DEWASA ini regenerasi kepemimpinan di Daratan Cina sudah sampai pada tahap paling menentukan. Namun, tidak ada pernyataan resmi yang memastikan apakah peristiwa penting itu sudah atau sedang terjadi. Konperensi istimewa PKC (Partai Komunis Gina) yang merupakan klimaks proses regenerasi memang direncanakan September ini, tapi ketika saatnya tiba para pejabat RRC mendadak tutup mulut. Sekalipun begitu, korps diplomatik di Beijing merasa yakin bahwa konperensi sudah dimulai Jumat pekan lalu karena "para pemimpin Cina menghilang tiba-tiba". Tapi sebuah sumber lain dari Beijing yang dikutip koresponden TEMPO Seiichi Okawa menyatakan, konperensi akan berlangsung satu minggu dan baru dimulai 18 September. Keterangan Hu Qili, calon terkuat untuk jabatan sekjen PKC, mungkin bisa lebih menjelaskan masalahnya. Baru-baru ini, kepada berbagai tokoh nonpartai di Beijing, ia menegaskan bahwa yang disebut konperensi istimewa itu akan didahului oleh sidang Komite Sentral PKC. Sangat boleh jadi, sidang yang berlangsung di balik pintu tertutup sejak Jumat silam itu adalah sidang Komite Sentral, sedangkan konperensi istimewa baru menyusul Rabu pekan ini. Mungkin karena itu pula PM Singapura Lee Kuan Yew, yang memulai kunjungannya ke RRC akhir pekan lalu, dijadwalkan untuk singgah lebih dulu di Shanghai, lalu ke Xian, seterusnya ke Xiamen, berkeliling lagi ke beberapa tempat lain, baru akhirnya dipersilakan ke Beijing. Pada saat itu diperhitungkan, konperensi istimewa PKC sudah berakhir, dan tidak mustahil PM Lee akan menjadi pemimpin asing pertama yang mendapat kehormatan untuk diperkenalkan dengan elite baru dari Daratan Cina. Ramalan ini diduga tidak meleset, tapi siapa saja elite baru yang kabarnya terdiri dari Angkatan ke-2 dan ke-3 itu? Yang pasti, mereka muda (berusia 40 - 50 tahun), profesional, berpendidikan tinggi, bersemangat pembaru, punya kemampuan mendobrak tembok-tembok penghalang hingga terbuka jalan ke arah peningkatan taraf hidup rakyat. Inilah inti sosialisme Cina yang diperjuangkan orang kuat Deng Xiaoping, dengan desentralisasi dan orientasi ekonomi pasar sebagai senjatanya. Tidak heran jika konperensi istimewa akan membahas dua hal penting, yakni rencana lima tahun pembangunan ekonomi Cina (1986-1990) dan perombakan pucuk pimpinan PKC. Kedua masalah penting itu memang tidak terpisahkan. Deng berkepentingan sekali agar kebijaksanaan ekonomi yang digariskannya bisa dijamin pelaksanaannya, bahkan sesudah ia meninggal kelak. Dan untuk itu ia harus mempersiapkan proses suksesi sedemikian rupa hingga tidak terjadi bentrokan, sedangkan pembangunan ekonomi tidak terganggu olehnya. Dan proses suksesi itu sudah dilancarkan diam-diam sejak tiga tahun berselang. Tidak kurang dari 1,1 juta angkatan pertama PKC (usia 70-80) sudah diistirahatkan, menyusul perombakan pada pucuk pimpinan partai tingkat provinsi dan kota besar. Siasat yang diatur Deng tampaknya tidak memberi peluang untuk sebuah kegagalan. Pembersihan akan dimulainya dari Komite Sentral PKC, yakni lembaga eksekutif partai yang beranggotakan 210 orang. Semula di perkirakan 30 anggota sepuh akan dipecat, ternyata 64 orang justru mengundurkan diri secara sukarela. Di tingkat Politbiro - lembaga tertinggi PKC - dari 25 anggotanya diduga tergusur 7, tapi berita terakhir memastikan yang terpental 10 orang. Satu di antaranya Marsekal Ye Jian-ying, 88, veteran Long March, penentang keras politik pintu terbuka Deng. Di samping itu, ikut tergeser Li Deseheng, 72, yang diorbitkan ke Politbiro pada masa Revolusi Kebudayaan. Kuat dugaan, bekas PM Hua Guofeng dan Wang Dongxing bekas pengawal pribadi Almarhum Mao Zedong juga "diselesaikan". Walaupun demikian, beberapa jago tua akan bertahan, setidaknya begitulah menurut keterangan Qiao Shi, seorang calon anggota Komite Sentral. Misalnya, Deng Xiaoping beserta empat rekannya pada Komite Tetap PKC, yakni Hu Yaobang, Zhao Ziyang, Li Xiannian, dan Chen Yin, dianggap belum perlu mundur. Adapun Komite Tetap PKC beranggotakan enam orang dan merupakan kelompok inti Politbiro PKC. Menurut para pengamat Cina, yang dikutip Koresponden Okawa, Peng Zhen, 83, akan ditarik ke Komite Tetap, begitu pula Wan Li, 69, orang kepercayaan dan teman main bridge Deng Xiaoping. Sementara itu Wakil PM Li Peng, 56 Wakil PM Tian Jiyun, 56, dan Qiao Shi, 59, akan diorbitkan ke Politbiro. Menurut desas-desus Hao Jianxiu, 50, tokoh wanita PKC yang menonjol, Menlu Wu Xueqian dan Wang Zhaoguo, 44, sudah terdaftar pula sebagai calon anggota Politbiro. Nama-nama yang bunyinya aneh itu mungkin tidak berbicara apa-apa untuk pembaca di sini, tapi bagaimana Deng membina mereka, inilah persoalan utama. Sejak berkuasa 1978 orang kuat Cina yang hampir tergilas Revolusi Kebudayaan itu secara tekun dan bertahap menyingkirkan lawan-lawannya: kaum kiri (Maois) seraya memperkenalkan pembaruan yang penuh kejutan dan lebih menjanjikan masa depan. Tentu saja sukses ekonomi bagi 1 milyar penduduk RRC jelas tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini, tapi regenerasi di kalangan 40 juta anggota PKC adalah tugas raksasa yang digarap Deng dengan tangan bersarung sutera. Ia - lewat peremajaan menyeluruh - tidak membiarkan gerontokrasi berakar. Hu Qili, calon terkuat untuk jabatan sekjen PKC, sudah sering ditampilkan mendampingi Sekjen Hu Yaobang dalam beberapa peristiwa penting. Kebetulan sekali Hu, 54, seumur dengan Mikhail Gorbachev, sekjen Partai Komunis Uni Soviet (PKUS) yang terpilih Maret silam. Tapi tidak seperti Gorbachev, Hu akan lebih banyak mengandalkan jasa kaum teknokrat, karena menurut petuah Deng itulah koalisi terbaik menuju modernisasi Cina. Isma Sawitri Laporan Seiichi Okawa (Tokyo)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini