Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
AUSTRALIA
Qantas Ancam Rolls Royce
Perusahaan penerbangan Australia, Qantas, mempertimbangkan akan menggugat Rolls Royce kalau upaya penyelesaian perdata tidak berhasil. Tindakan ini dilakukan setelah Biro Keamanan Transportasi Australia membuktikan bahwa meledaknya mesin Airbus 380 saat pesawat berada di udara Indonesia awal November lalu disebabkan oleh masalah turbin.
Menurut Biro Keamanan Transportasi Australia, terjadi salah pasang komponen yang menyebabkan menipisnya dinding pipa minyak di mesin hingga retak retak. Akibatnya, terjadi kebocoran yang menghasilkan kegagalan mesin. Semua itu, menurut Biro Keamanan Transportasi, berkaitan dengan proses pembuatannya.
Biro ini meminta Rolls Royce "memperhatikan isu keamanan dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk menjamin keamanan operasi penerbangan di pesawat yang dilengkapi dengan mesin seri Rolls Royce Trent 900".
NIGERIA
Dick Cheney Terancam Diadili
Badan antikorupsi Nigeria menyatakan akan mengajukan bekas Wakil Presiden Amerika Serikat Dick Cheney ke pengadilan, pekan lalu. Bersama para pemimpin dan mantan pemimpin perusahaan minyak Halliburton yang bermarkas di Houston, Cheney diduga melakukan penyuapan untuk memuluskan jalan mendapatkan kontrak yang sangat besar.
"Kami mengajukan gugatan terhadap Cheney," kata juru bicara Komisi Kejahatan Finansial dan Ekonomi Nigeria, Femi Babafemi. Jaksa Godwin Obla menyatakan tuntutan terhadap Cheney dan para petinggi Halliburton lain akan diajukan Selasa pekan ini di pengadilan tinggi di Abuja. "Sebagai CEO Halliburton, dia bertanggung jawab atas tindakan yang terjadi pada masa itu," kata Obla.
Cheney adalah kepala eksekutif Halliburton pada 1995 2000, sebelum menjadi wakil presiden pada masa kepemimpinan George W. Bush. Tahun lalu, di Amerika, sebuah unit Halliburton, KBR, dinyatakan bersalah menyuap pejabat Nigeria sebesar US$ 180 juta, sebagai upaya memuluskan kontrak LNG sebesar US$ 6 miliar. Pengacara Cheney di Amerika, Terrence O'Donnell, menyangkal tuduhan terhadap Cheney.
SWEDIA
Pendiri WikiLeaks Terancam ditangkap
Pengadilan Swedia menguatkan perintah penangkapan terhadap pendiri WikiLeaks, Julian Assange. "Pengadilan Tinggi tidak membolehkan adanya banding, sehingga keputusan Pengadilan Banding Svea masih berlaku," kata pejabat Pengadilan Tinggi, Kerstin Norman, Jumat pekan lalu. Assange dituduh melakukan pelecehan seksual, meski dia telah menyangkal. Perintah penangkapan telah dikeluarkan pada 18 November lalu.
Assange sendiri iyakini berada di Inggris. Belakangan, ada kabar dia di Swiss. Juru bicara WikiLeaks, Kristinn Hrafnsson, menyatakan Assange sedang mengerjakan proyek di lokasi rahasia. "Ketika ada orang menyerukan pembunuhan terhadapnya, yang terbaik adalah tetap low profile," katanya.
Sumber dari Badan Kejahatan Terorganisasi Serius Inggris menyatakan pihaknya belum bisa melakukan penangkapan karena masih memerlukan klarifikasi perintah penangkapan Eropa dari jaksa Swedia.
Sebelumnya, agen polisi internasional (Interpol) menempatkan Assange dalam red notice. Assange menjadi perhatian internasional karena WikiLeaks membocorkan lebih dari 200 ribu dokumen rahasia Amerika Serikat, yang membuat para petinggi Washington kebakaran jenggot.
PANTAI GADING
Perbatasan Ditutup
Militer Pantai Gading menutup perbatasan negerinya, Kamis malam pekan lalu. Tindakan ini diambil gara gara muncul ketegangan setelah pengumuman hasil pemilihan presiden pekan lalu. Komisi Pemilu Independen mengumumkan hasil sementara pemilu yang dimenangi calon dari oposisi, Alassane Ouattara.
Namun pengumuman tersebut ditentang pendukung calon lain, Presiden Laurent Gbagbo. Dewan konstitusional negeri itu pun menolak hasil penghitungan komisi pemilu, kemudian menetapkan Gbagbo sebagai pemenang.
"Perbatasan udara, darat, dan laut tertutup untuk semua lalu lintas, baik manusia maupun barang," kata juru bicara militer Pantai Gading, Babri Gohourou. "Perbatasan akan tetap ditutup sampai pengumuman selanjutnya." Militer juga mengumumkan penghentian siaran media asing, termasuk CNN, France 24, dan Radio France International FM.
Kepala Komisi Pemilu Independen Youssouf Bakayoko mengatakan Ouattara memperoleh 54 persen suara, sementara Presiden Gbagbo hanya 46 persen. Para pendukung Presiden Gbagbo tidak menerima hasil penghitungan suara karena mereka yakin ada kecurangan di daerah utara, tempat Ouattara sangat populer, yang juga markas gerakan pemberontak.
PRANCIS
Badai Salju
Hujan salju yang begitu buruk telah menutup kawasan Eropa pekan lalu. Seluruh jalur lalu lintas, baik udara maupun darat, terganggu. Bandar udara di Paris, Praha, dan Frankfurt ditutup selama beberapa hari. Bandara di Jenewa juga baru buka Kamis pekan lalu. Bahkan jalur kereta api sempat terputus sehingga membuat penumpang telantar. Jasa kereta api internasional Eurostar yang menghubungkan London Paris Brussel pun sementara dihentikan.
"Ini benar benar mimpi buruk. Kami harus menunggu beberapa jam di peron yang begitu dingin," kata seorang penumpang kereta, Rebecca Forsey. Ia menunggu kereta di stasiun di Sussex, Inggris bagian tenggara, hingga pagi hari.
Musim dingin yang tak biasa ini bahkan telah menewaskan puluhan orang. Di Polandia saja tercatat 18 orang tewas. Sebagian besar dari mereka adalah gelandangan. Suhu di kawasan Eropa tengah ini mencapai minus 33 derajat Celsius.
MESIR
Oposisi Tolak Pemilu Kedua
Dua partai oposisi Mesir tidak mengikuti pemilu parlemen putaran kedua yang digelar Ahad lalu. Kedua partai itu adalah Wafd dan Ikhwanul Muslimin. Mereka menuduh partai berkuasa melakukan kecurangan. "Partai kami merasa ditipu," kata Essam Shiha, anggota Dewan Tinggi Partai Wafd. Siapa pun yang tetap maju, ia menambahkan, akan maju sebagai calon independen.
Sedangkan Ikhwanul Muslimin mengumumkan menarik semua (27) kandidatnya. "Kami menyerahkan semuanya ke Partai Demokratik Nasional (NDP). Mereka mau melakukan apa pun yang diinginkan, terserah," kata Hesham El Kady, kandidat dari Ikhwanul Muslimin.
Dugaan kecurangan dilihat dari jatuhnya perolehan suara oposisi. Wafd hanya mendapat dua suara di putaran pertama dari 222 kursi yang diperebutkan. Kandidat Ikhwanul Muslimin tidak ada yang menang sama sekali. Padahal, pada pemilu 2005, Ikhwanul Muslimin merebut 88 kursi. "Kotak suara diganti dengan yang palsu," El Kady menuduh.
Purwani Diyah Prabandari (BBC, Al Ahram, AFP, Bloomberg, The Independent)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo