Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PRETORIA - Pada hari ulang tahunnya yang ke-100 pada Rabu lalu, orang-orang di seluruh dunia merayakan warisannya dan menyerukan kepada para pemimpin untuk berbuat lebih banyak guna mengatasi ketidakadilan dan kemiskinan global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada 1962, Mandela ditangkap karena aktivitasnya melawan sistem apartheid Afrika Selatan. Dia dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena berencana menggulingkan negara apartheid dan dihukum 27 tahun di balik jeruji besi, terbelah antara Pulau Robben, Penjara Pollsmoor, dan Penjara Victor Verster.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di tengah meningkatnya tekanan domestik dan internasional-serta meningkatnya kekhawatiran perang sipil rasial-Presiden Afrika Selatan F.W. de Klerk membebaskan Mandela pada 1990. Tiga tahun setelah pembebasannya, Mandela menjadi presiden kulit hitam pertama Afrika Selatan dan kemudian dianugerahi Hadiah Nobel Perdamaian.
Lima tahun setelah kematiannya pada 2013, kepemimpinan Mandela terus memberikan inspirasi bagi banyak orang.
Dalam pidato yang menandai ulang tahun ke-100 Mandela-atau yang lebih dikenal dengan sapaan Madiba-mantan Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengatakan kepada ribuan hadirin di Afrika Selatan agar tetap menghidupkan visi-visi Mandela, termasuk tentang demokrasi, keragaman, dan toleransi.
"Saya percaya pada visi Nelson Mandela. Saya percaya pada visi yang dimiliki oleh Gandhi dan (Martin Luther) King dan Abraham Lincoln. Saya percaya pada visi yang dibangun di atas premis bahwa semua orang diciptakan setara dan mereka diberkati oleh pencipta kita dengan hak-hak tertentu yang tidak dapat dicabut."
Kenangan spesial juga dibagikan orang-orang terdekat Madiba dalam perayaan seabad kelahirannya.
Kepada SkyNews, para staf, seperti sopir dan penjaganya, masih berbicara seakan-akan negarawan itu masih hidup. Conroy Herandien, pria kulit hitam yang pernah menjadi bagian dari tim pengawal multi-rasialnya, menjelaskan, "Saya pikir kami ingin percaya bahwa dia masih mengawasi kami."
Bagi para staf, Mandela adalah tokoh luar biasa. Fuad Floris adalah seorang mekanik yang bergabung dengan milisi bawah tanah ANC pada awal 1980-an.
Setelah Mandela dibebaskan, pemerintah Jerman memberinya sebuah mobil lapis baja bekas dan Floris adalah satu-satunya orang yang tahu cara mengendarainya. Sang sopir pun memperoleh kesempatan untuk mengenal Mandela dengan baik. "Tidak ada yang mendekati kecerdasannya. Dia memiliki cara berkomunikasi dengan berbagai tingkat orang. Saya melihatnya sepanjang waktu. Saya pikir dia lahir sebelum waktunya," kata Floris.
Adapun Gert Barnard, seorang perwira polisi kulit putih yang dilatih di bawah rezim apartheid, memutuskan untuk bergabung dengan tim pelindung saat Mandela menjadi presiden. "Kerendahan hatinya sebagai negarawan luar biasa," ujar dia. "Saya menyaksikan Mandela berinteraksi dengan Ratu Inggris, tapi juga dapat berinteraksi dengan warga yang sangat miskin."
Kesederhanaan Mandela juga disaksikan sendiri oleh Herandien. "Pada tahun-tahun awal kepemimpinannya, beliau masih membereskan tempat tidurnya sendiri."
Namun kepemimpinan luar biasa ditunjukkan Mandela ketika tim pengawal muti-rasialnya bergolak.
Barnard mengenang bagaimana sang presiden menanganinya. "Dia memanggil kami sebagai kelompok dan dia berkata, ‘Rekonsiliasi negara akan dimulai dengan kalian. Jika Anda tidak dapat bekerja bersama sebagai tim, sebagai tim pelangi, maka itu tidak akan berhasil untuk seluruh negara.’" METRO | SKY NEWS | SITA PLANASARI AQUADINI
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo