Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Alor Setar – Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengatakan keputusan penunjukan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi yang baru atau MACC bersifat final.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca juga: Anwar Ibrahim Minta Mahathir Klarifikasi Soal Ketua KPK Malaysia
Dia mengatakan keputusan ini sama dengan keputusan serupa untuk penunjukan pejabat senior lainnya.
“Tidak ada masalah. Saya menunjuk banyak orang. Ini (penunjukan ketua KPK) hanya salah satunya. Itu saja. Ini sudah bersifat final,” kata Mahathir kepada media seperti dilansir Channel News Asia dengan mengutip Bernama pada Sabtu, 8 Juni 2019.
Mahathir menegaskan,”Saya tentunya tidak akan menarik keputusan ini. Karena mereka (para pengkritik) akan mengatakan saya berbalik arah.”
Mahathir mengatakan ini pada saat menggelar open house Idul Fitri terkait penunjukan Latheefa Beebi Koya, yang sebelumnya adalah politikus dari Partai Keadilan Rakyat.
Dia menanggapi pernyataan dari Presiden Partai Keadilan Rakyat, Anwar Ibrahim. Anwar menyoal soal penunjukan ketua KPK Malaysia baru yang dinilai tidak melalui konsultasi kabinet dan partai koalisi pendukung pemerintah.
“Hubungan kami bagus. Saya tidak memiliki masalah,” kata Mahathir. “Dia memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan dan saya punya hak untuk menjawab.” Dia mengatakan telah mengecek nama yang layak untuk posisi itu ke sejumlah sumber meskipun tidak menanyakan hal ini kepada kabinet.
Mahathir mengumumkan nama Latheefa sebagai ketua KPK Malaysia yang baru pada Selasa pekan ini. Pengumuman ini dinilai mengejutkan karena tanpa melalui proses konsultasi kabinet.
“Tentu saja klarifikasi dibutuhkan karena itu merupakan janji kampanye kami. Kita perlu menggunakan forum yang sesuai untuk klarifikasi itu seperti kabinet atau rapat dewan kepemimpinan Pakatan Harapan,” kata Anwar sebelumnya.
Secara terpisah, bekas Ketua KPK Malaysia, Mohd Shukri, menjelaskan alasannya mengundurkan diri lebih cepat dari kontrak selama dua tahun, yang baru berakhir pada 17 Mei 2020.
Shukri mengatakan dia tidak diberhentikan atau mengundurkan diri karena mengungkap sejumlah kasus yang melibatkan elit seperti spekulasi yang beredar.
Dia mengajukan pengunduran diri ke Mahathir atas keinginan sendiri karena telah menyelesaikan tugasnya menginvestigasi skandal kasus 1Malaysia Development Berhad dan SRC International, yang pernah menjadi anak perusahaan 1MDB.
“Saya memberitahukan (kepada PM) dalam surat bahwa tugas saya sudah selesai. Kasusnya sudah selesai dan sudah dibawa ke pengadilan,” kata dia.
“Pada saat yang sama, saya juga mencantumkan daftar panjang kasus VVIP lainnya yang telah selesai proses investigasinya dan mulai disidang di pengadilan,” kata Shukri kepada media soal suratnya kepada PM Mahathir.