Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bicara sejarah Singapura tidak dapat dilepaskan dari peran sentral Lee Kuan Yew, Perdana Menteri pertama negara itu. Lee memegang jabatan perdana menteri selama 31 tahun, mulai dari 3 Juni 1959 hingga 28 November 1990, menjadikannya pemimpin terlama di Singapura.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selama kepemimpinannya, Lee berhasil mengangkat Singapura sebagai negara termakmur di Asia Tenggara, menyeimbangkan reformasi sosial, ekonomi, dan politik.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kehidupan awal Lee dimulai pada 16 September 1923, sebagai generasi keempat keluarga China Hakka yang telah menetap di Singapura sejak 1863.
Nama "Kuan Yew" memiliki arti "cahaya yang cerah," mencerminkan harapan dan kejayaan dari leluhur. Setelah menyelesaikan pendidikan di sekolah lokal, Lee melanjutkan studi di London School of Economics and Political Science, Inggris, dan meraih gelar sarjana hukum di Fitzwilliam College, Cambridge.
Karier Politik
Awal kariernya dalam politik dimulai ketika Singapura masih menjadi koloni Inggris. Lee aktif memperjuangkan kedaulatan Singapura, membentuk aliansi dengan tokoh-tokoh politik seperti David Saul Marshall dan Lim Yew Hock.
Meskipun mengalami perpisahan dengan Front Buruh pada 1954, Lee berhasil membawa Partai Aksi Rakyat (PAP) yang ia pimpin menjadi kekuatan politik yang signifikan.
Pada 1959, Lee dilantik sebagai Perdana Menteri pertama Singapura setelah kemenangan PAP dalam pemilihan umum. Selama kepemimpinannya, Lee mengimplementasikan berbagai program reformasi, termasuk pembaruan pedesaan, pembangunan perumahan rakyat, peningkatan emansipasi wanita, reformasi pendidikan, dan industrialisasi.
Upayanya untuk menggabungkan Singapura dengan Malaya (kini Malaysia) berhasil dengan diselenggarakannya referendum pada September 1962, tetapi hubungan tersebut berakhir pada 1965 karena tekanan politik dan ketegangan etnis.
Lee Kuan Yew, orang kuat Singapura itu memutuskan untuk mengundurkan diri pada 28 November 1990, tetapi tetap menjabat sebagai Ketua PAP hingga 1992. Putra Lee, Lee Hsien Loong, kemudian mengambil alih sebagai Perdana Menteri pada 2004.
Lee Kuan Yew wafat pada 23 Maret 2015, meninggalkan warisan sebagai arsitek utama kesuksesan ekonomi Singapura, yang mencapai pendapatan per kapita kedua terbesar di Asia pada dekade 1980-an, setelah Jepang.
BRITANNICA | LITBANG KEMENDAGRI | JOBSTREET
Pilihan editor: Begini Karir Politik Lee Kuan Yew yang Berkuasa Selama 31 Tahun Jadi PM Singapura