Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menjotos pemabuk gaya rusia

Gorbachev, pemimpin rusia berkampanye anti-teler terhadap rakyatnya hingga kejahatan berkurang. kebebasan bersuara semakin luas kecuali soal politik negara. bencana akibat alkohol dapat ditekan. (ln)

4 Oktober 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA sebuah jalan, di depan sebuah toko minuman keras, di Moskow. Barisan orang antre telah dimulai sejak pukul 11 pagi. Hanya sebentar sudah berkelok di ujung jalan sepanjang 100 meter. Tepat pukul 14.00 waktu setempat sesuai dengan ketentuan peraturan baru toko dibuka. Mereka yang antre kebanyakan pria, menunggu sembari membaca koran dan mengobrol. Beberapa orang menggerutu soal harga vodka yang terus naik dan semakin sulit didapat. Kampanye anti-alkohol merupakan lang kah konkret pertama Mikhael Gorbache dari tiga kebijaksanaan baru yang dikeluarkannya segera setelah menjadi orang nomor 1 di negara tirai besi ini, delapan belas bulan lalu. Kampanye anti-"teler", yang dimulai Juni tahun lalu, itulah yang tampak paling berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat yang menenggak 8,5 liter alkohol murni per kapita per tahun ini. Kini, tak lagi bisa ditemui pemabuk berkeliaran di jalan-jalan -- yang merupakan pemandangan umum di berbagai penjuru negeri ini tahun sebelumnya. Tindak kejahatan yang menyangkut orang "teler" menjadi jauh berkurang, di masyarakat yang 40 juta orang dari 275 juta penduduknya, kecanduan alkohol itu. Angka perceraian juga tercatat menurun. "Kecelakaan akibat mabuk alkohol turun 20 persen," tutur Gorbachev, akhir Juli lalu. Dalam era kepemimpinan Gorbachev, masyarakat Soviet memang merasakan banyak perubahan. Tiga kebijaksanaan baru yang diterapkannya: langkah "keterbukaan", kampanye antikorupsi, dan menegakkan disiplin kerja (termasuk di dalamnya perang melawan alkohol) -- langsung berpengaruh pada masyarakat Soviet. Dari ketiga kebijaksanaan itu, langkah untuk keterbukaan atau Glasnost-lah yang paling banyak menarik perhatian. Dengan Glasnost, gaya komunikasi ketat dan kaku ciri era lama menghilang. Kini diskusi bebas berbagai masalah bisa berlangsung, kecuali yang menyangkut sistem politik pemerintah, tentunya. Media cetak banyak memuat keluhan dan aduan masyarakat soal berbagai macam ketidakberesan. Surat-surat pembaca, yang biasanya merupakan surat kaleng kini memakai nama jelas. Masalah kecanduan obat bius, yang dalam era lama ditutup-tutupi, sekarang memenuhi halaman-halaman koran. Sejumlah karya penyair dan pengarang yang dulu dianggap pembangkang kini diterbitkan lagi. Dan sejumlah nama juga telah direhabilitasi. Tahun lalu, harian Soviet skaya Rossiya (Russia Soviet) melakukan investigative reporting, yang berhasil mengungkapkan kasus korupsi seorang wali kota dan seorang anggota Politbiro yang berpengaruh. Sang wali kota dan Viktor Grishin, anggota Politbiro itu, akhirnya dipecat. Di Moskow, 800 orang manajer toko ditahan dalam kasus sama, dalam waktu beberapa bulan saja. Dalam gerakan anti-"teler", Gorbachev tampaknya telah berhasil, padahal pemimpin-pemimpin sebelumnya telah gagal menerapkannya. Bahaya alkohol di Soviet sebelumnya memang cukup parah. Menurut statistik, alkohol di Soviet merupakan penyebab tunggal kematian prematur, kehancuran perkawinan, 16 persen bayi lahir cacat per tahun, dan 80% bertanggung jawab atas kejahatan dengan kekerasan. Setelah berlaku peraturan baru, toko penjual minuman keras berkurang hingga separuh jumlah sebelumnya, dan "penjualan alkohol turun 35 persen dalam waktu 6 bulan," kata Gorbachev bangga. Harga minuman keras cepat meroket. Dalam waktu setahun telah dua kali harganya naik sekitar 25 persen. Tarif minuman keras termurah yang tadinya 6,20 rubel (sekitar Rp 16 ribu), naik menjadi 9,30 rubel atau Rp 24 ribu. Padahal, gaji rata-rata orang Soviet per bulan hanya sekitar 190 rubel. Toh, minuman keras tetap dicari. Waktu libur antrean bisa nencapai 800 meter. Akibat sampingnya tentu ada. Produksi samogonka, arak gelap bikinan rumah, meningkat. Menurut koran Izvestia, sejumlah kematian akibat keracunan terjadi, setelah menenggak samogonka. Dan mudah melacak pembuat arak rumah ini -- kalau ketahuan akan didenda berat -- "karena baunya membuat ayam sekalipun ikut mabuk," tulis Izvestia. Farida Sendjaja, Laporan Robin Siren (Moskow)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus