Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Israel dilaporkan telah mengaku pada sejumlah pejabat di Amerika Serikat bahwa mereka berada di balik pembunuhan Kolonel Hassan Sayyad Khodaei pada awal pekan ini. Pembunuhan itu disebut untuk menggertak Teheran terhadap operasi lanjutan dari unit rahasia yang diduga menjadi sasaran Iran.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Seorang pejabat intelijen yang tidak mau dipublikasi namanya mengatakan kepada The New York Times pada Rabu, 25 Mei 2022, bahwa para pejabat Israel telah menyampaikan informasi tentang pembunuhan seorang pejabat senior Korps Garda Revolusi Iran (IRGC). Khodaei, ditembak mati di luar rumahnya di Teheran pada Minggu, 22 Mei 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sumber yang dikutip oleh Times itu, juga menyebut pembunuhan pada Khodaei dimaksudkan untuk memperingatkan Iran bahwa IRGC harus menghentikan kegiatannya.
Menurut laporan Times, para pejabat Israel mengklaim Khodaei adalah wakil kepala yang disebut Unit 840, yakni sebuah divisi bayangan dalam Pasukan Quds ekspedisi IRGC yang melakukan penculikan dan pembunuhan tokoh-tokoh di luar Iran, termasuk terhadap orang Israel.
Khodaei secara khusus bertanggung jawab atas operasi Unit 840 di Timur Tengah. Dia diduga terlibat dalam upaya serangan teror terhadap warga sipil Israel, Eropa dan Amerika serta pejabat pemerintah di Kolombia, Kenya, Ethiopia, Uni Emirat Arab, dan Siprus dalam dua tahun terakhir saja.
Iran tidak pernah secara terbuka mengakui keberadaan Unit 840. Iran juga tidak terbuka menyebut kalau Khodaei memainkan peran yang sama sekali berbeda di IRGC.
Khodaei bergabung dengan militer Iran sejak remaja dan secara sukarela mendaftar selama Perang Iran-Irak. Dia lalu berperang melawan kelompok ISIS di Suriah atas nama Pasukan Quds.
Dua orang yang berafiliasi dengan IRGC mengatakan kepada Times bahwa Khodaei kemudian memainkan peran kunci dalam pengerahan drone dan rudal ke milisi yang didukung Iran di Suriah dan ke pejuang Hizbullah di Lebanon. Dia juga menjabat sebagai penasihat taktis untuk milisi yang berbasis di Suriah.
Akan tetapi, mereka mencatat bahwa Khodaei tidak dikenal di luar lingkaran keamanan Iran dan tidak memiliki detail keamanan, yang akan menjadi ciri khas seorang pejabat militer senior.
Saluran Telegram yang berafiliasi dengan unit IRGC menyebut, anggota senior Pasukan Quds di sisi lain biasanya menggunakan nama samaran di negara tempat mereka beroperasi, dan Khodaei menggunakan nama "Kolonel Shekar," yakni kata dalam bahasa Persia untuk pemburu.
Komandan Pasukan Quds Esmail Ghaani menghadiri pemakaman Khodaei pada Selasa, 24 Mei 2022, di mana ini bisa menjadi sebuah indikator lain yang mungkin dari status Khodaei.
Rencana untuk menargetkan Khodaei diduga dimulai setidaknya pada Juli 2021. Pejabat intelijen dan militer Israel mengatakan kepada Times bahwa saat itulah Mossad menculik seorang warga Iran bernama Mansour Rasouli, yang telah direkrut IRGC sebagai pembunuh bayaran. Dikonfirmasi Pejabat Israel, Agen Mossad berusaha mengekstrak informasi dari Rasouli tentang rantai komando di Unit 840.
Pejabat itu mengatakan Israel kemudian membocorkan kisah penculikan itu ke Iran International yang didanai Saudi — saluran berita berbahasa Persia yang berbasis di London — dalam upaya untuk menyoroti kemampuannya untuk menembus lingkaran keamanan Iran dan menakuti Teheran untuk menghentikan operasi Unit 840.
Rasouli membantah akun tersebut dalam sebuah video yang diunggah di media sosial dan BBC. Dia mengklaim penyerangnya telah menyiksanya, mengancam akan membunuhnya dan keluarganya, dan memaksanya untuk mengaku menerima uang dari IRGC untuk melakukan pembunuhan di Eropa.
Media pemerintah Iran menyebut laporan penculikan Rasouli sebagai "kisah fiksi" pada saat itu, tetapi pada Senin kemarin diumumkan bahwa pihak berwenang telah menangkap sejumlah tersangka yang dituduh mata-mata Israel, melakukan penculikan dan penggalian pengakuan paksa dari Iran.
Laporan itu sebenarnya tidak merinci negara mana yang diwakili oleh pejabat intelijen itu, tetapi menurut Ynet, lembaga keamanan Israel yakin sumbernya adalah orang Amerika dan sangat marah dengan kebocoran itu.
Para pejabat Israel mengatakan kepada situs berita Ibrani bahwa mereka menuntut jawaban dari rekan-rekan Amerika mereka, karena laporan New York Times menempatkan tanggung jawab atas pembunuhan itu semata-mata pada Israel dan membebaskan Amerika dari memainkan peran apa pun. Para pejabat menyatakan keprihatinan bahwa laporan itu mungkin mengarah pada lonjakan serangan Iran terhadap sasaran Israel.
Seperti dilansir France24 pada Senin 23 Mei 2022, kedua pelaku menembak Khodaei lima kali saat sedang berada di mobilnya, Kia Pride buatan Iran. Khodaei baru saja pulang dari jalan yang sangat aman menuju parlemen Iran.
Meskipun Garda Revolusi Iran hanya memberikan sedikit detail tentang serangan yang terjadi di siang bolong di jantung ibu kota Iran, namun Garda Revolusi Iran curiga 'kesombongan global,' yang biasanya dirujuk pada Amerika dan Israel, sebagai dalang pembunuhan.
Kantor berita semi-resmi pemerintah Iran Tasnim melaporkan, sosok Khodai merupakan pembela tempat suci. Pernyataan itu merujuk pada personel militer atau penasihat yang menurut Iran berperang untuk melindungi situs-situs Syiah di Irak atau Suriah dari kelompok-kelompok seperti ISIS.
TIMES OF ISRAEL | FRANCE 24 | THE NEW YORK TIMES | REUTERS
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini.