Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Menteri Prancis Sebut Trump Bodoh usai Kenakan Tarif Wine Prancis

Menteri pertanian Prancis menyebut Presiden AS Donald Trump bodoh setelah mengatakan akan menaikkan tarif impor wine Prancis.

31 Juli 2019 | 10.30 WIB

Virginie Routis, kepala sommelier (penjaga wine) di Istana Elysee. (The Local France)
Perbesar
Virginie Routis, kepala sommelier (penjaga wine) di Istana Elysee. (The Local France)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri pertanian Prancis menyebut Presiden AS Donald Trump bodoh setelah mengatakan akan menaikkan tarif impor wine Prancis.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

"Tidak masuk akal, dalam hal memiliki debat politik dan ekonomi, untuk mengatakan bahwa jika Anda mengenakan pajak pada GAFA (Google, Amazon, Facebook, Apple), saya akan mengenakan pajak wine. Ini benar-benar bodoh," kata Menteri Pertanian dan Agrikultur Prancis Didier Guillaume mengatakan kepada jaringan berita Prancis BFM TV, dikutip RT.com, 31 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Awal bulan ini, Prancis menjadi ekonomi global besar pertama yang memberlakukan pajak pada empat raksasa digital AS yang beroperasi di Prancis, bertujuan untuk menghilangkan celah fiskal yang memungkinkan mereka untuk membayar lebih besar di negara-negara di mana mereka menghasilkan keuntungan besar, dan membawa lebih banyak keadilan dan efisiensi bagi sistem perpajakan internasional.

Pekan lalu, Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire juga bersikeras bahwa pajak digital dan wine Prancis adalah masalah yang terpisah.

"Adalah kepentingan kami untuk memiliki pajak digital yang adil. Tolong jangan mencampur dua masalah. Pertanyaan kuncinya sekarang adalah bagaimana kita bisa mendapatkan konsensus tentang perpajakan yang adil atas kegiatan digital," kata Le Maire, seperti dikutip oleh Sputnik.

Pajak baru Prancis ditandatangani menjadi undang-undang minggu lalu. Ini akan memengaruhi perusahaan dengan pendapatan global setidaknya US$ 834 juta atau rp 11,7 triliun. Minimal US$ 27 juta(Rp 378 miliar) harus diperoleh di Prancis melalui aktivitas digital seperti iklan, agar pajak dapat diterima.

Menteri Keuangan Prancis juga mencatat bahwa perpajakan adalah solusi sementara yang akan diberlakukan sampai kesepakatan internasional tentang cara mengenakan pajak bagi korporasi digital transnasional tercapai.

Reformasi ini menuai tanggapan keras dari Trump, yang berjanji untuk membalas dengan tindakan timbal balik yang substansial terhadap Presiden Macron, seperti yang ia nyatakan dalam twit-nya pekan lalu.

Ketika ditanya apakah langkah-langkah ini dapat menargetkan anggur Prancis, Trump menjawab bahwa itu "mungkin anggur atau sesuatu yang lain."

"Saya selalu mengatakan anggur Amerika lebih baik daripada anggur Prancis!"

Mendengar hal ini, Guillaume bersikeras bahwa anggur Amerika tidak lebih baik dari anggur Prancis. Trump gagal mengakui potensi konflik kepentingan terkait dengan kemungkinan pajak anggur Prancis, katanya, seperti dikutip dari CBS News.

Pada 2011, Donald Trump membeli salah satu kebun anggur terbesar di Virginia, yang sekarang bernama Trump Winery, dan dapat memanfaatkan tarif yang diusulkan. Harga wine Prancis yang lebih tinggi di AS dapat membantu meningkatkan penjualan wine Amerika, termasuk yang berlabel Trump.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus