Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Momen

11 Januari 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KOREA UTARA
Uji Coba Mengguncang Dunia

DUA hari menjelang hari ulang tahunnya, pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, mengejutkan dunia dengan uji coba bom hidrogen. Getaran gempa berkekuatan 5,1 skala Richter terasa di Punggye-ri, lokasi tiga kali uji coba nuklir Korea Utara pada 2006, 2009, dan 2013. Uji coba itu berlangsung tepat sebulan setelah Kim Jong-un menyatakan sedang mengembangkan bom hidrogen, yang jauh lebih kuat dibanding bom atom.

Situs berita Guardian melaporkan bahwa stasiun televisi milik Korea Utara menyatakan uji bom hidrogen telah berhasil dilakukan pada 6 Januari pukul 10.00 waktu setempat. "Kami telah berhasil sepenuhnya menguji bom hidrogen pertama kami," kata pembaca berita, seperti dikutip Guardian.

Seluruh dunia, termasuk Indonesia, mengecam uji coba tersebut. Indonesia menilai Korea Utara telah melanggar sejumlah resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dewan Keamanan PBB telah menggelar sidang darurat untuk membahas sanksi tambahan. Kutukan telah dilontarkan bahkan oleh sekutu Korea Utara, Cina.

SURIAH
Pembunuhan Ruqia Hassan

NAMA Ruqia Hassan tiba-tiba mencuat. Lewat nama samaran Nisan Ibrahim, Ruqia rajin mencuit tentang situasi di tempat tinggalnya, Raqqa, Suriah, yang notabene adalah ibu kota kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), sebelum ditangkap ISIS pada Agustus tahun lalu.

Sejak itu, Ruqia tidak diketahui kabar beritanya. Kabar tragis kematiannya terungkap oleh aktivis Raqqa is Being Slaughtered Silently (RBSS). "Keluarganya baru mengetahui tiga hari lalu. ISIS menganggap Ruqia Hassan bersalah karena terlibat dalam aksi mata-mata," ujar Abu Mohammed, aktivis dari RBSS, seperti dilaporkan The Guardian, Rabu pekan lalu.

Sebelum lantang mengobarkan perlawanan terhadap ISIS lewat kata-kata, mahasiswi filsafat Universitas Aleppo itu sempat bergabung dengan oposisi antirezim Presiden Bashar al-Assad. Ketika ISIS menguasai Raqqa, Ruqia menolak meninggalkan kota dan mulai membuat laporan tentang penganiayaan hak asasi manusia di sana.

VENEZUELA
Kebijakan Darurat Ala Maduro

PRESIDEN Venezuela Nicolas Maduro merombak tim ekonominya pada Rabu pekan lalu. Langkah Maduro diambil sehari setelah oposisi untuk pertama kalinya dalam 17 tahun mengendalikan parlemen.

Dia menunjuk Luis Salas, 39 tahun, profesor Bolivarian University of Venezuela, untuk memimpin ekonomi darurat. Di tengah kritik cengkeraman pemerintah dalam mengendalikan ekonomi, Salas adalah penganjur kontrol harga. Dia pernah menyatakan bahwa inflasi digunakan sebagai alat politik untuk menekan pemerintah dan menyalahkan fasisme yang disebut sabotase ekonomi.

"Kita menghadapi kondisi darurat ekonomi baru dan dalam beberapa hari mendatang saya akan mengajukan rencana penyelamatan," kata Maduro, 53 tahun, mantan sopir bus sekaligus menteri luar negeri, seperti dilaporkan Reuters.

Perombakan tersebut menuai ejekan dari oposisi. "Kabinet baru Maduro mengingatkan saya pada saat-saat terakhir kapal Titanic," cuit politikus oposisi Americo De Grazia.

JERMAN
Pelecehan di Malam Tahun Baru

PULUHAN perempuan melaporkan penyerangan seksual di Kota Cologne, Jerman, pada malam pergantian tahun. Ada 106 aduan tercatat, 75 persen di antaranya terkait dengan serangan seksual pada 1 Januari dinihari. Sekitar 90 perempuan diduga dirampok, diancam,atau mengalami pelecehan seksual di luar Katedral Cologne oleh sekelompok anak muda sebagian besar mabuk. Satu pemerkosaan juga dilaporkan.

"Ratusan pemuda terbagi dalam kelompok-kelompok kecil. Mereka mengelilingi sejumlah perempuan muda, lalu meraba-raba atau mencuri dompet dan telepon seluler para perempuan itu," kata Kepala Kepolisian Cologne Wolfgang Albers.

Para korban menggambarkan paras pelaku seperti orang Arab dan Afrika Utara. Hal ini menyebabkan sejumlah pejabat Jerman mengeluarkan ancaman untuk mendeportasi para pelaku. "Siapa saja yang percaya mereka dapat melanggar hukum dan ketertiban harus dihukum, tidak peduli dari mana pun asal mereka," ujar Menteri Kehakiman Heiko Mass kepada kelompok media Jerman, Funke.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus