Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Mata Clooney di Langit Darfur

George Clooney menyewa satelit untuk memantau kekerasan di Sudan. Temuannya dijadikan bukti pengadilan internasional.

2 April 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SELEMBAR uang US$ 100 dengan segera berpindah ke tangan petugas kepolisian Washington, DC, di kantornya, dua pekan lalu. Sesaat setelah itu, terdengar gemerincing bunyi gembok dan kunci terali besi. Dari dalam tahanan yang sengaja dibuka, keluar seorang aktor kondang Hollywood, George Timothy Clooney, yang berbalut jaket biru tua dan celana jins, dengan santainya. Hari itu lelaki setengah baya tersebut bebas dari balik jeruji.

Adegan itu bukan adegan film, melainkan nyata terjadi. Tiga jam sebelum uang jaminan US$ 100 itu diserahkan, Clooney beserta Nick, ayahnya; Martin Luther King III (putra pemimpin aktivis hak sipil); dan anggota Kongres Massachusetts dari Partai Demokrat, Jim McGovern, diringkus polisi karena menggelar unjuk rasa di depan Kedutaan Sudan. Penahanan Clooney itu terjadi sehari setelah ia berbincang dengan Presiden Barack Obama di Gedung Putih.

"Silakan, Anda bebas sekarang," ujar salah seorang opsir sambil menjabat tangan Clooney. "Si Batman" hanya tersenyum seraya berterima kasih.

Ya, sudah hampir enam tahun belakangan ini, selain sibuk membesut film, Clooney aktif dalam gerakan advokasi terhadap krisis kemanusiaan di Sudan. Hatinya remuk saat berkesempatan mengunjungi negara di timur Afrika itu pada 2010. Pembunuhan massal warga serta penyiksaan anak-anak dan wanita adalah hal yang paling membuatnya geram. Sepulang dari Darfur, kala itu Clooney lantas berpikir, dunia harus tahu apa yang terjadi di Sudan.

Kegeraman Clooney rupanya menginspirasi banyak pihak. Tiga bulan sepulang dari Sudan, ia lantas berkesempatan berbicara di depan sebuah acara diskusi di Universitas Harvard. Ia lantas menceritakan semua kegalauannya saat melihat Sudan.

Dari gagasannya kemudian lahir sebuah proyek pemantauan Darfur dari udara, Proyek Satelit Penjaga. Clooney bersama sekelompok kecil mahasiswa relawan dari Harvard, yang didukung program operasional satelit Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengintip semua kegiatan pelanggaran kemanusiaan di Sudan. Kemudian mereka melaporkan setiap ancaman konflik ke sebuah organisasi peduli Sudan di lapangan. "Kami ini paparazzi antigenosida," kata Clooney kepada majalah Time di awal peluncuran proyek.

l l l

SUATU ketika, dalam ruangan sempit dan penuh monitor di ujung kompleks Universitas Harvard, yang menjadi markas Clooney dan gengnya, terjadi kekalutan. Telepon tak berhenti berdering bersahutan. Pada sebuah layar, terlihat pergerakan sepasukan gerilyawan Sudan menghampiri sebuah permukiman. Mereka bersiap menyerbu.

Para relawan di kantor Proyek Satelit Penjaga segera mengontak relawan di Sudan untuk segera mengevakuasi warga. Lalu radio kemanusiaan di Sudan mengudarakan kabar dari relawan. Hasilnya, 15 ribu jiwa terselamatkan. "Kami bersyukur bisa melihat pasti apa yang terjadi soal genosida di Sudan," kata Benjamin I. Davies, Wakil Direktur Operasi Proyek Satelit Penjaga.

Hasil pengamatan yang disusun mahasiswa Harvard kini telah dikutip di Senat Amerika Serikat dan parlemen Inggris, juga diterbitkan media di banyak negara. Bahkan, hebatnya, hampir 60 persen bukti sedang dikumpulkan Pengadilan Pidana Internasional untuk menjerat Menteri Pertahanan Sudan Mohamed Hussein Abdelrahim atas kejahatan kemanusiaan. Bukti-buktinya dipasok Satelit Penjaga. Selain itu, "mata" Clooney berhasil mengungkap genosida dan makam para korban sebuah kota bernama Kurmuk.

Di tengah harumnya nama Proyek Satelit Penjaga, seorang analis intelijen Amerika yang enggan dipublikasikan namanya menuding bahwa sebenarnya proyek Clooney merupakan kepanjangan tangan Langley—markas intelijen Amerika (CIA). Ia mengatakan sulit diterima akal soal semua kemudahan izin penyewaan dan penggunaan satelit untuk tujuan kemanusiaan. Mungkin proyek Clooney adalah yang pertama di dunia. "Pasti ada orang yang memiliki kekuasaan besar di belakangnya," ujarnya, yang dikutip majalah The New Yorker.

Menanggapi tudingan ini, lelaki yang dinobatkan PBB sebagai penyampai kedamaian di Sudan itu hanya tersenyum. Clooney tak mau banyak menanggapi tuduhan dari sumber-sumber yang tidak kredibel. "Gerakan saya murni untuk kemanusiaan. Buktinya, PBB terlibat di dalamnya," katanya.

Clooney memang tak sendiri menyewa satelit—yang biaya peluncurannya Rp 6,7 miliar—dengan harga Rp 90 juta setiap frame foto itu. Anggota geng "Ocean Twelve", seperti Don Cheadle, Matt Damon, Brad Pitt, dan Jerry Weintraub, jadi bohirnya. Clooney yakin dana bakal terus menderas seiring dengan keberhasilannya mengungkap kejahatan kemanusiaan lain di Sudan.

Milisi Sudan kini tak bisa leluasa. Ada mata di langit yang 24 jam mengawasi mereka. Apakah itu operasi intelijen Amerika atau proyek kemanusiaan? Entahlah. Yang jelas, mata itu sudah menyelamatkan ribuan jiwa.

Sandy Indra Pratama (AP, BBC, The New Yorker, Time.com)


Duit Amal dari Hollywood

Tak hanya bergelut dengan kemewahan, selebritas dunia juga semakin peduli pada kegiatan kemanusiaan. Di balik semua kehidupan gemerlap Hollywood, ternyata banyak dari mereka yang nyemplung langsung membantu proyek perdamaian dan kemanusiaan di seluruh dunia. Bahkan, di antara para pesohor itu, ada yang dinobatkan sebagai duta-duta khusus urusan kemanusiaan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Sebut saja upaya yang dilakukan oleh penyanyi top asal Kanada, Justin Bieber, setahun belakangan. Laki-laki 18 tahun itu gencar menggalang dana untuk berbagai bencana kemanusiaan, mulai Afrika hingga Jepang. Dana diambil dari hasil konsernya dan honor menjadi bintang iklan beberapa produk, seperti Someday, parfum yang baru diluncurkan Juni tahun lalu. "Saya bisa meraup dana amal Rp 25 miliar hanya dalam tiga pekan dari penjualan parfum," ujar Bieber.

Popularitas jadi kuncinya. Sukses menjadi bintang iklan parfum, Bieber lalu merambah produk es krim, yang ia beri nama Bieber Bocker Glory. Rp 30 miliar bisa ia sumbangkan dari produk tersebut. Hasil penjualan es krim ini akan diberikan kepada badan amal Inggris pilihan Bieber, Make A Wish Foundation.

Artis lain yang juga aktif dalam kegiatan kemanusiaan adalah pasangan Angelina Jolie dan Brad Pitt. Jolie sudah hampir dua tahun dipercaya PBB jadi duta yang menyuarakan hak para pengungsi. Tak mengherankan jika dia disebut-sebut sebagai pesohor yang paling aktif mengunjungi daerah-daerah pengungsian di seluruh dunia. Bahkan dia juga mengadopsi beberapa anak dari lokasi pengungsian, yakni bayi bernama Maddox dari Kamboja, Pax dari Vietnam, dan Zahara dari Ethiopia. "Saya punya keinginan besar menyelamatkan dunia," kata Jolie, seperti dilansir Female First.

Berbeda dengan Jolie dan Pitt yang aktif dalam memperbaiki hak pengungsi, penyanyi Rihanna justru punya target lain dalam membantu orang lain. Seperti dilansir majalah Instyle, bekas kekasih Chris Brown itu baru saja mendapatkan penghargaan atas prestasinya meningkatkan kesadaran terhadap penyakit leukemia dalam acara DKMS di Cipriani Wall Street, New York.

DKMS adalah pusat donor tulang sumsum terbesar di dunia. Setiap tahun Rihanna menggalang dana amal untuk penderita penyakit mematikan itu. Hingga kini, ia sudah berhasil mengumpulkan US$ 2,5 juta untuk organisasi tersebut.

Dana amal dari Hollywood memang manis. Jumlahnya pun fantastis. Namun beberapa kritikus gaya hidup berpendapat, pesohor yang biasanya ikut dalam proyek kemanusiaan itu tidak selalu punya niat murni.

Sandy Indra Pratama (The Sun, Huffington Post, The New Yorker)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus