Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Media Israel Klaim Hamas Usulkan Gencatan Senjata Selama Seminggu

Hamas disebut mengusulkan gencatan senjata tanpa syarat selama sepekan, menurut laporan media Israel.

2 Januari 2025 | 16.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga melaksanakan salat Idul Fitri di dekat reruntuhan masjid al-Farouk, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di selatan Jalur Gaza, 10 April 2024. Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengeluarkan seruan untuk membatasi perayaan Idul Fitri di tengah tekanan militer yang terus-menerus diberikan oleh Israel kepada Gaza, yang memaksa rakyat Palestina merayakan hari besar dengan penuh keterbatasan. REUTERS/Mohammed Salem

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Media Israel mengklaim Hamas mengusulkan gencatan senjata selama sepekan. Hamas disebut akan akan memberikan daftar tawanan Israel yang ditahan di Gaza.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Otoritas Penyiaran Israel Kan pada Selasa malam, 31 Desember 2024, mengutip sumber asing yang tidak disebutkan namanya, mengklaim dalam laporannya bahwa Hamas telah mengusulkan gencatan senjata tanpa mengajukan syarat apa pun. Hamas tak meminta pembebasan tawanan, menarik pasukan Israel dari Gaza, atau mengizinkan warga Palestina yang mengungsi untuk kembali ke Jalur Gaza utara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut laporan tersebut, Hamas akan memberikan daftar tawanan pada hari keempat gencatan senjata, seperti yang diminta oleh Israel, setelah itu otoritas Israel akan memutuskan apakah akan memperpanjang gencatan senjata atau melanjutkan permusuhan.

Hamas belum mengomentari laporan tersebut. Gerakan perlawanan Palestina, Hamas, dilaporkan telah menahan sekitar 100 tawanan Israel. Hamas telah menyatakan bahwa mereka tidak dapat menyusun daftar lengkap selama perang terus berlanjut. Israel memenjarakan lebih dari 10.300 warga Palestina.

Hamas telah berulang kali menyatakan kesiapannya untuk mencapai kesepakatan, bahkan menyetujui usulan Presiden AS Joe Biden pada bulan Mei. Usulan ini kemudian ditolak oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan memperkenalkan persyaratan baru, termasuk kelanjutan operasi militer.

Para kritikus, termasuk anggota oposisi Israel dan keluarga tawanan, menuduh Netanyahu mengulur-ulur negosiasi untuk mempertahankan posisinya. Netanyahu disebut tengah menghadapi ancaman dari menteri sayap kanan seperti Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich yang akan menarik dukungan terhadap pemerintahannya jika perang Gaza berakhir.

Situasi di Gaza masih mengerikan. Hampir 2 juta penduduk mengungsi dari rumah mereka karena kekurangan makanan, air, dan obat-obatan yang parah.

Blokade Israel terhadap Gaza, yang kini memasuki tahun ke-18, telah mengubah wilayah itu menjadi penjara terbesar di dunia. Tentara Israel terus melancarkan perang genosida di Gaza yang telah menewaskan lebih dari 45.500 korban, sebagian besar wanita dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Pada bulan November, Pengadilan Kriminal Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus