Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Amerika Serikat Topan Lagi
DUA juta penduduk Negara- Bagian Texas dan Louisia-na mengungsi pada Jumat pe-kan lalu. Mereka berupa-ya mencari tempat yang aman dari gempuran angin topan Rita. Ini pengungsian ter-besar- dalam sejarah AS. Maklumlah, angin topan ka-tegori 4 menurut skala Saffir-Simpson ini bergerak dengan kece-patan 250 kilometer per jam dan akan menerjang Houston dan Galveston.
Trauma topan Katrina yang menenggelamkan New Orleans sebulan lalu masih meng-hantui warga. Karena- itu, sejak Kamis malam, ra-tus-an ribu warga telah ber-gegas kabur. Ribuan kendara-an memadati jalan ke luar kota sehingga terjebak dalam kemacetan. ”Saya tak bisa bergerak lebih dari sembilan- meter per jam,” ujar Willie Ba-yer, 70 tahun. Rita pernah singgah ke Galveston pada 1900 dan menewaskan 12 ribu orang.
Filipina Kongsi Teror
GERILYAWAN muslim Moro se-makin lihai merecoki peme-rintah Manila. Menurut- la-poran intelijen yang di-rilis media massa pada Rabu- pe-kan lalu, kelompok Abu Sayyaf ternyata telah merek-rut warga Kristen sejak Juli lalu di Basilan dan Zamboa-nga, Filipina Sela-tan. ”Mereka direkrut untuk me-lakukan aksi sabotase di Zam-boa-nga,” tulis laporan itu. Mereka mendapat upah 30 ribu peso (Rp 5,7 juta) per orang.
Kelompok Abu Sayyaf diduga telah berkongsi pula de-ngan Gerakan Rajah Su-laiman. Anggota gerakan ini adalah penganut Kristen- yang telah masuk Islam. ”Mereka kini menjadi ancaman- utama bagi Filipina,” kata Penasihat Keamanan Istana Malacanang, Norberto Gonzales. Anggota Rajah Sulaiman -diduga banyak berkeliaran di Manila.
Bangladesh Ditelan Badai
BADAI tropis menggempur Teluk Benggala dan menimbulkan gelombang tinggi pekan lalu. Tanpa memperhitungkan bahaya, kapal-kapal pukat nelayan Bangladesh justru bergerak ke laut dalam untuk mendapat tangkapan ikan lebih banyak. Akhirnya, gelombang raksasa menelan 3.500 nelayan. ”Mereka tidak mengindahkan peringatan cua-ca buruk,” kata seorang pejabat Kementerian Per-ikanan Bangladesh.
Badai menggempur kawas-an pesisir. Sekitar 100 ribu pe-tani mengungsi ketika gelombang pasang melanda- rumah dan ladang mereka. Ter-jangan air laut juga merusak jalan, hutan, dan me-mu-tuskan jaringan listrik pe-desa-an. ”Ge-lombang pasang ini terjadi akibat gravitasi- bulan purnama dan gempa ringan di kawasan te-ngah dan selatan Bangladesh,” -ka-ta pejabat meteorologi.
Vatikan Melindungi Buron
TAKHTA Suci Vatikan me-lin-dungi tersangka penjahat perang Kroasia, Jenderal- Ande Gotovina, 49 ta-hun. Tudingan itu datang dari jak-sa penuntut kriminal pe-rang PBB Carla del Ponte pada Selasa pekan la-lu. Gotovina- dituduh terlibat dalam pem-bunuhan 150 orang dan men-deportasi 200 ribu pen-duduk sipil Serbia saat Kroasia ber-usaha me-nguasai Krajina pada 1995. Namun, rakyat Kroasia meng-anggap Gotovina sebagai pahlawan.
Del Ponte yakin sang jenderal buron itu disembunyi-kan di sebuah biara Fransiskan di Kroasia, tapi Gereja Katolik Kroasia tutup mulut. Del Ponte lalu mengirim surat kepada Paus Benediktus XVI dan telah menemui pejabat Urusan Luar Negeri Vatikan, Uskup Giovanni Lajolo, pada Juli lalu. ”Vatikan tak punya kewajiban membantu pengadilan perang PBB di Den Haag,” Del Ponte me-ngutip jawaban Lajo-lo. Bagi Del Ponte, hukum ber-laku pada siapa pun, tak terkecuali- Vatikan.
Austria Akhir Perburuan
SISA penjahat perang Nazi kini bisa tidur nyenyak, sebab pemburu mereka, Simon Wiesenthal, 96 tahun, meninggal di Wina pada Selasa pekan lalu. Wiesenthal kondang sebagai pemburu Nazi paling tangguh karena berhasil melacak 1.100 penjahat perang Nazi, termasuk Adolf Eichmann, arsitek pembasmi-an bangsa Yahudi. ”Hasil- kerja saya selama lima dekade akan menjadi peringatan kepada pembunuh di masa da-tang,” ujarnya kepada Jerusalem Post pada 1994.
Wiesenthal lahir di Ukrai-na pada 1908. Saat tentara Nazi menangkapi warga Yahudi, istrinya lolos, tapi Wiesenthal dijebloskan ke kamp kon-sentrasi. Ia baru dibebas-kan dengan tubuh kurus kering pada Mei 1945. Bagi Rabbi Marvin Hier, pendiri Simon Wiesenthal Center di Los Angeles, kematiannya adalah akhir perburuan sisa-sisa Nazi, sebab, sebagai-mana Wiesenthal, kriminal Nazi pun banyak yang sudah mati atau sekarat.
RFX (BBC, NYT, AFP, AP)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo