Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Mesir, Ahad, 7 Januari 2018, menyampaikan bantahan dan mengkritik laporan New York Times yang menyatakan Negeri Firaun itu menerima pengakuan Amerika Serikat atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Bantahan dan penolakan Mesir tersebut disampaikan secara terbuka," tulis Times of Israel, Ahad.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Palestina menarik duta besarnya dari Amerika Serikat, Husam Zomlot gara-gara keputusan kontroversial soal Yerusalem. AP
New York Times dalam laporannya, Sabtu, 6 Januari 2018, mengatakan ada rekaman seorang pejabat penting Mesir menekan tiga pemimpin redaksi media massa agar memberitakan bahwa Mesir mendukung keputusan Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
"Laporan New York Times tersebut dibantah dan dianggap berita palsu," seperti dilaporkan France24.
Di dalam rekaman tersebut, France24 menulis, berisi pembicaraan antara seorang perwira intelijen Mesir dan tiga jurnalis serta seorang artis terkenal yang berbunyi membujuk masyarakat menerima keputusan Trump.
Perwira intelijen yang diidentifikasi bernama Kapten Ashraf al-Kholil itu membantah bahwa dia menekan para jurnalis.
Ibrahim Abu-Thurayya, dibunuh oleh seorang penembak jitu Israel dalam sebuah aksi demonstrasi mengecam pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, 15 Desember 2017 middleeastmonitor.com
Dia justru melanjutkan penolakannya atas pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Namun para jurnalis dan host pada acara talk show menggiring pemirsa agar menerima pengakuan Amerika Serikat. Pertimbangannya, jika menolak, akan kian banyak jatuh korban rakyat Palestina.
Konflik dengan Israel bukanlah kepentingan terbaik Mesir, sebagaimana disampaikan Al-Kholil dalam rekaman tersebut. "Kami tidak ingin berperang. Kami memiliki piring cukup seperti yang Anda tahu," ucapnya.