PEMBUNUHAN Pastor Jerzy Popieluszko, 37, membat orang khawatir akan berkembangnya terorisme politik di Polandia. Pekan lampau, dua perwira polisi ditangkap lagi sehubungan dengan kasus pembunuhan rohaniwan pendukung serikat buruh Solidaritas itu. Kejadian ini bisa berakibat surutnya minat negara-negara Barat memperbaiki hubungan yang "beku" dengan pemerintah Warsawa sejak 1981. Popieluszko adalah tokoh gereja Katolik Polandia yang bersuara lantang menentang pemerintahan komunis Perdana Menteri Wojciech Jaruzelski. Dia diculik tiga anggota polisi rahasia - aparat departemen dalam negeri - 19 Oktober lampau. Setelah hilang 11 hari, minggu lalu dia ditemukan tewas di waduk Sungai Vistula, dekat Wloclawek, Polandia Selatan. Pemerintah Polandia tampaknya berusaha keras memelihara citranya, yang bisa buruk akibat peristiwa itu. Tiga tersangka, Kapten Grzegorz Piotrowski, Letnan Waldemar Chmielewski, dan Letnan Leszek Pekala, dituduh sebagai pembunuh Popieluszko. Penahanan ketiga perwira polisi itu diumumkan sendiri oleh Menteri Dalam Negeri Czeslaw Kiszczak, pekan lampau. Menyusul pengumuman itu, surat kabar Partai Komunis Polandia Tybuna Ludu mengabarkan pula bahwa ketiga anggota polisi tersebut sudah dipecat dari partai. Pemerintah Warsawa memang tampak serius mengusut kasus ini. Selain tiga perwira pertama itu, dua perwira menengah polisi, Kolonel Adam P. dan Letnan Kolonel Leszek W., menurut kantor berita Polandia, PAP, ditahan pula sehubungan dengan kematian Popieluszko. Ketika jasad Popieluszko belum ditemukan, juru bicara pemerintah, Jerzy Urban, berkata bahwa segenap usaha dikerahkan untuk menemukan kembali pastor yang diculik itu. Beberapa bekas penganiayaan terlihat pada tubuh Popieluszko pada saat jenazahnya ditemukan. Lehernya memsr dan terlihat adanya bekas cekikan. Tokoh Katolik tersebut dimakamkan di Gereja St. Stanislaw, tempat dia menjalankan tugas kerohanian semasa hidupnya, akhir pekan lalu. Upacara penguburan yang dipimpin Kardinal Jozef Glemp ini dihadiri 250.000 umat Katolik. Pada upacara pemakaman ini juga hadir bekas pemimpin serikat buruh terlarang Solidaritas, Lech Walesa. Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian 1983 ini menyerukan agar dalam masa dukacita itu masyarakat menjaga ketenangan. Di hadapan 15.000 buruh pelabuhan Gdansk, Walesa menyebut, peristiwa itu sengaja dibikin agar pengikut Solidaritas kehilangan kontrol. Peristiwa berdarah ini membuat pengamat yakin bahwa PM Jaruzelski tak dapat mengendalikan tindakan aparatnya. Keterangan pemerintah sendiri menyebut bahwa kejadian itu sengaja dibuat pihak tertentu sebagai provokasi politik. Walau demikian, di kalangan pengikut Solidaritas beredar keyakinan bahwa orang yang melancarkan provokasi tersebut berada dalam tubuh Partai Komunis Polandia sendiri, setidak-tidaknya "orang yang bergerak bebas" dengan perlindungan polisl. Beberapa pendapat juga menyebut, pembunuhan Popieluszko mengisyaratkan pertentangan antara kelompok moderat dan penganut garis keras dalam tubuh Partai Komunis Polandia. Kini timbul kecemasan, terorisme politik seperti itu bisa menyeret Polandia ke situasi berbahaya. Sebuah sumber di Warsawa menyebutkan, undang-undang darurat yang diberlakukan antara 1981 dan 1983 di Polandia membuahkan korban: 91 orang tewas, baik dalam kerusuhan yang diakibatkan pemogokan, demonstrasi, maupun Interogasi polisi. Pastor Popieluszko menjadi korban ke92. Satu bulan sebelum terbunuh, oleh sebuah penerbitan Uni Soviet dia disebut sebagai salah seorang musuh sosialisme Polandia. Dia juga pernah dituduh menyimpan amunisi dan dokumen-dokumen terlarang. Pemeriksaan pengadilan untuk kasus ini diurungkan, setelah PM Jaruzelski memberikan amnesti secara nasional beberapa bulan lalu. Bagi Juruzelski sendiri, kematian Popieluszko menjadi masalah bukan karena hilangnya seorang tokoh umat Katolik. Kasus ini dikhawatirkan Warsawa membuat surutnya niat negara-negara Eropa Barat memperbaiki hubungan diplomatik dengan Polandia. Padahal, negeri itu sedang menunggu bantuan yang disalurkan gereja-gereja Katolik di Barat, untuk memperbaiki pertanian dan perekonomiannya yang kini sakit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini