Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pertama Skotlandia Humza Yousaf marah dengan tuduhan kalau dia punya konflik kepentingan saat memberikan persetujuan mendanai bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. Yousaf menyebut tuduhan itu sebagai fitnah yang keterlaluan dan konspirasi sayap kanan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebelumnya pada November 2023, Pemerintah Skotlandia mendonasikan uang bantuan sebesar GBP 250 ribu (Rp 4,9 miliar) ke badan PBB untuk pengungsi Palestina atau UNRWA. Uang itu dikucurkan sebagai tanggapan terhadap permohonan bantuan darurat di Jalur Gaza yang terkepung.
Surat kabar The Daily Telegraph mewartakan menteri-menteri di Skotlandia dan beberapa pejabat di Pemerintah Skotlandia saat itu merekomendasikan Yousaf agar mengirimkan uang sekitar GBP 100 ribu dan GBP 200 ribu ke UNICEF untuk mendanai program air organisasi itu. Namun saran itu tidak didengarkan Yousaf, dan sebaliknya Yousaf dilaporkan menggelar rapat dengan beberapa delegasi UNRWA lalu mengatakan agar Skotlandia mengucurkan pendanaan GBP 250 ribu (Rp 4,9 miliar) ke lembaga itu.
Semenjak kejadian itu, muncul sejumlah artikel yang menuduh Yousaf mendanai Hamas. Kubu oposisi menuduh Yousaf sudah kelewat batas dengan menuduhnya melanggar kode etik serta punya konflik kepentingan karena mertuanya terjebak dalam perang Gaza ketika itu.
Yousaf menyebut segala tuduhan yang diarahkan padanya fitnah media terhadap dia dan keluarganya. Yousaf menulis di media sosial X bahwa Pemerintah Skotlandia benar memberikan uang bantuan ke Gaza, di mana hal ini sama dilakukan oleh pemerintah di negara-negara Barat karena kondisi kemanusiaan di sana yang tak terbayangkan. Yousaf beralasan pendanaan ke UNRWA adalah cara paling efektif untuk memastikan dana sampai ke tempat yang membutuhkan. Dengan begitu, tak heran banyak negara-negara, termasuk Inggris, memberikan uang bantuan ke UNRWA.
“Saya tidak ada sangkut-paut dengan mertua saya yang tidak bisa keluar dari Gaza. Mereka pada akhirnya bisa keluar dari Gaza karena usaha dari tim penanganan krisis di sana. Mereka keluar lewat cara yang sama dengan warga negara Inggris lainnya. Selain dari pada itu – itu adalah kebohongan dan fitnah,” ujar Yousaf.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: Pesan Ramadan Joe Biden Singgung Kondisi Gaza
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini