.

Ahmad Taufik, (The Telegraph, Expatica, Financial Times, dan Wikipedia)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus