Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Malaysia Tangkap 20 Anggota Jamaah Islamiyah Pascaserangan Kantor Polisi di Johor Bahru

Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia.

17 Mei 2024 | 14.35 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Personel Birmob dan Tim Gegana Polda Sulteng berjaga di depan sebuah rumah saat penggeledahan oleh Densus 88 Anti Teror di Palu, Sulawesi Tengah, Kamis 18 April 2024. Densus 88 kembali menggeledah rumah seorang terduga anggota Jamaah Islamiyah (JI) yang ditangkap di wilayah Sulawesi Barat, setelah sebelumnya pada Selasa 16 April menangkap tujuh orang terduga anggota Jamaah Islamiyah di wilayah Palu, Sigi, dan Poso. ANTARA FOTO/Basri Marzuki

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 20 orang yang diyakini anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah ditangkap polisi Malaysia. Penangkapan ini terjadi beberapa jam setelah penyerangan terhadap kantor polisi di pinggiran Johor Bahru pada Jumat dini hari 17 Mei 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Serangan di kantor polisi Ulu Tiram oleh penyerang bertopeng Jumat sekitar pukul 02.30 menewaskan dua petugas polisi dan menyebabkan satu orang terluka. Penyerang tewas dalam baku tembak berikutnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kota pinggiran Ulu Tiram terletak sekitar 20 kilometer dari Johor Bahru. Letaknya dekat dengan Mount Austin, tujuan belanja populer bagi warga Singapura.

Berbicara pada konferensi pers di luar pos polisi, Inspektur Jenderal Polisi Malaysia Razarudin Husain mengatakan tersangka, seorang pria berusia 21 tahun, memasuki pos polisi dengan membawa parang. Dia menyerang seorang petugas polisi di dekat pintu masuk stasiun, sambil mengambil pistolnya.

Baku tembak kemudian terjadi di area parkir mobil stasiun antara tersangka dan petugas polisi, yang mengakibatkan kematian petugas lainnya, tambah Razarudin. Tersangka kemudian ditembak mati dalam baku tembak dengan polisi lain.

Polisi yang meninggal telah diidentifikasi sebagai Ahmad Azza Fahmi Azhar dan Muhamad Syafiq Ahmad Said.

Dia mengatakan, petugas polisi kemudian menggeledah rumah tersangka dan menemukan bukti bahwa dia adalah anggota JI.

“Kami juga menemukan tersangka sedang melakukan persiapan, tas yang digunakannya dilapisi seng dan bahan lainnya sehingga bisa digunakan sebagai tameng saat terjadi baku tembak dengan polisi,” kata Pak Razarudin.

“Jadi dari yang kami lihat, pelaku datang ke pos polisi untuk mengambil senjata untuk agendanya, yang kami belum tahu apa tujuannya. Saya sudah menginstruksikan Cabang Khusus untuk mengidentifikasi seluruh anggota JI di Johor untuk dipanggil untuk diinterogasi,” tambahnya.

Ketika ditanya wartawan mengenai motif penyerangan tersebut, Razarudin berkata: "Mereka adalah anggota JI...kami menduga itu (untuk mendapatkan senjata), tapi kami harus menyelidiki lebih lanjut."

Razarudin menguraikan bahwa lebih dari 20 orang yang diyakini terkait dengan JI telah ditangkap untuk diinterogasi, termasuk lima anggota keluarga tersangka yang berusia antara 19 dan 62 tahun.

Ia menegaskan, ayah tersangka berusia 62 tahun diketahui merupakan anggota JI.

Razarudin menambahkan bahwa dua orang yang membuat laporan polisi pada saat itu juga telah ditangkap. Sebab, ia mengatakan bahwa “tidak logis” bagi mereka untuk melaporkan kejadian yang diduga terjadi dua tahun lalu, yang menyiratkan bahwa mereka mungkin terlibat dalam serangan itu sebagai gangguan bagi polisi.

Razarudin menambahkan bahwa keamanan telah ditingkatkan di kantor polisi, istana negara serta kediaman resmi menteri utama Johor.

Jenazah kedua petugas polisi dan tersangka telah dibawa ke RS Sultan Ismail untuk dilakukan autopsi dan pemeriksaan lebih lanjut. Petugas yang terluka juga telah dibawa ke rumah sakit yang sama untuk mendapatkan perawatan, lapor Bernama.

Jemaah Islamiyah terkait dengan Al Qaeda, kelompok teror yang melancarkan serangan 9/11 di AS pada 2001. JI bertanggung jawab atas beberapa serangan teror paling mematikan di Indonesia, termasuk bom Bali pada 2002 yang menewaskan lebih dari 200 orang.

Pemimpin spiritual JI Abu Bakar Baasyir mendirikan sekolah agama atau madrasah di Ulu Tiram yang disebut Luqmanul Hakiem pada awal 1990an, menurut berbagai laporan.

Sekolah tersebut dihadiri oleh Noordin Muhammad Top, tersangka dalang pengeboman hotel di Jakarta pada 2009, serta Mukhlas, militan JI lainnya yang merupakan bagian dari pengeboman Bali pada 2002.

CHANNEL NEWSASIA

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus