Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satu-satunya Pemimpin Khmer Merah di Kamboja yang masih hidup Khieu Samphan, 90 tahun, pada Kamis, 19 Agustus 2021, muncul ke publik untuk pertama kalinya. Kehadirannya untuk menyatakan dia tidak terlibat dalam pembantaian (genosida) dan tidak bertanggung jawab atas kejahatan kemanusiaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Samphan muncul ke publik terakhir kalinya pada 2018 atau saat dia hadir di sidang banding, yang memvonisnya bersalah. Samphan adalah satu dari segelintir pemimin kelompok Khmer Merah, yang dituntut pertanggung jawabannya atas kematian sekitar 1,7 juta warga negara Kamboja pada 1975 – 1979.
Wisatawan melihat tengkorak korban pembantaian rezim komunis Khmer Merah di Monumen Choeung Ek atau ladang pembantaian, Phnom Penh, Kamboja, Selasa, 26 Februari 2019. Tragedi kemanusiaan tersebut terjadi pada rentang waktu 1975 hingga 1979. ANTARA/Nyoman Budhiana
Tidak ada satu pun pemimpin Kmer Merah yang mengaku dalang dibalik pembantaian hampir satu-per-empat populasi warga Kamboja itu.
“Saya dengan tegas membantah tuduhan dan keyakinan kalau saya memiliki niat untuk melakukan kejahatan. Tidak peduli kapan kejahatan itu dilakukan, bentuknya seperti apa pun terhadap kemanusiaan, tak peduli genosida terhadap warga Vietnam, pembunuhan, saya tidak pernah melakukannya,” kata Samphan.
Samphan mengatakan tugasnya sebagai presiden ketika itu adalah memastikan kedaulatan negara dan kemerdekaan bagi Vietnam. Sebagian besar korban kelompok Khmer Merah meninggal karena kelaparan, penyiksaan, kelelahan atau penyakit karena kerja paksa di kamp-kamp atau dipukul sampai mati dalam eksekusi massal.
Sumber: Reuters