Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Lintas Internasional

17 Oktober 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suriah Bunuh Diri

LARAS dingin revolver kaliber 38 Smith & Wesson itu dimasukkan ke mulut. Sedetik kemudian pelatuk ditarik, dan... bum! Nyawa sang penarik pelatuk, Brigadir Jenderal Ghazi Kanaan, lepas dari raganya. ”Pengujian terhadap tubuh, sidik jari, pengakuan wartawan dan Jenderal Walid Abaza, membuktikan ini bunuh diri,” kata Muhammad al-Luaji, seorang pengacara, kepada kantor berita Suriah, Sana.

Peristiwa itu kontan meng-gegerkan Suriah. Sebab, Kanaan adalah Menteri Dalam Negeri. Kematian bekas kepala intelijen ini terjadi persis sepekan sebelum Perserikatan Bangsa-Bangsa- merilis laporan investigasi- pem-bunuhan mantan Perda-na- Menteri Libanon Rafik Ha-riri. Konon, Suriah ber-ada di belakang pembunuhan itu. Damaskus selalu membantah. ”Jika Kanaan terlibat- pembunuhan, tindakan bunuh diri itu adalah perbuatan pembe-rani,” sindir Walid Jumblatt, pemimpin oposisi Libanon anti-Suriah.

Washington berpendapat lain. Meski telah lama Gedung- Putih menyebut jenderal- ber-usia 63 tahun itu sebagai figur sen-tral di belakang pendu-dukan Suriah di Libanon, teori bunuh diri tidak masuk hitungan mereka. ”Saya tidak percaya itu bunuh diri,” kata Dennis Ross, mantan mediator AS-Timur Tengah.

Irak Referendum Konstitusi

Sekitar 15,5 juta rakyat Irak memberikan suara pada Sabtu lalu. Mereka akan menentukan apakah konstitusi baru diterima atau tidak. Jika diterima, pemilihan umum akan digelar pada Desember- mendatang untuk memilih- anggota legislatif dengan masa jabatan penuh. Jika ditolak, pemilu tetap akan dilakukan untuk memilih anggota parlemen sementara yang akan bertugas membuat konstitusi baru.

Sikap warga Irak terbelah-. Di kawasan Syiah seperti Distrik Kazimiyah, Bagdad, ratusan poster ”Ya” bertebar-an. Ulama Syiah, Ayatullah Ali al-Sistani, menganjurkan peng-anut Syiah menerima konstitusi baru. Di wilayah Sunni seperti Azamiyah, pos-ter bertuliskan ”Tidak” tampak mencolok. ”Itu konstitusi yang dibuat berdasarkan pemikiran sektarian yang memecah Irak dan melindas hak-hak Sunni,” kata Syekh Kamal Nazzal.

Dengan konstitusi baru itu, ga-ris demarkasi akan dibuat untuk warga Kurdi di utara dan Syiah di selatan. Karena- itu kaum Sunni khawatir- pembagian zona ini akan meng-hambat mereka dari akses sumber minyak. Konstitusi batal jika dua pertiga penduduk di tiga provinsi dari 18 provinsi menolak. Kaum Sunni dominan di empat provinsi. Sehingga, jika mereka ber-satu, secara matematis konstitusi itu mudah dijegal.

Rusia Serbuan Berdarah

NALCHIK berdarah. Ibu kota Provinsi Kalbadino-Balkaria itu menjadi medan- perang terbuka setelah di-serang 300-an pejuang Chechnya pada Rabu lalu. Para gerilyawan menduduki tiga kantor polisi, bandara, dan gedung-gedung pemerintah. Kota itu terletak 100 kilometer barat daya Beslan—kota yang menjadi perhatian dunia tahun lalu ketika ratusan murid sekolah dasar disandera gerilyawan Chechnya.

Sebanyak 85 orang tewas dalam serangan itu, terdiri dari 65 gerilyawan, 12 anggota militer Rusia, dan 12 warga sipil. Tak lama setelah serangan itu, di situs web Kazkav Center pro-gerilyawan muncul klaim bahwa serangan dilakukan Front Kaukasus, anggota tentara Chechen, yang bergabung dengan milisi- Yarmuk, kelompok Islam militan di Kalbadino-Balkaria.

Sehari kemudian- Presiden Vladimir Putin unjuk gigi. Ia mengirim 1.500 pa-sukan dan 500 pasukan khusus untuk menyegel kota. Pertempuran berlangsung enam jam sebelum Moskow mengklaim bisa mengendalikan kota. ”Tak satu pun mobil, kereta api, dan bus bisa berjalan tanpa pengawasan ketat,” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Alexander Chekalin.

Amerika Serikat Dolar Palsu

Peredaran dolar palsu pecahan US$ 100 (supernotes) telah lama membuat Wa-shing-ton pusing. Pekan lalu, Depar-temen Kehakiman AS meminta jalur ekstradisi kepada Inggris untuk menciduk politisi senior Irlandia, Sean Garland. Ia diduga punya US$ 1 juta (sekitar Rp 10 miliar-) uang palsu dalam bentuk supernotes. Garland adalah Ketua Partai Pekerja Irlan-dia, sayap politik resmi- Tentara Republik Irlandia (IRA).

Selain Garland, enam orang lainnya juga ditangkap. Me-reka adalah Christopher John Corcoran, penduduk Dublin; David Batikovitch Batikian (Birmingham), Hugh Todd (Afrika Selatan), serta Terence ”Terry” Silcock, Mark Adderley, dan Alan Jones (Birmingham). Mereka diduga bagian dari jaringan penyebaran uang palsu. Pencokokan itu berlangsung pada Desember 1997 hingga Juli 2000.

Selama ini Garland menga-ku uang itu diperolehnya dari Rusia. Jumat lalu, untuk pertama kalinya Washington secara resmi menuduh bahwa semua uang bodong itu dicetak di Pyongyang. ”Uang palsu dengan akurasi tinggi ini dibuat Korea Utara de-ngan bantuan pemerintah dan didistribusikan ke seluruh dunia oleh pejabat pemerintah mereka,” demikian bunyi pernyataan Departemen Kehakiman AS.

Amerika Serikat Manuskrip Beethoven

Petugas perpustakaan Heather Carbo hampir tak percaya pada perkamen yang ditemukannya. Dokumen 80 halaman dengan tulisan ta-ngan- itu ternyata komposisi musik karya Ludwig van Beethoven yang tak pernah diketahui keberadaannya selama 115 tahun! Dokumen itu tersimpan rapi di sebuah lemari bawah tanah di Seminari Palmer, Philadelphia.

Dr Stephen Roe, kepala- bagian manuskrip balai lelang- Sotheby’s, memuji temuan ini. ”Manuskrip ini belum- pernah dilihat orang-orang yang mempelajari Beet-ho-ven,” ujarnya pekan lalu. Manuskrip itu terdeteksi terakhir pada 1890 di sebuah lelang di Berlin. Rupanya, pembeli di lelang itu seorang industrialis Ohio yang membawanya ke AS. Yang belum jelas adalah bagaimana karya berjudul Grosse Fuge itu bersembunyi di ruang bawah tanah Seminari.

Grosse Fuge ditulis pada 1826, setahun sebelum kematian Beethoven. Saat itu sang komponis sudah tuli. Ma-nuskrip ini bukan yang pertama kali ditemukan Seminari Palmer. Pada 1990, manuskrip tulisan Wolfgang Amadeus- Mo-zart juga ditemukan. ”Saat itu kami menyebutnya Mozart Miracle. Sekarang, sebutan yang pantas adalah Beethoven Bles-sing,” kata Dr Charles Wallace Smith, Direktur Seminari.

Amerika Serikat Kontroversi Surat

Sehelai surat bisa membikin panas. Hal itu terjadi setelah pekan lalu badan intelijen nasional AS menyiarkan surat sepanjang 6.000 kata dalam bahasa Arab dan terjemahannya dalam bahasa Inggris. Gedung Putih meyakini surat itu dibuat Ayman al-Zawahiri, tokoh nomor dua Al-Qaidah, untuk Abu Mu-sab al-Zarqawi, yang disebut--sebut sebagai pemimpin Al--Qaidah di Irak.

Surat bertanggal 9 Juli 2005 itu berisi empat tahap rencana: penarikan mundur pasukan Amerika dari Irak, pendirian otoritas Islam, perluasan jihad melawan negeri-negeri sekuler, serta konflik melawan Israel. Surat itu juga berisi saran agar Al-Zarqawi menghindari cara kekerasan untuk meraih simpati: ”Kita tak ingin mengulangi kesalah-an Taliban.”

Gedung Putih menyebut surat itu didapatkan dari sebuah operasi kontra-terorisme di Irak belum lama ini. Al-Qaidah segera membantah klaim Amerika Serikat lewat jaring-an Internet. Menurut mereka, surat itu hanyalah rekayasa pemerintah AS. ”Semua itu tak lain dari khayalan Gedung Putih dan budak-budak mereka,” demikian pernyataan Al-Qaidah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus