Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menhan Israel Mundur, Hamas - Islamic Jihad Klaim Menang Politik

Faksi Hamas dan Islamic Jihad mengklaim pasukan perlawanan mendapatkan kemenangan politik pasca konflik tiga hari dan mundurnya menhan Israel.

15 November 2018 | 12.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jalur Gaza – Faksi Hamas dan Islamic Jihad dari Palestine Liberation Organization atau organisasi pembebasan Palestina PLO mengatakan pengunduran diri Menteri Pertahanan Israel, Avigdor Lieberman, sebagai kemenangan politik Jalur Gaza atas agresi militer Israel.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca:

 

“Pengunduran diri Lieberman merupakan pengakuan (Israel) atas kekalahan dan ketidak-mampuannya menghadapi pasukan perlawanan Palestina,” kata juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, seperti dilansir Haaretz pada Rabu, 14 November 2018 waktu setempat.

Abu Zuhri melanjutkan,”Ini merupakan kemenangan politik yang penting bagi Gaza, yang berdiri kukuh melawan agresi Israel, dan berhasil menyebabkan gempa politik di Israel.”

Sedangkan Faksi Islamic Jihad mengeluarkan pernyataan,”Menyambut pengunduran diri Lieberman. Itu merupakan pelajaran bagi siapa saja yang ingin menguji perlawanan di Gaza.”

 

Baca:

Lewat cuitan di Twitter, Faksi Islamic Jihad mengatakan,”Lihat pembantaian antara para pemimpin Israel yang disebabkan oleh konflik Gaza yang gagal. Takdir dari perlawanan adalah kemenangan dan kekalahan bagi musuh.”

Lieberman mengumumkan pengunduran diri beberapa jam setelah kabinet pimpinan PM Benjamin Netanyahu menyepakati gencatan senjata dengan Hamas dan faksi lain di Jalur Gaza. Lieberman menyebut keputusan Netanyahu itu sebagai menyerah kepada teror.

Sistem Iron Dome anti-missile mengantisipasi serangan roket dari Gaza ke Israel di kota Ashkelon, Israel, 27 Oktober 2018. Tentara Israel berhasil mengintersepsi sepuluh roket dalam serangkaian serangan tersebut, sementara yang lainnya jatuh di "area terbuka." REUTERS/Amir Cohen

“Bukan rahasia lagi ada perbedaan pandangan antara Netanyahu dan saya,” kata Lieberman yang menolak kesepakatan gencatan senjata itu dilansir Reuters pada Rabu, 14 November 2018.

 

Baca:

Lieberman menyampaikan pengunduran diri ini dalam jumpa pers. Dia mengatakan tidak pernah mendukung kesepakatan gencatan senjata itu, seperti diumumkan Netanyahu. Sebelumnya, Netanyahu mengatakan kabinet koalisi mendukung keputusannya untuk melakukan gencatan senjata dengan Hamas.  

“Rekan dari Lieberman mengatakan klaim dari kantor PM bahwa dia mendukung gencatan senjata membuatnya marah besar.”

Lieberman mengatakan dia tidak bisa melanjutkan posisinya sebagai menteri Pertahanan setelah keputusan gencatan senjata dibuat. “Saya tidak bisa melihat mata para penduduk di selatan dan keluarga dari tentara yang diculik,” kata dia, yang berasal dari Partai Yisrael Beiteinu.

Keluarnya Lieberman dari koalisi ini membuat pemerintahan Netanyahu hanya menguasai mayoritas tipis kursi di parlemen atau Knesset yaitu 61 kursi dari total 120 kursi. Netanyahu berasal dari Partai Likud.

 

Baca:

Pada Selasa kemarin, yang merupakan hari disepakatinya gencatan senjata, tokoh senior Hamas, Husan Badran, mengatakan,”Jika Netanyahu tertarik mengakhiri putaran ini, dia harus memecat Lieberman, yang tindakan bodohnya menyebabkan eskalasi ini.”

Seperti dilansir ABC News, militer Israel melakukan operasi komando lintas batas ke Jalur Gaza untuk membunuh seorang komandan Hamas. Operasi ini mengalami masalah saat pelaksanaannya dan menyebabkan tujuh orang anggota Hamas dan seorang anggota pasukan komando Israel tewas.

Dalam file foto 23 Juli 2018 ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mendengarkan juru bicaranya David Keyes saat ia membuka rapat kabinet mingguan di kantornya di Yerusalem. (Gali Tibbon / Pool via AP, File)

Keesokan harinya, Hamas membalas serangan Israel tadi dengan menembakkan sekitar 500 roket ke Kota Sderot dan Ashkelon, yang menyebabkan sejumlah rumah hancur dan seorang warga Arab Israel tewas.

Israel membalas serangan rudal ini dengan menggelar serangan udara menyasar sejumlah titik di Jalur Gaza termasuk stasiun televisi Hamas, yang kemudian hancur. Pemimpin Hamas mengatakan akan memperluas serangan roket ke sejumlah kota Israel seperti Beersheba, dan Ahsdod jika serangan udara Israel tidak dihentikan.

PM Netanyahu membela keputusannya melakukan gencatan senjata dengan Hamas, yang prosesnya disponsori Mesir. Dia mengatkan pemimpin harus mendengarkan suara hati rakyat, yang bijak.

“Tapi dalam kondisi krisis, ketika membuat keputusan kritis terkait keamanan, publik tidak bisa selalu menjadi rekan untuk membuat pertimbangan krusial dan ini harus disembunyikan dari musuh,” kata dia.

Netanyahu juga mengatakan Faksi Hamas dan faksi lainnya di Jalur Gaza memohon dilakukannya gencatan senjata. Setelah rapat kabinet Israel selama 7 jam, Netanyahu mengumumkan akan ada ketenangan kecuali tindakan diperlukan. Ini karena kabinet pada Selasa, 13 November 2018 itu masih menghindari penggunaan kata gencatan senjata.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus