MARINIR AS yang mendarat di Grenada hanyalah ahli waris sebuah
"diplomasi kapal meriam" yang sudah berusia lebih dari 200
tahun. Aksi pertama pasukan Paman Sam terjadi di Pulau New
Providence, Bahama, 3 Maret 1776. Sejak itu, lebih 180 kali
marinir dikirimkan ke pelbagai penjuru dunia - oleh berbagai
kepala negara AS. "Marinir," kata J. Robert Moskin dalam buku
The United States Marine Corps Story, "adalah mata pisau
imperialisme Amerika di Karibia."
Pada 1941, misalnya, Haiti - yang diperintah 10 presiden dalam
masa 15 tahun berada di bibir jurang kehancuran. USS Maehias
mendaratkan marinir di Port-au-Prince, dan memindahkan cadangan
emas negeri itu yang bernilai Rp 500 juta ke National City Bank,
New York. Marinir AS pernah menduduki Nikaragua sembilan tahun
(1912-1913 dan 1926-1933), Haiti hampir 20 tahun (1915-1934),
dan Republik Dominika delapan tahun (1916-1924).
Awal abad ke-20, marinir pulalah yang diutus ke Filipina untuk
menindas pribumi. Dalam perang yang tidak seimbang itu mereka
bersemboyan, "tegakkan peradaban dengan Krag." Krag adalah
senapan standar Infanteri masa itu.
Suara menentang "diplomasi kapal meriam" pun sudah terdengar
sejak dulu, tapi hasilnya tak seberapa. Pada 1903, misalnya,
Presiden Roosevelt mengirimkan marinir mengambil alih Terusan
Panama. Reaksi bangkit. Dan Roosevelt menjawab, "Terusan itu
saya ambil, dan Kongres boleh berdebat."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini