BEKAS penerbang Boeing 737 itu "lepas landas", minggu lalu. Rajiv Gandhi, 40 hingga Mei 1981 masih berdinas sebagai pilot pada perusahaan penerbangan Air India dan jauh dari dunia politik. Tapi Rabu pekan lampau dia dilantik menjadi penjabat perdana menten India, menggantikan ibunya, Indira Gandhi, yang tewas delapan jam sebelumya. Rajiv muncul sebagai perdana menteri keenam bagi India. Tapi sekiranya adiknya, Sanjay Gandhi, anak bungsu yang dipersiapkan Ny. Gandhi sebagai penggantinya, tak tewas dalam kecelakaan pesawat udara pertengahan 1980, Rajiv mungkin tak ikut berpolltik. Pada hari-hari awalnya di dunia politlk, Rajiv harus menunggu satu tahun sebelum terpilih sebagai anggota Iok Sabha (Majelis Rendah), mengganukan Sanjay sebagai wakil Amethi, Negara Bagian Uttar Pradesh. Dengan menyebut "untuk menolong Ibu" sebagai alasannya terjun ke dunia yang baru ini, Rajiv memang tak begitu cepat dalam membangun keterampilan politiknya. Tapi dia mulai dengan cara yang agak bijak. Rajiv tak pernah lalai memelihara hubungan dengan kalangan bawah. "Terlebih dulu," katanya suatu kali, "seseorang harus tahu tentang negeri, sebelum dia dapat melakukan sesuatu." Rajiv, cucu PM Pandit Jawaharlal Nehru, lahir 20 Agustus 1944. Orang menyebutnya sebagai "seorang Nehru" sesungguhnya karena kesanggupannya bekerja keras. Walau begitu, di masa awalnya dalam duma politik, empat tahun lalu, banyak orang melihatnya dengan sebelah mata. Rajiv hanya dipandang sebagai bayang-bayang Sanjay. Tapi kemudian orang melihat Rajiv kian matang. Ketika dia muncul di stasiun Howrah, Calcutta, untuk menghadiri pertemuan Partai Congress (I) pimpinan Indira, awal tahun ini, massa mengelu-elukannya sebagai pemimpin. Rajiv pada waktu itu sudah menjadi orang kuat Nomor 2, setelah ibunya. Dia tampil sebagai pemegang kunci keberhasilan dan penyusun strategi untuk Indira dalam pemilihan di 22 negara bagian. Akhir 1983, sebclum ke Calcutta, Rajiv berkeliling di Gujarat dan 47 kali berbicara di depan umum hanya dalam dua hari. Keahlian ini dia bina selama tiga tahun pertama dalam dunia politik, yang pada masa-masa sebelumnya tak pernah ada dalam pengalamannya. Putra sulung Indira ini mahasiswa putus sekolah dari Fakultas Teknik Universitas Cambridge, Inggris. Pertemuannya dengan Sonya Maino, istrinya, anak usahawan Italia, juga terjadi di Universitas Cambridge ini. Mereka menikah 25 lebruari 1968, dan kini punya dua anak: Rahul dan Priyanka. Kewarganegaraan India baru diperoleh Sonya, dua tahun lalu. Itu pun setelah Rajiv diserang kriuk para penentangnya, karena beristrikan warga negara asing. Berpengalaman 14 tahun sebagai penerbang, pernah belaiar di Unlversltas Cambridge dan beristrikan wanita keturunan Italia, Rajiv cenderung berpikir terlalu maju. Dia tak terikat oleh nilai-nilai tradisional. Hal semacam ini diperkirakan mungkin dapat membuat dia terjerumus karena mencoba bergerak terlalu cepat. Hal yang sama juga dialami adiknya, Mendiang Sanjay. Tapi dalam beberapa hal, Rajiv berbeda dengan Sanjay. Tak seperti saudaranya itu, Rajiv tak bertingkah dalam penampilan. Orang melihat dia sebagai lelaki lembut, jujur, dan sederhana. Dia juga tak haus kuasa seperti adiknya, suka mendengarkan pendapat orang lain, suka berpikir logis. Karena itu pula ada kesangsian apakah Rajiv dapat bertahan dalam dunia politik India yang keras itu. Perbedaan penampilan dengan adiknya itu pula yang membuat Rajiv kurang diperhitungkan saat dla baru muncul. Dla leblh suka permainan politik yang bersih. Maka, dia mendapat julukan "Mr. Clean". Tidak seperti umumnya kaum politikus di New Delhi, Rajiv sangat mengerti akan pentingnya arti irigasi dan elektrifisasi bagaikum tani di pedesaan. Dia juga insaf bahwa India hanva bisa maju jika pemerintah pusat memelihara hubungan dan memperhatikan kepentmgan daerah pemilihan. Gagasan seperti itulah yang membuat Rajiv menginginkan adanya perbaikan di kalangan aparatur negara yang sclama ini cenderung mengahaikan kepentingan publik. Sebelum dilantik jadi perdana menteri, ke mana pun pergi generasi ketiga keluarga Nehru ini selalu disertai file - berkas-berkas catatan tentang data. Di situ juga tertera sampai berapa jauh keterlibatan Partai Congress (I) dalam proyek yang berjalan. Data ini diolah di kantornya di Motilal Nehru Marg, New Delhi. Dikumpulkan dari berbagai sumber dan diolah oleh staf yang membantunya. Orang yang bertugas untuk ini lalah Arun Singh, bekas senior exeeutive dari Reckitt & Coleman. Dia adalah konsultan utama Rajiv untuk soal-soal program modermsasi. Di sini juga bekerja Arun Nehru, sepupu Rajiv, bekas managing director Jenson & Nicholson. Salah seorang pembantu utamanya yang lain ialah Siddarth Reddy, insinyur industri berusia 27 tahun. Dia adalah aktivis dari Andhra Pradesh yang ditarik Rajiv sejak 1981. Kantor Rajiv yang lain ialah Youth Congress Development Centre, yang terletak di Jalan Raisina. Di sini masalah politik di berbagai negara bagian dimonitor. Semasa mendampingi ibunya, empat tahun belakangan ini, Rajiv turut dalam kunjungan ke Washington dan Moskow. Sebelum upacara perabuan Indira, pekan lalu, Rajiv juga berbicara dengan Margaret Thatcher, Yasuhiro Nakasone, dan Menteri Luar Negeri George Shultz.. Pada hari Minggu, kepala pemerintahan termuda dalam sejarah Republik India ini - yang merdeka 1947 menyelenggarakan pertemuan dengan anggota kabimetnya. Lewat pertemuan ini dia memperbesar jumlah kursi dalam kabinet tersebut - menjadi 46 menteri. Pada awal masa pemerintahannya, di mata para pengamat, Rajiv tak punya saingan. Dia berada di atas angin, terutama dia memenangkan simpati atas kematian ibunya. Kini yang menjadi pertanyaan: dapatkah dia bertahan leblh lama. Ketika ditanya pada 1982, tentang kemungkinannya menggantikan ibunya, Rajiv menjawab, "Ya, tapi tidak untuk masa bertahun-tahun." Kini kemampuan Rajiv bertahan di puncak kekuasaan itulah yang dipertanyakan orang. Dari kalangan oposisi, tampaknya ancaman tak terlalu timggi. Secara nasional kalangan penentangnya bukanlah kekuatan yang bersatu padu. Tapi kekuatan partai-partai regional tidak mungkin pula diabaikan. Kaum Marxis masih kuat di Benggala Barat dan Tripura. Terusu Desam di Andhra Pradesh, All Indian Anna Dravida Munnetra Kazhagam di Tamil Nadu, dan National Conference di Jammu Kashmir. Aliansi antara Lok Dal dan Partai Bharatiya Janata juga merupakan kekuatan hebat di wilayah berbahasa Hindi di Utara. Partai Janata pun menyusun kekuatan di Karnataka dan Bihar. Bagi kelangsungan pemerintahan Rajiv, tantangan kaum oposisi ini tidaklah lebih berbahaya dibandingkan dengan pertikaian di dalam Partai Congress (I) sendiri. James Manor, scorang ahli masalah India di Universitas Leiccster, Inggris, mengatakan bahwa faksionalisme regional yang muncul dalam Partai Congress (I) bisa timbul karena kecemburuan para pemimpin partai di negara bagian, yang merasa terlalu banyak kekuasaan diambil dari tangan mereka. India, kata Manor, harus ditangani seorang perdana menteri, yang dapat menyiapkan perbaikan hubungan pemerintah pusat dengan pemerintah negara bagian, juga hubungan antara berbagai grup etmis. Rajiv sendiri tampaknya menginsafi hal ini. Dia menginginkan hubungan New Delhi dengan negara-negara bagian dihangatkan. Begitu juga reformasi dalam Partai Congress (I) sendiri. Hanya saja, dalam masalah kebijaksanaan ekonomi, Rajiv bakal menemukan beberapa rintangan. Seandainya dia menghendaki agar perekonomian India bercorak pasar bebas, para pendukungnya, kalangan muda dalam Partai Congress (I), akan memberikan sokongannya. Tapi, sebaliknya dia akan mendapat tantangan dari politisi tua, yang lebih suka adanya kontrol pemerintah terhadap perekonomian. Rajiv, yang dalam beberapa tahun saja menjadi orang kuat di samping Indira, belum terlalu lama mendapatkan "latihan politik" dari ibunya. Tapi, tiba-tiba dia harus naik ke puncak kekuasaan. Pemilihan umum Desember depan akan memberi jawaban mampu atau tidaknya Rajiv bertahan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini