Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KOREA SELATAN
Dunia tanpa Nuklir
Para pemimpin dunia bersepakat memerangi ancaman terorisme yang menggunakan nuklir. Dalam Konferensi Tingkat Tinggi Nuklir di Seoul, Korea Selatan, pekan lalu, 59 pemimpin negara dan lembaga dunia itu juga bakal membatasi penggunaan uranium yang dikayakan pada tingkat tinggi (HEU) untuk sipil.
Dalam rancangan ketetapan nya, mereka merujuk pada langkah konkret, yakni dunia tanpa nuklir. Mereka akhirnya setuju dengan perlucutan segala fasilitas nuklir yang mencurigakan, pembiakan inti nuklir (proliferasi), dan hanya menggunakan energi nuklir secara damai.
Namun, hingga akhir konferensi, tidak ada keputusan apa pun mengenai Iran dan Korea Utara, yang dituding melakukan pengayaan uranium untuk persenjataan.
UGANDA
Ratusan Ribu Dolar untuk Kony
Joseph Kony berhasil menyihir puluhan juta orang melalui rekaman video yang diunggah ke Internet. Melalui video itu, pemimpin pemberontak Tentara Perlawanan Raja tersebut memperlihatkan kepeduliannya kepada anak-anak. Video itu telah mengubah persepsi orang terhadap Kony, yang selama ini dituduh menculik anak-anak di utara Uganda dan negara-negara tetangga. Ia juga dituding menjadikan bocah perempuan sebagai budak seks dan mengubah mereka menjadi pembunuh.
Jason Russell, pendiri kelompok aktivis anak hilang, mengunggah video berdurasi setengah jam itu di situs YouTube dan Vimeo pada 5 Maret lalu. Tak disangka, video itu telah diunduh oleh 58 juta orang dan disebarkan melalui jejaring sosial. Video itu bahkan mampu menarik orang menyumbang hingga ratusan ribu dolar.
Tayangan itu tak pelak membingungkan pejabat Uganda dan negara lain. Uganda dan Amerika Serikat, saat masih dipimpin George W. Bush, telah memerangi Kony dengan mengirim pasukan kontraterorisme. Pada 23 Maret lalu, Uni Afrika bahkan berjanji mengirim 5.000 serdadu untuk membantu memburu Kony. l
TIMOR LESTE
Guterres Versus Ruak
Pengadilan Tinggi Timor Leste mengumumkan dua kandidat presiden, Francisco Guterres "Lu-Olo" dan Taur Matan Ruak, maju ke putaran kedua pemilihan presiden. Guterres, yang diusung Partai Fretilin, meraih 28,7 persen atau 133.635 suara. Sedangkan Ruak meraih 25,7 persen atau 119.462 suara.
Presiden Jose Ramos-Horta, yang meraih 17,4 persen suara, dan Fernando Lasama de Araujo (17,3 persen) gagal. Pemilihan putaran kedua akan digelar 16 April nanti.
Ketua Pengadilan Tinggi Claudio Ximenes, Senin pekan lalu, mengatakan tak ada kandidat yang menang mutlak sehingga Pengadilan Tinggi memerintahkan Komisi Pemilihan menggelar pemilihan putaran kedua. Pemilihan presiden 2007 juga digelar dalam dua putaran.
Horta mengungkapkan dia menerima banyak pengaduan masyarakat melalui pesan pendek. Mereka melaporkan telah mendapat tekanan dan ancaman dari para pendukung Guterres dan Ruak. "Saya minta kedua kandidat mengawasi pendukungnya dan tidak melakukan tekanan," ujarnya.
Namun Guterres membantah tudingan itu. "Saya kenal Taur. Ia tidak akan mengkhianati negaranya hanya untuk kursi presiden," kata Guterres.
INDIA
Bakar Diri demi Tibet
Seorang imigran asal Tibet, Jamphel Yeshi, meninggal setelah membakar tubuhnya dalam unjuk rasa di New Delhi, India, pekan lalu. Yeshi dinyatakan meninggal saat dirawat di rumah sakit New Delhi pada Rabu pekan lalu. "Dia menderita luka bakar 98 persen," ujar L.K. Makhij, Kepala Departemen Luka Bakar Rumah Sakit Ram Manohar Lohia.
Yeshi bersama 600 warga Tibet berunjuk rasa di dekat gedung parlemen India untuk menolak kedatangan Presiden Cina Hu Jintao ke India. Mereka menentang pendudukan Cina atas Tibet.
Di tengah unjuk rasa, pria 27 tahun itu tiba-tiba menuangkan bensin ke sekujur badannya dan menyulutnya dengan api. Saat api berkobar di tubuhnya, ia masih sempat berlari menyusuri jalanan New Delhi sejauh 50 meter.
Yeshi bukan warga Tibet pertama yang membakar tubuhnya karena memprotes Cina. Sepanjang 2011, tercatat 30 orang di Tibet melakukan aksi serupa, sebagian besar biksu dan biksuni.
Pemerintah Cina berkukuh Tibet adalah wilayahnya. Namun warga Tibet menyebutkan wilayah yang terletak di Pegunungan Himalaya itu sudah merdeka dari belenggu Cina. l
AMERIKA SERIKAT
Paman Obama Kepergok Mabuk
Jaksa Negara Bagian Massachusetts, Amerika Serikat, menyita surat izin mengemudi Onyango Obama, 67 tahun. Paman Presiden Amerika Serikat Barack Obama itu kepergok sedang mengemudi dalam keadaan mabuk.
Dalam persidangan pekan lalu, saudara tiri mendiang ayah Obama itu mengaku tak bersalah. Namun bukti berkata lain. Jaksa mengatakan serangkaian tes menunjukkan kadar alkohol dalam darahnya di atas batas normal. Manajer sebuah toko minuman keras itu tertangkap pada Agustus 2011 saat berhenti mendadak di rambu tanda berhenti dan hampir membuat mobil patroli polisi menabraknya.
Hakim menyatakan kasus ini akan ditutup jika Onyango Obama bisa memastikan ia tidak mengulangi perbuatannya serta mengikuti program sosialisasi alkohol dan mengemudi. Syarat itu tak bisa ditawar karena sebelumnya ia pernah dua kali melanggar lalu lintas. Untuk sementara, hakim melarangnya menyetir sendiri selama 45 hari terhitung mulai Selasa pekan lalu.
PRANCIS
Kasus Seks Strauss-Kahn
Bekas Ketua Dana Moneter Internasional (IMF) Dominique Strauss-Kahn tersandung kasus seks lagi. Kali ini kepolisian Prancis menuding lelaki 62 tahun itu terlibat jaringan prostitusi. Ia bersama delapan rekannya diduga menggelar pesta seks di Hotel Carlton, Lille, pada Selasa pekan lalu.
Polisi telah memeriksa rekan Strauss-Kahn, yang terdiri atas pejabat, pengusaha lokal, dan komisaris polisi. Ini kasus kedua yang menimpa Strauss-Kahn. Pada Mei 2011, bekas Menteri Perekonomian dan Keuangan Prancis dari Partai Sosialis ini dituduh memperkosa pelayan hotel di New York, Amerika Serikat. Setelah tiga kali diperiksa, ia dibebaskan.
Pengacaranya, Richard Malka, membantah kliennya menjadi muncikari. Menurut dia, kejadian itu murni hubungan dua sejoli dan bersifat pribadi. "Hubungan pribadi itu legal."
Kasus ini telah mencoreng reputasi Strauss-Kahn, yang menjadi salah seorang kandidat presiden dari Partai Sosialis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo