Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

WNI Bangun Masjid Indonesia Pertama di Yokohama, Biaya Capai Rp40 Miliar

Para WNI membangun masjid Indonesia pertama di Yokohama dengan biaya diperkirakan mencapai Rp40 miliar

10 Januari 2025 | 21.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Setelah menunggu dari 2015, akhirnya WNI di Jepang bisa membangun Masjid Indonesia pertama di Yokohama. Kredit: Cinta Quran

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para WNI yang bergabung dalam Cinta Quran Foundation resmi membangun Masjid As-Sholihin di Yokohama, Jepang. Peletakan batu pertama masjid Indonesia pertama di Yokohama itu dilaksanakan pada Jumat, 10 Januari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Founder sekaligus Dewan Pembina Cinta Quran Foundation, Ustadz Fatih Karim meresmikan pembangunan masjid tersebut. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia ditemani sejumlah tokoh, seperti Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo Muhammad Al Aula; President Director Deamaya Studio Muhammad Subhan; Representative Director Gaia Design Studio Co., Ltd. Architectural Office, Mr Masamitsu Iibe; Chairman of Chiba Islamic Cultural Center Japan Hajj Kyochiro Sugimoto; Praktisi Neuroparenting Skill dr. Aisah Dahlan; serta Top 4 American Got Talent 2023 Putri Ariani.

“Masjid As-Sholihin Yokohama adalah bentuk nyata dari misi dakwah Islam yang penuh cinta di Negeri Matahari Terbit. Kami berharap masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat kegiatan sosial yang mempererat hubungan masyarakat lintas budaya di Jepang,” kata Ustadz Fatih Karim dalam rilis yang diterima Tempo.

Masjid ini akan dibangun di atas tanah seluas 397 meter persegi dengan luas bangunan 650 meter persegi sehingga bisa menampung sebanyak lebih dari 600 jamaah.

Ditemani arsitek Jepang, Ustadz Fatih Karim percaya konstruksi masjid ini merupakan yang terbaik. “Di Jepang, semua bangunan diperhatikan, termasuk masjid ini. Rencananya masjid ini akan dibangun tiga lantai dengan bangunan modern dan tentunya nyaman untuk ibadah,” ujarnya.

Dukungan juga hadir dari umat muslim di Indonesia melalui donasi pembangunan masjid. Dana yang dibutuhkan untuk membangun masjid sendiri diperkirakan sebesar Rp40 miliar.

Fatih menyatakan bahwa Masjid As-Sholihin dirancang sebagai pusat spiritual yang multifungsi. Selain menyediakan ruang salat, masjid ini juga akan menjadi mualaf center, baitul maal, halal mart, serta tempat menyelenggarakan kajian keislaman, dan berbagai aktivitas sosial yang melibatkan komunitas muslim.

Menurutnya, meski belum berdiri secara utuh namun sudah banyak mualaf yang bersyahadat di sana. “Alhamdulillah, dengan hidayah Allah, banyak warga Jepang yang akhirnya memeluk Islam di lokasi yang akan dibangun masjid ini, semoga semakin banyak orang yang berbondong-bondong bersyahadat di sini.”

Sementara itu, Muhammad Al Aula, Koordinator Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya KBRI Tokyo menceritakan perjuangan Nabi Muhammad SAW saat mendirikan masjid di zamannya dahulu. Menurutnya, Rasulullah SAW harus berdarah-darah terlebih dahulu untuk membangun tempat ibadah.

“Pada zaman Rasulullah, untuk membangun masjid saja perjuangannya harus ada darah dan air mata, hari ini semua di antara kita berpakaian rapih,” katanya.

Ia mengatakan jumlah masyarakat Indonesia di Jepang semakin banyak, ada 173.000 orang. Dan baginya, masjid adalah salah satu kebutuhan tidak hanya untuk umat Islam.

“Kami berharap agar Masjid As-Sholihin menjadi mercusuar harapan bagi kebaikan umat manusia yang ada di muka bumi. Masjid ini ada di tengah komunitas Jepang yang mungkin bukan umat muslim, tapi ini jangan sampai menjadi sekat yang membatasi, sebagaimana Islam diturunkan sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia,” tuturnya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus